backup og meta

5 Manfaat Daun Kucai untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Kanker

5 Manfaat Daun Kucai untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Kanker

Kucai adalah tanaman herbal yang masuk dalam keluarga bawang (allium). Masyarakat Indonesia mengenal tanaman ini dengan sebutan daun kucai atau bawang kucai. Kucai ternyata menyimpan banyak manfaat kesehatan, salah satunya membantu melawan sel kanker. Benarkah? Berikut kandungan gizi, manfaat, dan khasiat daun kucai untuk kesehatan.

Kandungan nutrisi dalam daun kucai

Daun kucai memiliki nama latin Allium tuberosum. Biasanya, masyarakat menggunakan kucai sebagai pelengkap (garnish) pada bubur ayam atau campuran isi lumpia.

Tidak hanya lezat dan menyegarkan, kucai juga memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk kesehatan, berkat kandungan gizinya.

Berdasarkan keterangan dari Data Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram daun kucai memiliki kandungan gizi:

Kucai adalah makanan yang padat nutrisi. Ini artinya, daun ini termasuk makanan rendah kalori tetapi kaya akan nutrisi bermanfaat, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.

Manfaat daun kucai untuk kesehatan

Kucai kaya akan vitamin K, vitamin A, vitamin C, folat, magnesium, fosfor, kalium, dan kolin. Jika Anda mengolahnya dengan tepat, kucai menawarkan banyak manfaat baik untuk tubuh.

Secara umum, berikut beberapa manfaat daun kucai yang perlu Anda ketahui:

1. Mencegah kanker

Berbagai penelitian telah menemukan bahwa sayuran yang masuk dalam keluarga allium (termasuk kucai) diketahui memiliki sifat antikanker.

Phytotherapy Research menerbitkan sebuah penelitian tentang manfaat dan khasiat kucai dalam mencegah kanker.

Para peneliti menemukan bahwa kucai memiliki manfaat untuk mencegah kanker. Hal tersebut karena kucai memiliki kandungan quercetin, flavonoid, dan ajoene yang bersifat antikanker.

Cancer Prevention Research juga melaporkan bahwa kucai memiliki manfaat untuk mengurangi risiko kanker gastrointestinal atau saluran pencernaan. 

Kandungan sulfur dan efek antimikroba mampu memengaruhi proses pencernaan seseorang saat mengonsumsi kucai.

Selain itu, sifat antikanker dalam kucai dapat membantu melindungi Anda dari risiko kanker esofagus (kerongkongan) dan kanker perut.

Namun, masih peneliti masih membutuhkan penelitian lanjutan dengan cakupan yang lebih luas guna memastikan manfaat daun kucai untuk mencegah kanker.

2. Menjaga kesehatan otak

Kandungan kolin dalam kucai nyatanya memberikan banyak manfaat untuk tubuh.

Pasalnya, kolin adalah salah satu nutrisi penting yang dapat membantu menjaga kesehatan otak, termasuk mempertajam ingatan dan mengatur suasana hati.

Sebuah hasil penelitian terbitan The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2011 menguatkan keterangan tersebut. 

Penelitian melaporkan bahwa asupan makanan tinggi kolin membantu meningkatkan fungsi kognitif otak serta penyimpanan memori verbal dan visual.

3. Meningkatkan penglihatan

Nutrients menerbitkan penelitian bahwa kucai memiliki manfaat dan khasiat untuk penglihatan seseorang. Hal ini karena daun kucai mengandung karoten lutein dan zeaxanthin. 

Kedua senyawa tersebut diyakini dapat membantu mengurangi stres oksidatif di mata dan memperlambat perkembangan katarak.

Mengonsumsi daun ini dan beragam makanan lain yang juga kaya nutrisi dapat membantu meningkatkan penglihatan Anda.

4. Membantu meredakan stres

Kucai adalah salah satu makanan mengandung folat yang membantu meredakan depresi dengan mencegah pembentukan homosistein berlebihan di dalam tubuh. 

Kadar homosistein yang berlebih dalam tubuh berhubungan dengan serangan jantung, stroke, dan penggumpalan darah.

Tak hanya itu, kadar homosistein yang berlebih juga dapat mengganggu produksi hormon serotonin, dopamin, dan norepinefrin.

Ketiga hormon tersebut tak hanya mengatur suasana hati, tetapi juga keinginan untuk tidur dan nafsu makan.

Kucai juga memiliki kandungan kolin yang bermanfaat untuk menjaga struktur membran sel, memperbaiki suasana hati, daya ingat, dan sistem saraf lain.

Berdasarkan Office of Dietary Supplements (ODS), asupan kolin untuk pria adalah 550 mg per hari dan wanita 425 mg per hari.

Setiap 1 sendok makan kucai mengandung 0,16 mg kolin. Anda bisa menongsumsi kucai secara rutin untuk memenuhi kebutuhan kolin per hari.

5. Menurunkan kolesterol

Riset dari Phytotherapy Research menemukan manfaat kucai sebagai penurun kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Peneliti menemukan bahwa kucai memiliki kandungan allicin, yaitu suatu organosulfur yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. 

Allicin dalam herbal ini bertugas untuk melepaskan nitrit oksida, sehingga membantu mengurangi kekakuan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Kucai juga mengandung quercetin, yaitu senyawa yang dapat mengurangi risiko penumpukan plak di arteri. 

Studi dari Phytotherapy Research menunjukkan, orang yang menjalani diet tinggi flavonoid, seperti quercetin, memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang lebih rendah.

Hal yang harus Anda perhatikan sebelum makan kucai

Bagi sebagian orang, kucai sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan tidak akan menyebabkan masalah apapun. Namun, lain ceritanya jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap daun ini.

Anda sebaiknya menghindari mengonsumsi daun ini jika sebelumnya memang sudah punya alergi terhadap bawang jenis apa saja. 

Termasuk bawang putih, bawang merah, bawang bombay, dan bawang jenis lainnya. Hal ini perlu Anda lakukan untuk mencegah terjadinya reaksi alergi berbahaya bagi tubuh.

Bagi sebagian orang, reaksi alergi bisa menyebabkan:

  • Bercak merah pada kulit
  • Kulit gatal
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Bengkak pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan

Mengonsumsi daun ini terlalu banyak mungkin juga dapat menyebabkan senyawa organik tertentu dalam tubuh terlalu tinggi. Alhasil, Anda bisa saja mengalami sakit perut atau gangguan pencernaan lainnya.

Perbedaan kucai dan daun bawang

Banyak orang sulit membedakan antara daun kucai dan daun bawang karena keduanya sama-sama berukuran panjang dan berwarna hijau. 

Sebenarnya, Anda bisa membedakan daun bawang dan kucai dengan mata telanjang.

Berikut perbedaan kucai dan daun bawang yang perlu Anda ketahui:

  • Kucai memiliki daun yang lebih kecil jika daripada dengan daun bawang.
  • Daun kucai cenderung lebih tipis daripada daun bawang. 
  • Daun bawang umumnya memiliki rongga yang lebih besar.
  • Seluruh permukaan kucai dari ujung ke ujung berwarna hijau pekat
  • Bagian bawah daun bawang hingga akar berwarna putih.

Kucai bisa Anda manfaatkan sebagai topping berbagai makanan, seperti bubur ayam bahkan tumisan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Poly, C., Massaro, J., Seshadri, S., Wolf, P., Cho, E., & Krall, E. et al. (2011). The relation of dietary choline to cognitive performance and white-matter hyperintensity in the Framingham Offspring Cohort. The American Journal Of Clinical Nutrition94(6), 1584-1591. doi: 10.3945/ajcn.110.008938

Nicastro, H., Ross, S., & Milner, J. (2015). Garlic and Onions: Their Cancer Prevention Properties. Cancer Prevention Research8(3), 181-189. doi: 10.1158/1940-6207.capr-14-0172

Asemani, Y., Zamani, N., Bayat, M., & Amirghofran, Z. (2019). Allium vegetables for possible future of cancer treatment. Phytotherapy Research33(12), 3019-3039. doi: 10.1002/ptr.6490

Eisenhauer, B., Natoli, S., Liew, G., & Flood, V. (2017). Lutein and Zeaxanthin—Food Sources, Bioavailability and Dietary Variety in Age‐Related Macular Degeneration Protection. Nutrients, 9(2), 120. doi: 10.3390/nu9020120

Chan, J., Yuen, A., Chan, R., & Chan, S. (2012). A Review of the Cardiovascular Benefits and Antioxidant Properties of Allicin. Phytotherapy Research, 27(5), 637-646. doi: 10.1002/ptr.4796

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: dr. Damar Upahita


Artikel Terkait

Benarkah Oat Milk Tergolong Susu Tinggi Gula? Cek Faktanya

5 Manfaat Jinten Putih yang Tak Kalah Sehat dari Jinten Hitam


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan