backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Efek Minuman Berenergi dan Tips Sehat Mengonsumsinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Efek Minuman Berenergi dan Tips Sehat Mengonsumsinya

Minuman energi kini makin marak ditemukan dengan berbagai merek. Minuman ini populer dengan manfaatnya menambah stamina ketika menjalani aktivitas berat. Selain keunggulannya meningkatkan energi, ada dampak lain yang perlu Anda waspadai dari kebiasaan konsumsi minuman berenergi.

Apa itu minuman energi?

Minuman berenergi (energy drink) adalah minuman yang memiliki fungsi untuk meningkatkan stamina serta performa fisik.

Minuman ini mengandung bahan-bahan yang bersifat sebagai stimulan seperti kafein, taurin, gula, vitamin, serta glukuronolakton. Untuk memperkuat rasa, beberapa produk yang juga ditambahkan dengan soda.

Sebanyak 1 porsi minuman berenergi (240 g) mengandung gula sebanyak 12 g dan kafein sebanyak 74 mg.

Beberapa jenis energy drink juga mengandung vitamin B atau bahan herbal seperti ginseng untuk meningkatkan energi.

Minuman ini dapat Anda temui dalam bentuk botol, kaleng, maupun bubuk dalam kemasan sachet.

Manfaat minuman berenergi

Minuman isotonik puasa

Kandungan stimulan seperti kafein, taurin, dan gula dalam minuman berenergi memberikan berbagai manfaat untuk tubuh, seperti disebutkan berikut.

Bahaya konsumsi minuman berenergi

Meski bisa menambah stamina, konsumsi energy drink dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.

Di bawah ini sejumlah bahaya kesehatan yang akan timbul dari terlalu banyak konsumsi minuman energi.

1. Gangguan pada jantung

Salah satu efek bahaya energy drink adalah meningkatkan risiko penyakit jantung. Efek pada jantung ini disebabkan oleh konsumsi kafein berlebih.

Studi terbitan jurnal Annals of Pharmacotherapy mengungkapkan bahwa konsumsi energy drink secara berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Tekanan darah tinggi dapat memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika terus berlanjut dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung hingga stroke.

2. Diabetes tipe 2

Konsumsi minuman energi secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus.

Studi dalam International Journal of Eviromental Research and Public Health mengungkapkan bahwa konsumsi energy drink dapat meningkatkan gula darah dengan cepat dan secara drastis.

Hal ini karena beberapa jenis minuman berenergi biasanya memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.

Kebiasaan konsumsi minuman tinggi gula secara rutin sangat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, apalagi jika tidak dibarengi dengan pola makan sehat, gaya hidup aktif bergerak, dan rutinitas olahraga.

3. Insomnia

Pada dasarnya, minuman energi mengandung kafein sebagai stimulan untuk membuat Anda tetap terjaga dan merasa segar.

Namun, penyalahgunaan kafein dapat membuat seseorang kesulitan untuk tidur bahkan mengalami insomnia.

Insomnia yang terus terjadi dapat mengganggu konsentrasi harian dan meningkatkan risiko penyakit kejiwaan seperti depresi serta gangguan kecemasan.

4. Ketergantungan kafein

Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan juga dapat menyebabkan ketergantungan karena kandungan kafeinnya.

Ketergantungan membuat seseorang ingin terus minum energy drink, bahkan membutuhkan minuman ini untuk bisa berfungsi dengan baik dalam keseharian.

Ketika tidak minum, Anda yang ketergantungan biasanya dapat mengalami withdrawal alias sakau. Gejala putus kafein seperti sakit kepala, kelelahan, dan gangguan konsentrasi.

5. Gangguan kesehatan mental

Tidak hanya berefek negatif pada kesehatan fisik, konsumsi minuman berenergi berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan mental.

Studi dalam jurnal mengungkapkan bahwa laki-laki yang mengonsumsi minuman berenergi secara berlebihan menunjukkan gejala depresi, kecemasan, hingga stres.

Belum diketahui secara pasti bagaimana energy drink dapat menyebabkan gangguan mental.

Namun, hal ini diduga terjadi karena minuman ini dapat menurunkan kualitas tidur, yang dapat meningkatkan risiko gangguan mood, seperti kecemasan hingga depresi.

6. Dehidrasi

Sebagian orang mungkin mengonsumsi minuman berenergi untuk menghilangkan rasa haus. Namun, minuman ini tidak dapat menghilangkan rasa haus seperti halnya air putih.

Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan justru membuat Anda mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.

Hal ini karena kandungan kafein di dalam energy drink memiliki sifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urine.

Alternatif minuman berenergi

Minuman sehat berikut ini bisa menjadi alternatif untuk menambah energi.
  • Kopi.
  • Teh hitam.
  • Teh hijau.
  • Air kelapa.
  • Kombucha.

Cara aman konsumsi minuman berenergi

Meski terdapat sejumlah dampak negatif yang perlu diwaspadai, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi minuman ini sama sekali.

Berikut ini tips konsumsi energy drink yang aman.

  • Batasi konsumsinya. Konsumsi tidak lebih dari 500 ml atau setara satu kaleng minuman berenergi per hari.
  • Perbanyak minum air putih. Terlalu banyak minum energy drink bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga tetap penuhi asupan cairan dengan minum air putih.
  • Batasi atau hindari konsumsi minuman berkafein lainnya. Ketika minum energy drink, batasi konsumsi minuman berkafein lainnya seperti kopi, teh, atau cokelat panas.
  • Hindari mencampurnya dengan alkohol. Mencampur minuman berenergi dengan alkohol dapat meningkatkan efek memabukkan minuman beralkohol.

Sebaiknya, Anda tidak hanya mengandalkan minuman berenergi untuk meningkatkan stamina. Untuk memperkuat tubuh, sebaiknya Anda menjalani olahraga rutin dan mendapatkan asupan gizi yang seimbang dari makanan sehat.

Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung, hindari konsumsi energy drink untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan