Menghindari sinar matahari dapat menjadi suatu hal yang penting untuk kesehatan sebagian orang, salah satunya yaitu penderita porfiria akut. Kondisi ini sangat jarang terjadi, tetapi bisa memiliki dampat yang sangat besar bagi penderitanya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc. · Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital
Menghindari sinar matahari dapat menjadi suatu hal yang penting untuk kesehatan sebagian orang, salah satunya yaitu penderita porfiria akut. Kondisi ini sangat jarang terjadi, tetapi bisa memiliki dampat yang sangat besar bagi penderitanya.
Porphyria, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan porfiria, adalah kelainan darah langka. Kondisi ini biasanya diturunkan.
Artinya, kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan dari orangtua ke anak.
Porphyria terjadi ketika sel dalam tubuh gagal mengubah bahan kimia, yakni porfirin dan prekursor porfirin, menjadi heme.
Heme adalah zat pemberi warna merah pada darah, yang mengandung zat besi dan sangat penting bagi organ-organ di dalam tubuh.
Untuk menghasilkan heme, tubuh perlu melalui beberapa langkah. Namun, pada orang dengan porfiria, tubuh kekurangan beberapa enzim tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses ini.
Akibatnya, porfirin dan prekursor porfirin akan terkumpul pada jaringan dan darah. Penumpukan kedua bahan kimia tersebut di bagian tubuh tertentu akan menyebabkan porfiria.
Bagian tubuh yang terdampak menentukan jenis porphyria yang dialami. Ada dua jenis porfiria, yaitu sebagai berikut.
Porfiria akut umumnya menyerang sistem saraf. Namun, dua dari empat jenis porphyria akut juga dapat menyerang kulit.
Pada kondisi ini, porfirin atau prekursor porfirin menumpuk di hati. Berikut jenis-jenis porfiria akut.
Porfiria ini hanya menyerang kulit dan menyebabkan gejala kronis (menahun). Berikut empat jenis porphyria kulit.
Jumlah kasus porphyria tidak diketahui secara jelas. Namun, diperkirakan kondisi ini terjadi pada satu hingga 500 dari setiap 50.000 orang. Angka ini berbeda-beda di seluruh dunia.
Penyakit ini bisa menyerang sistem saraf, kulit, maupun keduanya, tergantung dari jenis yang dialami. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada dua jenis porfiria.
Gejala dari masing-masing jenisnya pun berbeda tergantung tingkat keparahannya. Beberapa orang bahkan dapat menderita porfiria tanpa mengalami gejala apapun.
Berikut adalah gejala porfiria berdasarkan jenisnya.
Porfiria akut umumnya menyerang sistem saraf dan bisa mengancam jiwa jika tidak segera mendapatkan pertolongan medis.
Gejala dari penyakit jenis ini bisa berlangsung dalam hitungan hari sampai minggu dan biasanya akan membaik secara perlahan.
Tanda dan gejala porphyria meliputi berikut ini.
Porfiria kutaneus menyerang jaringan kulit umumnya dipicu karena sensitivitas berlebihan terhadap sinar matahari.
Bahkan beberapa orang juga menjadi sensitif terhadap cahaya buatan, misalnya lampu ruangan. Oleh karena hal tersebut, berikut ini adalah gejala porphyria kutaneus.
Gejala biasanya pertama kali muncul pada usia dini yang ditandai dengan kulit melepuh dan gosong terbakar parah setelah hanya beberapa menit terpapar matahari.
Wajah dan kulit yang terkena sinar matahari barang sebentar saja akan cepat mengering dan menampakkan bintik-bintik kemerahan.
Satu-satunya cara mencegah agar gejala penyakit ini tidak muncul adalah dengan melindungi tubuh sebaik mungkin dari paparan sinar matahari.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Diagnosis dan perawatan dini dapat menghentikan kondisi ini memburuk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya.
Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Semua jenis porphyria merupakan akibat dari masalah dalam produksi heme. Produksi heme, yang terjadi di sumsum tulang dan hati, melibatkan delapan enzim berbeda.
Kekurangan enzim tertentu dapat menyebabkan kegagalan pembentukan heme, sehingga mengakibatkan porfiria. Jenis enzim tersebut menentukan jenis porfiria apa yang dialami.
Melansir dari Mayo Clinic, porfiria umumnya adalah penyakit genetik. Porfiria dapat diturunkan melalui cara sebagai berikut.
Meski begitu, anak yang menerima gen yang rusak dari orangtuanya belum tentu akan mengalami gejala porfiria. Anak bisa hanya menjadi carrier yang mungkin akan menurunkan gen tersebut kepada keturunannya.
Selain sebagai penyakit keturunan, porfiria juga dapat terjadi dengan sendirinya. Ini umumnya terjadi pada penderita porphyria cutanea tarda.
Pada profiria jenis ini, meski faktor kekurangan enzim mungkin diturunkan dari orangtua, ini juga dapat disebabkan oleh sejumlah faktor pemicu.
Faktor pemicu yang berpotensi membuat Anda terkena kondisi ini adalah sebagai berikut.
Apabila dokter menduga Anda memiliki kondisi ini, pemeriksaan fisik dan beberapa tes akan dianjurkan oleh dokter.
Beberapa tes yang mungkin akan Anda jalani untuk mengdiagnosis porfiria adalah sebagai berikut.
Apabila Anda memiliki jenis akut, tes urine dapat menunjukkan peningkatan kadar dua zat, yaitu porphobilinogen dan delta-aminolevulinic acids, serta porfirin lain.
Apabila Anda memiliki cutaneous porphyria, tes darah dapat menunjukkan peningkatan kadar porfirin pada plasma darah Anda.
Analisis sampel feses dapat menunjukkan peningkatan kadar porfirin yang mungkin tidak terdeteksi pada sampel urine. Tes ini dapat membantu dokter menentukan jenis spesifik porphyria yang Anda alami.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan porfiria yang dapat disesuaikan dengan tingkat sakitnya, yaitu sebagai berikut.
Perawatan untuk porfiria akut berfokus pada penanganan langsung gejala dan mencegah komplikasi. Anda mungkin perlu menjalani rawat inap pada kasus yang serius.
Perawatan porphyria akut adalah sebagai berikut.
Perawatan untuk porphyria kutaneus berfokus untuk mengurangi paparan sinar matahari dan jumlah porfirin pada tubuh untuk meredakan gejala, hal ini dapat meliputi sebagai berikut.
Pengambilan darah (flebotomi) dari salah satu pembuluh darah mengurangi zat besi pada tubuh, yang bertujuan mengurangi porfirin.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat untuk malaria, hydroxychloroquine (Plaquenil), atau lebih jarang, chloroquine (Aralen), dapat menyerap kelebihan porfirin dan membantu tubuh lebih cepat mengeluarkannya.
Perawatan jangka panjang untuk cutaneous porphyrias dapat meliputi dosis harian beta karoten. Beta karoten dapat meningkatkan toleransi kulit terhadap sinar matahari.
Pemicu, seperti obat-obatan tertentu atau terlalu banyak paparan sinar matahari yang memicu penyakit, harus dikurangi atau dihindari jika memungkinkan, sesuai anjuran dari dokter.
Suplemen mungkin direkomendasikan untuk menggantikan kekurangan Vitamin D yang disebabkan akibat menghindari sinar matahari.
Sayangnya, porphyria tidak dapat dicegah. Namun, gejala dapat dikurangi dengan menghindari atau mengurangi pemicu.
Faktor yang harus dijauhi untuk mencegah penyakit ini meliputi:
Mencegah gejala porfiria kutaneus terfokus pada mengurangi paparan sinar matahari yang dapt dilakukan dengan tips berikut ini.
Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.
Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar