backup og meta

Rifampisin (Rifampicin)

Rifampisin (Rifampicin)

Rifampisin (rifampicin) adalah obat yang termasuk dalam kelompok rifamycin. Obat ini digunakan untuk mengatasi beragam infeksi, termasuk lepra dan tuberkulosis

Golongan obat: anti-infeksi khusus, antilepra, antibiotik

Merek dagang rifampisin: Rifampicin, TB RIF, Rifastar, Merimac 450

Apa itu obat rifampisin?

Rifampisin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti tuberkulosis, penyakit kusta, penyakit legionnaires, brucellosis, dan infeksi stafilokokus serius. 

Obat ini juga bisa diberikan kepada “carrier”, yaitu orang-orang yang mungkin terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala infeksi Haemophilus influenzae (penyebab flu) dan Neisseria meningitidis (penyebab meningitis).

Sediaan dan dosis rifampisin

Rifampisin tersedia dalam bentuk tablet. Berikut dosis rifampisin menurut indikasi dan kelompok usia.

Tuberkulosis (TBC)

  • Dewasa: 450 mg per hari untuk pasien dengan berat badan (BB) kurang dari 50 kg; 600 mg per hari untuk pasien dengan BB 50 kg atau lebih. Obat ini diminum bersama obat-obatan antituberkulosis lainnya.
  • Anak-anak di atas 3 bulan: rekomendasi dosis harian sebesar 10–20 mg/kg berat badan, maksimum 600 mg.

Kusta

  • Dewasa: 450 mg per hari untuk pasien dengan berat badan (BB) kurang dari 50 kg; 600 mg per hari untuk pasien dengan BB 50 kg atau lebih. Dosis tunggal 600 mg per bulan juga bisa diberikan.
  • Anak-anak di atas 10 tahun: untuk kusta pausibasiler, rifampisin diberikan bersama dapson selama 6 bulan; untuk kusta multibasiler, rifampisin diberikan bersama dapson dan klofazimin selama 12 bulan. Rekomendasi dosis sebesar 450 mg satu kali sebulan.
  • Anak-anak di bawah 10 tahun: dengan kombinasi yang sama seperti di atas, rekomendasi dosis sebesar 10–20 mg/kg berat badan satu kali sebulan.

Penyakit legionnaires, brucellosis, dan infeksi stafilokokus serius

  • Dewasa: 600–1.200 mg per hari yang dibagi menjadi 2–4 dosis bersama obat anti-infeksi lainnya.

Pencegahan meningitis

  • Dewasa: 600 mg 2 kali sehari selama 2 hari.
  • Anak 1 bulan atau lebih: 10 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 2 hari.
  • Bayi di bawah 1 bulan: 5 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 2 hari. Dosis anak tidak boleh lebih dari 600 mg per dosis.

Pencegahan infeksi Haemophilus influenzae

  • Dewasa dan anak di atas 1 bulan: orang yang tinggal serumah dengan pasien diberikan rifampisin sebanyak 20 mg/kg berat badan, satu kali selama 4 hari. Dosis maksimum 600 mg per dosis.
  • Bayi di bawah 1 bulan: 10 mg/kg berat badan satu kali sehari selama 4 hari.
  • Lansia: dosis mungkin lebih rendah sesuai anjuran dokter.

Aturan pakai rifampisin

efek samping obat TBC

Rifampicin berbentuk kapsul yang dikonsumsi hanya melalui mulut. Obat ini harus diminum dengan segelas penuh air pada saat perut kosong, satu jam sebelum atau dua jam setelah makan. 

Jika perut terasa nyeri atau tidak nyaman setelah Anda meminum rifampisin, konsumsilah obat ini bersama makanan.

Obat antasida juga bisa membantu meringankan sakit perut, tapi berikan jarak sekitar satu jam sebelum meminum rifampisin.

Minumlah obat ini persis seperti yang dianjurkan. Jangan mengambil lebih atau kurang dari dosis yang dianjurkan atau meminumnya lebih sering daripada yang telah dokter sarankan.

Bila Anda lupa meminum obat rifampisin, segeralah minum begitu Anda mengingatnya. Kecuali sudah waktunya Anda mengonsumsi dosis selanjutnya. Jangan meminum dua dosis obat untuk mengganti dosis yang Anda lewatkan.

Jika Anda menggunakan rifampisin untuk mengobati TBC, Anda perlu rutin meminum obat ini selama beberapa bulan atau lebih. Lanjutkan penggunaan obat sesuai masa pakai yang tertera pada resep bahkan jika Anda merasa lebih baik.

Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa anjuran dokter. Menghentikan dosis obat ini terlalu dini berisiko menyebabkan bakteri menjadi kebal obat (resisten) dan semakin sulit untuk ditangani.

Efek samping rifampisin

Rifampicin dapat menyebabkan efek samping. Beberapa efek umum obat anti-TBC seperti perubahan warna keringat, dahak, air mata, dan urine menjadi merah atau keunguan tidaklah berbahaya.

Selain itu, efek samping lain yang mungkin muncul yakni:

  • gatal-gatal,
  • kulit memerah dan panas,
  • sakit kepala atau pusing,
  • mengantuk,
  • menurunnya koordinasi tubuh dan konsentrasi,
  • linglung,
  • perubahan perilaku,
  • lemah otot,
  • nyeri di lengan, tangan, telapak kaki, atau kaki,
  • heartburn (sensasi hangat dan terbakar tidak nyaman di dada),
  • kram perut,
  • diare,
  • perut kembung,
  • periode menstruasi yang menyakitkan atau tidak teratur, serta
  • gangguan penglihatan.

Ada pula risiko munculnya reaksi alergi setelah pemakaian rifampisin. Segera kunjungi dokter bila Anda mengalami:

  • ruam,
  • gatal-gatal,
  • demam,
  • mual dan muntah, serta
  • pembengkakan pada mata, wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan.

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai rifampisin

Sebelum menggunakan rifampisin, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.

  • Alergi terhadap rifampisin atau bahan-bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
  • Mengalami penyakit kuning (jaundice).
  • Sedang mengonsumsi saquinavir, ritonavir, atau isoniazid.
  • Pernah mengalami gangguan pada hati.
  • Memiliki gangguan ginjal dan mengonsumsi lebih dari 600 mg rifampisin per hari.
  • Memiliki kelainan genetik atau bawaan pada hemoglobin yang disebut porfiria.
  • Mengidap diabetes. Rifampisin mungkin membuat diabetes lebih sulit dikontrol.
  • Mengalami kekurangan gizi, kekurangan vitamin K, terlalu kurus, atau berusia lanjut.
  • Menggunakan lensa kontak. Obat ini bisa menimbulkan noda permanen pada lensa kontak.

Jika Anda tidak dapat memastikan apakah Anda memiliki kondisi di atas, konsultasikan kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Apakah rifampicin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Menurut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil oleh US Food and Drug Administration (US FDA), rifampicin termasuk ke dalam golongan c. Artinya, studi pada hewan menunjukkan adanya risiko terhadap ibu atau janin.

Mengutip selebaran informasi pasien dari Electronic Medicines Compendium (EMC), rifampisin memang sebaiknya tidak diberikan kepada ibu hamil.

Obat ini bisa memengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan komplikasi pascapersalinan.

Interaksi rifampisin dengan obat lain

sebelum vaksin boleh minum obat darah tinggi

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa jenis obat yang berpotensi berinteraksi dengan rifampicin antara lain.

  • warfarin,
  • prednisolon,
  • siklosporin,
  • takrolimus,
  • digoksin,
  • bisoprolol,
  • klorpropamid,
  • fenitoin,
  • morfin,
  • diazepam,
  • antasida yang mengandung aluminium (berikan jarak satu jam), serta
  • beberapa jenis obat antivirus seperti saquinavir dan ritonavir.

Rifampisin merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam infeksi.

Guna mengoptimalkan manfaat obat dan mencegah efek samping, pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat medis Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rifampicin: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. (2021). Retrieved 23 December 2021, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rifampicin?mtype=generic

Rifampin (Oral Route) Description and Brand Names – Mayo Clinic . (2021). Retrieved 23 December 2021, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/rifampin-oral-route/description/drg-20065839

Rifampin (Oral Route) Proper Use – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 6 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/rifampin-oral-route/proper-use/drg-20065839

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Antibiotik: Penggolongan hingga Cara Kerja

"Minum Antibiotik Harus Sampai Habis", Anjuran Minum Obat yang Sudah Basi


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan