backup og meta

Manfaat Kafein dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Manfaat Kafein dan Efek Sampingnya

Definisi kafein

Kafein adalah senyawa stimulan yang dapat dijumpai pada beberapa makanan dan minuman. Kandungan ini memiliki nama lain trimethylxanthine.

Tidak jarang kafein disebut setara dengan amfetamin, kokain, hingga heroin. Hal ini dikarenakan kafein dan jenis obat-obatan tersebut bekerja dengan cara yang sama, yaitu menstimulasi kerja otak. 

Senyawa berbentuk bubuk kristal berwarna putih ini sebenarnya memiliki rasa yang pahit. Namun, kafein memiliki manfaat dalam dunia kesehatan, yakni menstimulasi kerja jantung dan meningkatkan produksi urine, alias bersifat diuretik

Cara kerja kafein

Kafein merupakan salah satu zat yang bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat. 

Bila sudah masuk ke dalam tubuh, kafein akan diserap dari darah ke jaringan tubuh. Konsentrasi tertinggi kafein dalam plasma yaitu 15 – 120 menit setelah kafein dicerna tubuh. 

Mekanisme kafein mirip dengan kerja adenosin, yakni senyawa yang berperan sebagai neurotransmitter inhibitor (menghambat sinyal otak) dan berikatan dengan reseptor (penerimaan) pada otak. 

Pada kondisi yang normal, adenosin membantu proses tidur dan menekan aktivitas sistem saraf. Selain itu, adenosin dapat melebarkan pembuluh darah pada otak agar menyerap banyak oksigen saat tidur. 

Kafein memicu reaksi adrenalin

Sistem saraf manusia umumnya melihat kafein sebagai adenosin, sehingga senyawa ini akan berikatan dengan reseptor adenosin di otak. 

Hanya saja, kafein akan memanfaatkan seluruh reseptor adenosin pada otak, sehingga sel tubuh tidak dapat mendeteksi adenosin. 

Hasilnya, sel tubuh akan menjadi lebih aktif karena tidak ada adenosin yang merilekskan. Akibatnya, otak menganggap hal ini sebagai pertanda bahaya bagi tubuh dan memicu reaksi adrenalin

Maka dari itu, beberapa orang menggunakan manfaat dari kafein ini untuk tetap terjaga ketika merasa lesu atau mengantuk.

Manfaat

Setelah mengetahui bagaimana cara kerja kafein terhadap tubuh, sudah terbayang bukan apa saja manfaat yang ditawarkan stimulan ini?

Di bawah ini sederet khasiat kafein yang bisa Anda peroleh, mulai dari meningkatkan konsentrasi hingga bantu menurunkan berat badan. 

1. Menurunkan berat badan

Salah satu manfaat kafein yang bisa Anda peroleh yakni membantu menurunkan berat badan. Pasalnya, kafein menekan nafsu makan dan merangsang proses termogenesis. 

Termogenesis merupakan mekanisme tubuh yang bekerja dengan mengubah makanan menjadi panas dan energi.

Sayangnya, efek kafein terhadap penurunan berat badan jangka belum terbukti sepenuhnya. Namun, tidak sedikit produk pelangsing tubuh yang memanfaatkan kafein sebagai salah satu komponennya. 

2. Mencegah penurunan fungsi kognitif

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kafein bekerja dengan menstimulasi otak agar Anda lebih terjaga dan waspada. 

Bahkan, konsumsi kafein juga sering dikaitkan sebagai salah satu cara membantu mencegah penurunan fungsi kognitif otak. Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dimuat dalam Advances Nutrition

Para ahli dari studi tersebut menyimpulkan bahwa pengguna kafein secara keseluruhan memiliki penurunan fungsi otak lebih sedikit. Temuan ini dibandingkan dengan peserta yang tidak mengonsumsi kafein. 

3. Membantu mengurangi risiko diabetes 

Selain penurunan fungsi kognitif, manfaat kafein lainnya yang sayang Anda lewatkan yaitu membantu mencegah risiko diabetes

Sebuah ulasan yang dimuat dalam European Journal of Nutrition melaporkan bahwa penggemar kopi memiliki risiko 29 persen lebih rendah terhadap diabetes tipe 2. 

Hal tersebut juga berlaku pada mereka yang minum minuman berkafein dengan persentase 30 persen lebih rendah. 

Walaupun demikian, para peneliti masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat bagaimana mekanisme kafein mencegah diabetes. 

4. Membantu performa olahraga

Tak hanya mengusir kantuk, kafein dikenal dapat meningkatkan performa olahraga ketahanan, seperti lari maraton atau bersepeda. 

Sebuah studi dalam jurnal PLos One mencoba melihat efek perbandingan kafein dengan kopi. Hasilnya, kafein yang dikonsumsi dalam kopi dan sebagai suplemen satu jam sebelum olahraga dan meningkatkan performa olahraga. 

Hal ini mungkin dikarenakan kafein mempengaruhi kinerja daya tahan tubuh dengan meningkatkan produksi adrenalin. Alhasil, energi dan aliran darah ke otot dan jantung pun ikut meningkat. 

Selain itu, kafein menyesuaikan rasa lelah, memengaruhi cara tubuh mengeluarkan tenaga, rasa sakit, dan kekuatan ketika berolahraga. 

5. Menghambat perkembangan kerusakan liver

Kandungan kafein pada kopi ternyata diklaim dapat mengurangi risiko kerusakan hati (sirosis) sebanyak 84 persen. 

Angka tersebut ternyata cukup untuk menghambat perkembangan penyakit, meningkatkan respons pengobatan, dan menurunkan risiko kematian dini. 

Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Liver International, kafein dapat menekan sintesis CTGF, yaitu faktor pertumbuhan jaringan ikat. 

Artinya, kafein memiliki manfaat berupa memperlambat perkembangan fibrosis hati dan sirosis alkoholik.

Meski begitu, temuan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar menyimpulkan efek kafein terhadap organ liver Anda. 

Efek samping kafein

Meski kafein memiliki manfaat bagi kesehatan, terlalu banyak mengonsumsinya tentu bisa menimbulkan berbagai efek samping. 

Ada pun beberapa efek samping ketika mendapatkan kafein terlalu banyak meliputi: 

Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap efek kafein dibandingkan yang lainnya. Itu sebabnya, efek kafein mungkin akan berbeda pada setiap orang. 

Siapa yang tidak disarankan mengonsumsi kafein?

Guna menghindari masalah kesehatan akibat konsumsi kafein, ada beberapa kelompok yang perlu menghindari atau mengurangi senyawa stimulan ini, antara lain: 

  • ibu hamil dan menyusui, 
  • penderita insomnia, 
  • mempunyai masalah pada lambung seperti GERD atau maag, 
  • memiliki gangguan kecemasan, 
  • mengalami migrain atau sakit kepala kronis lainnya, 
  • penyandang hipertensi
  • anak-anak dan remaja, serta
  • pengguna obat atau suplemen tertentu, termasuk antibiotik atau obat jantung.

Sumber kafein

Kafein secara alami bisa dijumpai pada buah, daun, dan biji kopi, kakao, hingga tanaman guarana.

Senyawa stimulan ini juga ditambahkan ke minuman dan suplemen. Namun, minum minuman berkafein dalam jumlah banyak, seperti soda dan minuman berenergi tidak dianjurkan. 

Hal ini dikarenakan kedua minuman tersebut bersifat dingin dan mudah dicerna dengan cepat dalam jumlah banyak. 

Bila Anda ingin memperoleh manfaat dari kafein yang berasal dari makanan atau minuman, cobalah untuk mendapatkannya dari beberapa hal ini: 

Rekomendasi dosis

Mengingat minuman berkafein seperti kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, Anda perlu tahu berapa banyak dosis kafein yang dianjurkan.

Terlalu banyak mengonsumsi kafein tentu bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh sebab itu, para ahli menyarankan 400 mg (miligram) merupakan jumlah kafein yang aman dikonsumsi orang dewasa setiap hari. 

Walaupun demikian, ibu hamil perlu membatasi kafein hingga 200 miligram per hari, atau sekitar 2 cangkir kopi yang sudah diseduh. 

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terkait manfaat kafein dan efek sampingnya terhadap tubuh. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Caffeine. (n.d). Medline Plus. Retrieved 25 July 2016, from https://medlineplus.gov/caffeine.html 

Caffeine. (n.d). Harvard University. Retrieved 22 April 2021, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/caffeine/ 

Zeratsky, K. (2020). Does caffeine help with weight loss?. Mayo Clinic. Retrieved 22 April 2021, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/expert-answers/caffeine/faq-20058459 

Arab, L., Khan, F., & Lam, H. (2013). Epidemiologic evidence of a relationship between tea, coffee, or caffeine consumption and cognitive decline. Advances in nutrition (Bethesda, Md.), 4(1), 115–122. https://doi.org/10.3945/an.112.002717. Retrieved 22 April 2021. 

Hodgson, A. B., Randell, R. K., & Jeukendrup, A. E. (2013). The metabolic and performance effects of caffeine compared to coffee during endurance exercise. PloS one, 8(4), e59561. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0059561. Retrieved 22 April 2021. 

Jiang, X., Zhang, D. and Jiang, W., 2013. Coffee and caffeine intake and incidence of type 2 diabetes mellitus: a meta-analysis of prospective studies. European Journal of Nutrition, 53(1), pp.25-38. Retrieved 22 April 2021. 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian

Apakah artikel ini membantu?


Artikel Terkait

Apakah Kopi Luwak Lebih Sehat dari Jenis Kopi Lain?

Mengulik Alergi Kafein Seperti pada Kopi yang Berbeda dengan Sensitivitas Kafein