backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Proses Fermentasi Makanan dan Produknya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 13/08/2021

Mengenal Proses Fermentasi Makanan dan Produknya

Definisi makanan fermentasi

Fermentasi adalah proses alami ketika mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat, seperti pati dan gula, menjadi alkohol atau asam. 

Alkohol atau asam berperan sebagai pengawet alami dan menghasilkan rasa yang berbeda pada makanan fermentasi. Proses fermentasi makanan biasanya mengembangkan bakteri baik yang disebut sebagai probiotik

Bakteri baik yang satu ini telah terbukti memiliki manfaat yang besar bagi tubuh, mulai dari meningkatkan sistem imun hingga baik untuk pencernaan.

Ada banyak produk yang bisa difermentasikan, seperti: 

Proses fermentasi makanan

Makanan fermentasi telah ada sejak zaman dahulu dan digunakan agar rasanya menjadi enak atau lebih awet disimpan. Bahkan, makanan yang diawetkan ini juga menawarkan segudang kebaikan bagi kesehatan. 

Agar lebih tahu, kenali bagaimana proses fermentasi makanan, terutama pada bahan makanan tempe yang cukup populer dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Proses fermentasi tempe

Tempe merupakan salah satu olahan kedelai yang dibuat melalui proses fermentasi. Sebelum bisa dihidangkan atau dimakan, kedelai sebagai bahan baku tempe harus melewati proses yang melibatkan jamur Rhizopus sp.

Kehadiran jamur ini bertujuan memadatkan kacang kedelai hingga membentuk tempe. Selama proses fermentasi makanan berlangsung, jamur akan tumbuh pada permukaan. 

Dengan begitu, jamur bisa menembus ke dalam kedelai, sehingga biji kedelai satu sama lain akan menyatu dan menjadi tempe yang bisa disantap. 

Proses fermentasi kedelai menjadi tempe ternyata membantu menambah kandungan gizi di dalamnya. Selain itu, rasa kacang dari kedelai akan hilang digantikan rasa tempe yang khas. 

Jadi, inti dari proses fermentasi makanan merupakan menambahkan jamur guna menambah zat gizi atau mengubah rasa makanan atau minuman menjadi lezat.

Manfaat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebanyakan hasil dari proses fermentasi makanan menawarkan manfaat bagi kesehatan tubuh. 

Di bawah ini beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh dari makanan dan minuman fermentasi. 

1. Melancarkan sistem pencernaan

Salah satu manfaat dari proses fermentasi makanan yakni membantu melancarkan sistem pencernaan

Bagaimana tidak, probiotik yang dihasilkan selama fermentasi dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik pada usus. Hal ini tentu dapat mengurangi beberapa masalah pencernaan, seperti sindrom iritasi usus. 

Dilansir dari Harvard Health, beberapa jenis probiotik terbukti dapat meringankan gejala IBS, seperti diare dan perut kembung

Oleh sebab itu, makanan fermentasi seperti yogurt sering dimasukkan ke dalam pola makan pasien yang mengalami masalah usus. 

2. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Selain melancarkan pencernaan, hasil dari proses fermentasi makanan ternyata juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Alasannya pun tak lain tak bukan berkat probiotik di dalam makanan fermentasi. Saluran usus sebenarnya mengandung banyak bakteri dengan jenis yang berbeda. 

Salah satu jenis bakteri tersebut yakni Lactobacillus rhamnosus yang dapat menyeimbangkan lingkungan pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh. 

Terlebih banyak makanan fermentasi memiliki kandungan vitamin C, sehingga tidak heran bila makanan yang diawetkan ini dipercaya dapat memperkuat sistem imun.

3. Meningkatkan suasana hati

Tahukah Anda bahwa konsumsi makanan fermentasi yang kaya akan probiotik ternyata bisa meningkatkan suasana hatiTemuan ini dibuktikan melalui penelitian dari Journal of neurogastroenterology and motility

Studi yang mengujicobakan hewan ini melaporkan bahwa strain probiotik Lactobacillus helveticus dan Bifidobacterium longum meringankan gejala depresi. 

Kedua jenis probiotik ini bisa Anda jumpai pada makanan fermentasi. Namun, para ahli masih perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah efeknya sama terhadap manusia. 

4. Membantu mencerna makanan

Bakteri baik yang berasal dari fermentasi makanan ternyata membantu tubuh memecah karbohidrat kompleks yang dimakan. 

Mikrobiota usus memang sangat banyak, sehingga tubuh membutuhkan banyak kandungan serat larut dari makanan, seperti kacang-kacangan, dan jeruk. 

Sementara itu, serat tidak larut yang bisa dijumpai di biji-bijian memang berkhasiat bagi tubuh. Sayangnya, jenis serat ini tidak mudah difermentasi, sehingga tidak terlalu berkontribusi terhadap keanekaragaman bakteri usus. 

5. Membantu menurunkan berat badan

Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, konsumsi makanan fermentasi mungkin bisa menjadi solusi. 

Dilansir dari The British journal of nutrition, jenis probiotik tertentu, yakni Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus gasseri dapat menurunkan berat badan. 

Bahkan, kedua probiotik yang dihasilkan dari proses fermentasi makanan ini diduga bisa mengurangi lemak pada perut. Namun, penelitian lanjutan masih dibutuhkan guna memastikan temuan ini.

Risiko konsumsi makanan fermentasi

Umumnya, makanan yang telah melewati proses fermentasi dianggap aman dikonsumsi. Akan tetapi, beberapa orang mungkin akan mengalami efek samping produk fermentasi akibat probiotik, seperti: 

  • reaksi alergi, seperti gatal, ruam kulit, hingga sulit bernapas, 
  • infeksi pada penderita penyakit autoimun,
  • masalah pencernaan, termasuk mual, muntah, dan perut kembung, hingga
  • komplikasi akibat penggunaan obat-obatan tertentu. 

Gejala yang disebutkan di atas mungkin dapat memburuk usai memakan makanan fermentasi yang kaya serat, seperti kimchi atau sauerkraut. 

Selain itu, beberapa produk mungkin mengandung gula tambahan, garam, serta lemak yang tinggi. Itu sebabnya, penting membaca label informasi nilai gizi untuk memastikan apakah Anda memilih makanan yang tepat. 

Jika mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat untuk Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 13/08/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan