4. Riwayat penyakit GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan suatu kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan. Orang yang mengidap masalah ini rentan mengalami iritasi kerongkongan yang dalam jangka panjang bisa memicu kanker.
5. Riwayat Barrett’s esophagus
Refluks asam lambung yang mencapai esofagus dalam waktu lama bisa merusak lapisannya. Akibanya, sel skuamosa yang melapisi akan tergantikan oleh sel kelenjar yang secara alami tidak bisa melindungi lapisan kerongkongan dari asam lambung.
Lama-kelamaan, kondisi ini akan menjadi penyebab Barrett’s esophagus. Apabila seseorang sudah terkena penyakit ini, risiko kanker esofagus tentu menjadi sangat tinggi.
6. Masalah kesehatan tertentu
Selain berbagai kondisi yang telah disebutkan di atas, risiko kanker esofagus juga meningkat pada orang dengan kondisi berikut ini.
- Akalasia, kondisi ketika otot pada ujung bawah esofagus tidak rileks sehingga membuat makanan sulit ditelan. Rata-rata, kanker berkembang 15–20 tahun setelahnya.
- Tilosis, kondisi langka bawaan yang menyebabkan pertumbuhan ekstra sel-sel pada lapisan atas kulit dan kerongkongan.
- Sindrom Plummer-Vinson, sindrom langka yang menyebabkan tumbuhnya jaringan tipis yang menjulur keluar dari lapisan dalam esofagus. Jaringan ini dapat menyebabkan penyempitan.
- Cedera kerongkongan akibat tidak sengaja menelan alkali, lye, atau bahan kimia lain yang merusak lapisan esofagus.
- Infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang menyebabkan pertumbuhan kutil (papiloma) pada kerongkongan.
- Ada anggota keluarga dengan riwayat kanker lain, seperti kanker paru-paru, kanker mulut, dan kanker tenggorokan.
Diagnosis kanker esofagus
Dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes kesehatan untuk mendiagnosis kanker esofagus (kerongkongan) seperti berikut ini.
- Tes fisik. Pemeriksaan atas gejala yang dirasakan dan mengecek perubahan yang terjadi pada tubuh. Dokter juga akan melihat riwayat kesehatan Anda dan keluarga.
- Barium swallow. Anda menelan cairan barium dan melakukan tes X-ray sehingga gambaran kondisi esofagus akan terlihat jelas.
- CT scan. Tes X-ray untuk melihat penyebaran sel kanker ke organ tubuh lainnya.
- MRI (magnetic resonance imaging). Tes dengan gelombang radio dan magnet kuat untuk menghasilkan gambaran lebih detail dari esofagus Anda.
- PET (positron emission tomography). Tes dengan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam tubuh yang sangat mudah diserap oleh sel-sel kanker. Dengan kamera khusus, sel-sel kanker yang telah menyerap zat radioaktif tersebut akan terdeteksi.
- Endoskopi. Tes dengan memasukkan alat khusus yang disebut endoskop ke dalam esofagus dan lambung untuk memeriksa kondisinya.
Pengobatan kanker esofagus

Dokter bisa memberikan beberapa pilihan pengobatan untuk kanker esofagus tergantung pada kondisi kesehatan pasien seperti berikut.
1. Operasi
Operasi umumnya dikombinasikan dengan kemoterapi dan radioterapi. Beberapa jenis operasi yang dilakukan oleh tim bedah, antara lain:
- operasi pengangkatan sebagian kecil esofagus (esofagektomi),
- operasi pengangkatan sebagian esofagus dan bagian atas lambung (esofagogastrektomi), dan
- operasi pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena kanker.
Efek samping dari pengobatan kanker ini meliputi perdarahan, infeksi, komplikasi paru-paru, dan perubahan pada suara pasien.
2. Terapi radiasi (radioterapi)
Radioterapi menggunakan cahaya X-ray berkekuatan tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Umumnya, terapi ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang memancarkan radiasi dari luar (eksternal) atau memasukkan zat radiasi ke dalam tubuh Anda (internal).
3. Kemoterapi
Selain radioterapi, ada pula kemoterapi yang melibatkan penggunaan obat-obatan yang disuntik atau diminum untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh.
Beberapa obat kemoterapi untuk mengobati kanker esofagus (kerongkongan), meliputi:
Kemoterapi pada umumnya bisa menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, diare, rambut rontok, dan kelelahan.
Perawatan di rumah untuk kanker esofagus

Berbagai perawatan rumahan, seperti obat herbal (alami) atau pengobatan alternatif, hingga saat ini tidak terbukti dapat menyembuhkan kanker kerongkongan. Jadi, Anda tetap harus mengutamakan pengobatan yang direkomendasikan dokter.
Selain itu, penyandang kanker juga perlu melakukan gaya hidup sehat untuk pasien kanker yang telah disesuaikan dokter seperti berikut.
- Hindari rokok, tembakau kunyah, dan alkohol.
- Terapkan pola makan yang mengutamakan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
- Menjaga berat badan dalam rentang yang sehat.
- Mengubah kebiasaan makan yang disesuaikan untuk pasien kanker esofagus, seperti makan dalam porsi kecil, mengunyah lebih lama, dan berhati-hati saat menelan.
- Sesuaikan tingkat aktivitas harian supaya tidak memperburuk gejala.
Pencegahan kanker esofagus
Meski tidak sepenuhnya mencegah penyakit kanker kerongkongan, beberapa langkah berikut ini bisa membantu Anda menurunkan risikonya.
- Berhenti merokok secepat mungkin dan menghindari menghirup asap rokok.
- Batasi minum alkohol atau berhenti jika perlu.
- Kurangi konsumsi daging olahan. Sebaliknya, perbanyak asupan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Menjaga pola makan dan olahraga rutin agar berat badan tetap terkendali.
- Cek kesehatan rutin dengan dokter bila mengidap masalah kesehatan yang bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan.
Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, sebaiknya konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dari masalah Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar