backup og meta

Kanker Esofagus

Kanker Esofagus

Esofagus atau kerongkongan adalah organ berbentuk tabung yang berfungsi menghubungkan tenggorokan dan lambung. Penyakit kanker yang menyerang organ ini disebut sebagai kanker esofagus. Simak gejala, penyebab, dan cara mengobatinya dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu kanker esofagus?

Kanker esofagus adalah penyakit kanker yang berkembang pada esofagus atau kerongkongan.

Organ yang terletak tepat di belakang saluran pernapasan ini memiliki peran guna menyalurkan makanan dan minuman yang Anda telan dari tenggorokan hingga mencapai lambung.

Sel kanker bisa berkembang pada bagian mana saja sepanjang kerongkongan. Namun, kanker ini umumnya dimulai dari lapisan dalam dinding esofagus.

Lapisan yang menyusun kerongkongan terdiri atas mukosa, epitel, lamina propria, submukosa, muskularis propia, dan adventitia.

Seberapa umum kondisi ini terjadi?

Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2022, tercatat 1.382 kasus baru dan angka kematian 1.330 jiwa akibat kanker kerongkongan di Indonesia.

Jenis kanker esofagus

Berdasarkan sel yang terlibat, kanker ini bisa dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut.

1. Karsinoma sel skuamosa

Tipe kanker ini biasanya terjadi pada sel skuamosa yang berada di lapisan mukosa. Sel kanker paling sering menyerang sel-sel pada kerongkongan bagian atas dan tengah.

2. Adenokarsinoma

Jenis kanker ini bermula pada sel kelenjar yang memproduksi lendir. Adenokarsinoma paling sering terjadi pada bagian bawah kerongkongan.

Pada beberapa kondisi, seperti Barrett’s esophagus, sel kelenjar akan mulai menggantikan sel skuamosa pada bagian bawah kerongkongan sehingga menyebabkan adenokarsinoma.

3. Kanker esofagus lainnya

Jenis kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma, melanoma, sarkoma, karsinoma sel kecil, dan koriokarsinoma. Namun, kanker-kanker tersebut sangat jarang terjadi.

Tanda dan gejala kanker esofagus

benjolan di tenggorokan

Gejala kanker esofagus biasanya baru tampak saat sudah memasuki stadium lanjut. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala kanker kerongkongan yang paling umum.

1. Kesulitan menelan

Ciri-ciri kanker kerongkongan yang paling umum terjadi adalah kesulitan menelan atau disfagia.

Kondisi ini kerap digambarkan seperti sensasi makanan tersangkut pada tenggorokan sehingga membuat seseorang mudah tersedak.

Gejala ini awalnya hanya muncul sesekali. Seiring waktu, kesulitan menelan akan makin memburuk karena tumor mempersempit jalan makanan melalui kerongkongan.

Orang yang mengalami gejala kanker esofagus ini juga akan lebih banyak memproduksi air liur yang kental.

2. Nyeri dada

Penyakit kanker ini bisa menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada area tengah dada. Ini kerap disalahartikan sebagai heartburn akibat gangguan pencernaan.

Rasa nyeri umumnya muncul beberapa detik setelah menelan makanan. Rasa menyakitkan ini disebut dengan istilah odynophagia dalam dunia medis. 

Nyeri dada terjadi ketika makanan atau minuman yang melalui kerongkongan tidak bisa masuk dengan lancar akibat terhalang oleh tumor.

3. Gejala lainnya

Ada pula gejala kanker kerongkongan lainnya yang mungkin muncul, meliputi:

  • sering muntah,
  • suara serak,
  • penurunan nafsu makan,
  • penurunan berat badan karena sulit makan,
  • perdarahan kerongkongan yang menyebabkan batuk berdarah dan feses berwarna hitam,
  • kekurangan darah atau anemia yang membuat tubuh cepat lelah, serta
  • nyeri pada tulang yang menandakan kanker telah menyebar ke area tersebut.

Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai kanker esofagus dan tidak membaik dalam dua minggu, segera periksakan diri Anda dengan dokter.

Penyebab kanker esofagus

pemeriksaan dokter

Penyebab kanker esofagus tidak diketahui secara pasti. Namun, para ahli menyebutkan bahwa berbagai faktor dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya ini.

Para ahli berpendapat bahwa penyakit kanker ini terkait dengan kerusakan DNA pada sel yang melapisi bagian dalam esofagus. 

Hal ini mengarah pada penyebab kanker pada umumnya, yakni mutasi DNA. Adanya kerusakan dan mutasi DNA membuat serangkaian mekanisme di dalam sel menjadi kacau. 

Sel akan terus membelah tanpa kendali dan tidak mati seperti seharusnya. Akibatnya, sel akan menumpuk membentuk jaringan abnormal dan menjadi kanker.

Faktor risiko kanker esofagus

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker kerongkongan.

  • Terlalu sering minum minuman yang sangat panas.
  • Kebiasan merokok dan minum alkohol secara berlebihan.
  • Pola makan yang buruk, seperti tidak cukup makan sayur dan buah.
  • Kurang aktivitas yang menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.
  • Memiliki riwayat gastroesophageal reflux disease (GERD).
  • Mengidap Barrett’s esophagus atau kondisi prakanker pada sel-sel esofagus.
  • Mengalami aklasia, yakni kondisi kesulitan menelan akibat otot di ujung bawah esofagus yang tidak rileks.
  • Pernah menjalani terapi radiasi pada area dada atau perut bagian atas.
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lain, misal kanker paru, kanker mulut, dan kanker tenggorokan.

Diagnosis kanker esofagus

Dokter dapat meminta Anda untuk melakukan beberapa tes kanker berikut ini untuk mendiagnosis kanker kerongkongan

  • Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan terhadap gejala yang dirasakan dan mengecek perubahan yang terjadi pada tubuh. Dokter juga akan melihat riwayat kesehatan Anda dan keluarga.
  • Barium swallow. Dokter meminta Anda menelan cairan barium dan melakukan rontgen (X-ray) untuk mendapatkan gambaran kondisi esofagus secara lebih jelas.
  • CT scan. Tes pencitraan untuk melihat penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya.
  • MRI. Tes pencitraan dengan gelombang radio dan magnet kuat untuk bisa menghasilkan gambaran lebih detail dari esofagus.
  • PET scan. Tes pencitraan dengan bantuan suntikan zat radioaktif yang mudah diserap oleh sel-sel kanker. Dengan kamera khusus, sel-sel kanker yang telah menyerap zat radioaktif akan terdeteksi.
  • Endoskopi. Pemeriksaan dengan memasukkan alat khusus yang disebut endoskop ke dalam esofagus dan lambung untuk memeriksa kondisinya.

Pengobatan kanker esofagus

endoskopi kanker esofagus

Dokter bisa memberikan beberapa pilihan pengobatan untuk kanker esofagus, tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien seperti berikut ini.

1. Operasi

Operasi umumnya dikombinasikan dengan kemoterapi dan radioterapi. Beberapa jenis operasi yang dilakukan untuk kanker kerongkongan yaitu:

  • operasi pengangkatan sebagian kecil esofagus (esofagektomi),
  • operasi pengangkatan sebagian esofagus dan bagian atas lambung (esofagogastrektomi), dan
  • operasi pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena kanker.

Efek samping dari pengobatan kanker ini antara lain perdarahan, infeksi, komplikasi paru-paru, dan perubahan pada suara pasien.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan radiasi berkekuatan tinggi bisa membunuh sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. 

Pengobatan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan mesin yang memancarkan radiasi dari luar (eksternal) atau memasukkan zat radiasi ke dalam tubuh (internal).

3. Kemoterapi

Prosedur kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan yang disuntik atau diminum untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh.

Obat kemoterapi untuk mengobati kanker esofagus antara lain:

  • carboplatin dan paclitaxel,
  • oxaliplatin dan fluorouracil atau kapecitabin,
  • cisplatin dan fluorouracil atau kapecitabin,
  • cisplatin dan irinotecan, atau
  • paclitaxel dan fluorouracil atau kapecitabin.

Kemoterapi pada umumnya dapat menyebabkan efek samping, seperti mual, muntah, diare, rambut rontok, dan kelelahan.

4. Perawatan di rumah

Selain itu, pengidap kanker juga perlu melakukan gaya hidup sehat untuk pasien kanker yang telah disesuaikan dokter seperti berikut ini.

  • Menghindari rokok, tembakau kunyah, dan alkohol.
  • Menerapkan pola makan yang mengutamakan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
  • Menjaga berat badan dalam rentang yang sehat.
  • Mengubah kebiasaan makan yang disesuaikan untuk pasien kanker esofagus, seperti makan dalam porsi kecil, mengunyah lebih lama, dan berhati-hati saat menelan.
  • Menyesuaikan tingkat aktivitas harian supaya tidak memperburuk gejala.

Pencegahan kanker esofagus

Meski Anda tidak bisa sepenuhnya mencegah penyakit kanker kerongkongan, beberapa cara di bawah ini kemungkinan dapat membantu Anda menurunkan risikonya.

  • Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol atau berhenti bila perlu.
  • Mengurangi konsumsi daging olahan dan memperbanyak asupan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Menjaga pola makan dan olahraga rutin agar berat badan tetap terkendali.
  • Melakukan medical check up atau cek kesehatan rutin bila Anda mengidap masalah kesehatan yang meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit ini, konsultasikan secara langsung dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

  • Kanker esofagus adalah jenis kanker yang berkembang di esofagus atau kerongkongan.
  • Orang yang mengidap kanker ini mungkin mengalami kesulitan menelan dan nyeri dada, yang disertai dengan sering muntah, suara serak, hingga batuk berdarah.
  • Beberapa faktor risiko dari penyakit kanker ini yaitu merokok, minum alkohol berlebih, kegemukan atau obesitas, GERD, serta Barrett’s esophagus.
  • Operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi merupakan beberapa pilihan pengobatan kanker kerongkongan, tergantung pada stadium dan kondisi kesehatan pasien.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Esophageal cancer: Symptoms, causes & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved October 15, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6137-esophageal-cancer

Esophageal cancer. (2022). Mayo Clinic. Retrieved October 15, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/esophageal-cancer/symptoms-causes/syc-20356084

Oesophageal cancer. (n.d.). Cancer Research UK. Retrieved October 15, 2024, from https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/oesophageal-cancer

What is cancer of the esophagus? (2020). American Cancer Society. Retrieved October 15, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/types/esophagus-cancer/about/what-is-cancer-of-the-esophagus.html

What causes esophageal cancer? (n.d.). American Cancer Society. Retrieved October 15, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/types/esophagus-cancer/causes-risks-prevention/what-causes.html

Esophageal cancer treatment. (2023). National Cancer Institute. Retrieved October 15, 2024, from https://www.cancer.gov/types/esophageal/patient/esophageal-treatment-pdq

Indonesia. (2022). Global Cancer Observatory. Retrieved October 15, 2024, from https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheet.pdf

Versi Terbaru

22/10/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Esofagitis Eosinofilik, Radang Kerongkongan yang Dipicu oleh Alergi

Dilatasi Esofagus, Prosedur untuk Melebarkan Kerongkongan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk

Pembedahan Payudara · Rumah Sakit Kanker Dharmais


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 22/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan