Isoniazid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC/TB). Dalam pengobatan tuberkulosis, obat ini dikonsumsi bersama obat antituberkulosis lain seperti rifampisin atau pirazinamid.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Isoniazid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC/TB). Dalam pengobatan tuberkulosis, obat ini dikonsumsi bersama obat antituberkulosis lain seperti rifampisin atau pirazinamid.
Golongan obat: anti-infeksi khusus, antituberkulosis
Merek dagang isoniazid: Isoniazid generik, INH-CIBA 300, KAPEDOXIN
Isoniazid adalah obat yang termasuk dalam kelompok agen antituberkulosis. Kelompok obat-obatan ini bekerja dengan cara mematikan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi serius yang mudah menular ke orang lain. Infeksi TBC yang berlanjut juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, mata, sistem saraf, hingga otak. Kondisi ini disebut TB ekstra paru.
Isoniazid juga berguna untuk mengatasi tuberkulosis pada paru-paru maupun organ lain. Namun, pasien TBC membutuhkan pengobatan yang menyeluruh dan efektif guna menyembuhkan infeksi hingga tuntas.
Selain mengobati TBC itu sendiri, isoniazid juga diberikan pada orang yang melakukan kontak erat dengan pengidap TBC, orang dengan HIV, atau orang yang mengalami fibrosis paru.
Isoniazid di Indonesia rata-rata berbentuk sediaan tablet kombinasi dengan zat aktif lain, seperti dikombinasi dengan vitamin B6, pirazinamid dengan etambutol, atau pirazinamid tanpa etambutol. Berikut dosisnya menurut kelompok usia.
Minumlah isoniazid dengan segelas air putih ketika perut kosong, yakni setidaknya 30 menit sebelum makan atau dua jam setelah makan. Hal ini akan membantu penyerapan obat yang Anda konsumsi.
Minumlah obat ini persis seperti anjuran dokter. Jangan mengambil lebih atau kurang dari anjuran dosis atau meminumnya lebih sering daripada yang telah dokter sarankan.
Apabila Anda lupa meminum obat TBC, segeralah minum begitu Anda ingat, kecuali sudah waktunya Anda mengonsumsi dosis selanjutnya. Jangan meminum dua dosis obat untuk mengganti dosis yang Anda lewatkan.
Anda harus meminum isoniazid secara rutin selama kurun waktu yang ditentukan. Lanjutkan penggunaan obat sesuai masa pakai yang tertera pada resep bahkan jika Anda merasa lebih baik.
Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa anjuran dokter. Menghentikan dosis obat ini terlalu dini berisiko menyebabkan bakteri menjadi kebal obat (resisten) dan semakin sulit untuk ditangani.
Selama Anda mengonsumsi obat ini, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi suplemen vitamin B6. Minumlah suplemen sesuai dosis yang dokter berikan pada catatan resep.
Anda juga harus menghindari makanan tinggi tiramin (keju, minuman anggur, dan makanan yang diawetkan) serta histamin (ikan laut dan kerang). Isoniazid dapat memperburuk efek tiramin dan histamin di dalam tubuh yang ditandai dengan:
Obat antituberkulosis bisa menimbulkan efek samping, tetapi tidak semua orang akan mengalaminya.
Anda sebaiknya mengunjungi dokter bila mengalami efek samping obat anti-TBC sebagai berikut.
Efek samping lain yang kurang umum yakni sembelit, diare, mulut kering, pusing, dan menggigil.
Ada pula risiko munculnya reaksi alergi yang harus ditangani dengan segera, seperti:
Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Sebelum menggunakan isoniazid, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.
Jika Anda tidak dapat memastikan apakah Anda memiliki kondisi tersebut, konsultasikan kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil oleh US Food and Drug Administration (US FDA), isoniazid termasuk ke dalam golongan c. Artinya, studi pada hewan menunjukkan adanya efek terhadap ibu atau janin.
Namun, ibu hamil yang terinfeksi TBC boleh mengonsumsi obat ini bila manfaatnya lebih besar dari risikonya. Obat TBC dapat menembus plasenta. Jadi, ibu hamil yang mengonsumsinya harus mendapatkan pengawasan ekstra oleh dokter.
Isoniazid dapat memasuki air susu ibu (ASI). Akan tetapi, kontaminasi dalam jumlah kecil tidak berbahaya bagi bayi. Ibu dapat menyusui seperti biasa kecuali dokter menyarankan sebaliknya.
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa jenis obat yang berpotensi berinteraksi dengan isoniazid antara lain:
Isoniazid mungkin juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan atau zat lain, termasuk obat-obatan tanpa resep.
Isoniazid merupakan obat untuk mengatasi tuberkulosis. Sebelum mengonsumsi obat ini, pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat medis Anda untuk meminimalisasi risiko efek sampingnya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar