Kalau setelah lahir bayi tidak kunjung bisa bernapas sendiri, tubuhnya akan perlahan kekurangan oksigen yang dapat mengarah pada kerusakan organ fatal bahkan kematian.
Pemeriksaan bayi baru lahir dalam kondisi khusus

Pada bayi baru lahir dengan kondisi khusus atau memiliki masalah kesehatan tertentu, pemeriksaan dilakukan lebih detail. Selain melakukan resusitasi, APGAR, dan lainnya, bayi dengan kondisi khusus perlu mendapatkan pemeriksaan seperti berikut:
Resusitasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa resusitasi pada bayi baru lahir yang kondisinya kurang baik akan dilanjutkan pada proses pemeriksaan lainnya.
Biasanya resusitasi bayi diperlukan dalam kondisi tertentu, yaitu sebagai berikut.
Lahir dalam kondisi prematur
Bayi prematur biasanya lahir tiga minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran (sebelum 37 minggu). Akibatnya, bayi prematur memiliki berbagai masalah kesehatan yang tidak bisa disepelekan, seperti paru-paru yang belum terbentuk sempurna.
Masalah pernapasan yang sering kali menghampiri bayi prematur adalah distres pernapasan akibat belum berkembang sempurna sulfaktan di paru-paru bayi.
Resusitasi bayi saat lahir prematur menjadi salah satu langkah penyelamatan yang paling utama.
Terlambat lahir
Berbanding terbalik dengan prematuritas, bayi dikatakan terlambat lahir saat persalinan dimulai lewat dari 42 minggu usia kehamilan. Saat bayi terlambat lahir, plasenta yang bertugas memasok nutrisi dan oksigen dari ibu tidak lagi berfungsi seefektif sebelumnya.
Akibatnya muncul berbagai masalah seperti peningkatan risiko selama persalinan akibat pasokan oksigen yang buruk hingga berisiko mengalami aspirasi mekonium.
Aspirasi mekonium adalah kondisi saat bayi bernapas dengan cairan yang mengandung feses pertamanya. Kondisi ini tentu saja bisa menghalangi saluran pernapasannya untuk dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, biasanya resusitasi diperlukan setelah kelahiran.
Proses persalinan yang lama
Persalinan normalnya memakan waktu 12-18 jam. Namun, pada kondisi tertentu proses melahirkan berjalan hingga 24 jam. Umumnya, persalinan macet terjadi pada proses melahirkan bayi besar lewat jalur normal atau posisi bayi sungsang.
Ibu yang memiliki jalur lahir terlalu sempit atau kontraksinya sangat lemah juga berisiko mengalami persalinan lama. Persalinan yang memakan waktu terlalu lama bisa membahayakan janin.
Berbagai risiko seperti kadar oksigen yang rendah untuk bayi, irama jantung bayi yang tidak normal, cairan ketuban yang terkontaminasi zat-zat berbahaya, dan infeksi uterus bisa saja terjadi.
Itu kenapa bayi bisa lahir dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Resusitasi bayi menjadi salah satu cara penyelamatan untuk menormalkan kondisi bayi.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Anda dan bayi akan dipulangkan dan istirahat di rumah. Untuk orangtua, sangat penting menjadikan rumah aman untuk anak terutama ketika anak sudah bisa bergerak aktif.
Tes pendengaran
Mengutip dari Baby First Test, pemeriksaan pendengaran pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu dengan Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response (ABR).
Otoacoustic Emissions (OAEs) adalah tes yang digunakan untuk menentukan apakah bagian telinga bayi merespon suara. Cara pengujian ini adalah memakai earphone dan mikrofon kecil yang ditempatkan di telinga bayi, kemudian diputar suara.
Bila pendengaran bayi normal, gema dari suara dipantulkan kembali ke saluran telinga dan diukur lewat mikrofon. Bila tidak ada gema yang terdeteksi, itu bisa menunjukkan gangguan pendengaran pada bayi.
Auditory Brainstem Response (ABR) adalah tes untuk melihat respon otak terhadap suara. Caranya masih sama, dengan menggunakan earphone kecil yang ditempatkan di telinga.
Sebuah alat diletakkan sepanjang kepala bayi untuk mendeteksi respon otak terhadap suara. Jika otak bayi tidak merespon suara secara konsisten, kemungkinan bayi mengalami masalah pendengaran.
Kedua pemeriksaan bayi baru lahir ini biasanya berlangsung selama 10 menit.
Pemeriksaan bilirubin
Tes ini dilakukan untuk mengecek kadar bilirubin pada bayi melalui tes darah atau menggunakan light meter, yang bisa mendeteksi billirubin melalui kulit.
Selain itu, si kecil juga melakukan imunisasi hepatitis B yang dilakukan 12 jam setelah dilahirkan.
Hipotiroid kongenital
Mengapa pemeriksaan ini penting untuk bayi baru lahir? DIkutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) skrining hipotiroid kongenital untuk mendeteksi dini adanya hipotiroid bawaan.
Hipotiroid yang tidak diobati sejak dini bisa mengalami gangguan perkembangan otak (retardasi mental) yang berat. Penyakit ini biasanya baru dikenali setelah timbul gejala atau wujudnya setelah anak berusia kurang lebih satu tahun.
Skrining hipotiroid kongenital paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam atau sebelum bayi pulang bersama orangtua dari rumah sakit.
Ketika masih di rumah sakit dan bayi sedang belajar menyusu, Anda perlu mengetahui cara menyendawakan bayi agar udara di dalam perut si kecil bisa keluar.
Pemeriksaan penglihatan
Bila bayi lahir prematur, perlu pemeriksaan mata untuk mendeteksi retinopathy of prematurity (ROP).
Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit ini sering terjadi pada bayi prematur dan salah satu penyebab kebutaan bayi dan anak.
Pemeriksaan ROP dilakukan pada bayi baru lahir dengan berat kurang dari 1500 gram atau masa kehamilan kurang dari 34 minggu.
Selain itu juga perlu pemeriksaan pada bayi baru lahir dengan risiko kelainan jantung bawaan, gangguan napas, asfiksia, perdarahan di otak, dan gangguan pertumbuhan janin di dalam rahim.
Tempat dan biaya pemeriksaan bayi baru lahir

Tes skrining bisa dilakukan oleh pihak laboratorium di rumah sakit tempat bayi dilahirkan. Anda bisa membawa si kecil ke laboratorium yang menyediakan pemeriksaan bayi baru lahir.
Biaya untuk skrining kesehatan bayi cenderung terjangkau. Bahkan, beberapa rumah sakit telah memasukkan tes ini sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan anak.
Karena itu, sebelum Anda melahirkan sebaiknya cek dulu apakah rumah sakit atau klinik bersalin Anda menyediakan fasilitas skrining.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar