Selain itu, tempe rentan terkontaminasi bakteri Salmonella yang menyebabkan keracunan makanan salmonellosis dengan gejala:
- diare,
- sakit perut,
- mual dan muntah,
- menggigil,
- sakit kepala,
- BAB berdarah, dan
- demam.
5. Infeksi dari probiotik
Efek samping makanan fermentasi bisa memicu infeksi berbahaya probiotik pada beberapa orang dengan gangguan sistem imun.
Studi terbitan BMJ Case Report (2017) menemukan bahwa ada seseorang pasien diabetes tipe 2 memiliki nanah di liver akibat mengonsumsi probiotik Lactobacillus paracasei.
Diabetes membuat kekebalan tubuh seseorang melemah sehingga lebih rentan terkena infeksi, bahkan dari bakteri baik sekalipun.
Makanan tinggi probiotik juga memungkinkan memicu infeksi serius, seperti pneumonia, sepsis, dan endokarditis.
6. Resistensi antibiotik
Probiotik memang menyehatkan saluran pencernaan. Namun, efek samping makanan fermentasi mengganggu fungsi obat antibiotik yang sedang dikonsumsi.
Bakteri baik ternyata memiliki gen yang sama dengan resistensi obat antibiotik.
Kondisi resistensi antibiotik muncul akibat bakteri penyebab penyakit justru berkembang lebih kuat. Akibatnya, obat antibiotik tak lagi mampu membunuh bakteri tersebut.
Gen resistensi antibiotik yang paling sering muncul dari makanan fermentasi adalah resistensi eritromisin dan tetrasiklin.
Beberapa strain Lactobacillus dari fermentasi asam laktat pada kefir bisa menyebabkan resistensi terhadap banyak jenis antibiotik, seperti ampisilin, penisilin, dan tetrasiklin.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar