backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Perhatikan Syarat Ini Jika Ingin Hamil Lagi Setelah Preeklampsia

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 11/10/2021

    Perhatikan Syarat Ini Jika Ingin Hamil Lagi Setelah Preeklampsia

    Bagi ibu yang pernah mengalami preeklampsia saat hamil, tentu merasa khawatir ketika ingin merencanakan kehamilan berikutnya. Ibu mungkin berpikir akan mengalami preeklampsia kembali pada kehamilan selanjutnya yang bisa membahayakan kesehatan dirinya dan janin. Nah, jika Anda khawatir, tarik napas dulu. Lebih baik Anda baca berbagai syarat berikut jika ingin hamil lagi setelah preeklampsia.

    Risiko preeklampsia pada kehamilan selanjutnya

    hamil 7 bulan

    Preeklampsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serius dan kerusakan pada sistem organ lain, seringnya pada hati dan ginjal.

    Komplikasi ini umumnya dimulai setelah usia kehamilan 20 minggu.

    Namun, preeklampsia sering terjadi pada usia kehamilan 34 minggu atau setelahnya serta hingga enam minggu setelah melahirkan.

    Bila tidak segera mendapat penanganan, preeklampsia bisa berdampak serius pada kesehatan ibu hamil dan janin.

    Ambil contohnya, eklampsia (kejang saat hamil), HELLP syndrome, kelahiran prematur, abruptio plasenta, hingga perkembangan janin yang terhambat.

    Nah, dampak-dampak inilah yang ditakutkan akan terjadi kembali pada kehamilan berikutnya setelah preeklampsia.

    Lantas, apakah seorang wanita yang terkena preeklampsia pada kehamilan pertama akan terkena juga pada kehamilan kedua?

    Faktanya, melansir Preeclampsia Foundation, sebuah penelitian menunjukkan risiko mengalami preeklampsia kembali pada kehamilan berikutnya adalah sekitar 20%.

    Namun, para ahli menyebut, risikonya berkisar antara 5-80%.

    Ini tergantung pada kapan Anda mengalaminya di kehamilan sebelumnya, seberapa parah, serta faktor risiko lain yang mungkin Anda miliki.

    Misalnya, jika sebelumnya Anda mengalami preeklampsia pada akhir masa kehamilan, risiko Anda sekitar 13% untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan setelahnya.

    Namun, jika Anda mengalami preeklampsia yang parah sebelum usia kehamilan 29 minggu, peluang Anda untuk mengalaminya kembali sebesar 40% atau lebih tinggi pada kehamilan berikutnya.

    Adapun jika Anda mengalami preeklampsia pada dua kehamilan sebelumnya, risiko Anda untuk mengalaminya kembali di kehamilan ketiga sekitar 30%.

    Namun, sebagaimana penjelasan sebelumnya, Anda juga lebih berisiko mengalami preeklampsia jika memiliki faktor risiko lain.

    Faktor risiko lain ibu hamil bisa mengalami preeklampsia seperti:

    Syarat jika ingin hamil lagi setelah preeklampsia

    santan untuk ibu hamil

    Meski tetap berisiko, bukan berarti Anda tidak boleh hamil kembali setelah mengalami preeklampsia.

    Namun, sebaiknya perhatikan dulu beberapa syarat di bawah ini jika Anda ingin hamil kembali setelah preeklampsia.

    1. Periksakan diri ke dokter

    Sebelum memutuskan untuk hamil kembali, sebaiknya lakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh.

    Cari tahu apakah Anda memiliki kondisi medis tertentu yang bisa semakin meningkatkan risiko preeklampsia.

    Jika ditemukan masalah medis tertentu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter dan konsultasikan dengan dokter mengenai pengobatan yang bisa Anda lakukan.

    2. Berkonsultasi dengan dokter kandungan

    Selain pemeriksaan medis secara menyeluruh, syarat lainnya jika ingin hamil lagi setelah preeklampsia adalah memeriksakan diri ke dokter kandungan.

    Tanyakan pendapat dokter mengenai keinginan Anda untuk hamil lagi dan bagaimana risikonya saat kehamilan nanti.

    Beritahu kepada dokter mengenai riwayat kehamilan Anda sebelumnya dan kondisi lain yang mungkin menjadi faktor risiko preeklampsia.

    3. Cari pendapat lain

    Bila dokter kandungan Anda tidak menyarankan untuk hamil lagi, Anda bisa mencari pendapat kedua dari dokter kandungan lain.

    Sebab, dokter tersebut mungkin belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani pasien preeklampsia.

    Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mendapatkan dokter kandungan yang berpengalaman dan memahami keinginan Anda.

    Namun, Anda pun perlu mempercayai dan mengikuti saran dokter agar kehamilan berikutnya setelah preeklampsia dapat berjalan baik.

    Bila beberapa dokter menyarankan Anda untuk tidak hamil kembali, pahamilah bahwa preeklampsia memang mengancam jiwa.

    Sebaiknya, tetap ikuti saran tersebut untuk kebaikan Anda sendiri.

    4. Perdalam informasi mengenai preeklampsia

    Bukan hanya saran dari dokter, Anda juga perlu memperdalam pengetahuan mengenai preeklampsia.

    Ambil keputusan untuk hamil lagi setelah Anda memahami sendiri apa risiko dari penyakit ini pada Anda.

    Cari tahu juga apa saja gejala preeklampsia yang perlu Anda waspadai saat hamil nantinya.

    Segera beritahu dokter jika gejala-gejala tersebut muncul.

    5. Terapkan cara untuk mengurangi risiko

    Jika sudah memutuskan untuk hamil lagi, lakukan semua yang Anda bisa untuk mengurangi risiko preeklampsia pada kehamilan berikutnya.

    Jaga kesehatan kehamilan dan janin Anda dengan beristirahat yang cukup, penuhi kebutuhan cairan, menerapkan pola makan sehat, berolahraga, serta rutin ke dokter kandungan.

    Anda juga bisa mengonsumsi obat aspirin dosis rendah setelah usia kehamilan 12 minggu serta suplemen atau vitamin selama hamil.

    Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda untuk mendapatkannya.

    6. Cari cara untuk mengurangi rasa cemas

    Tak hanya itu, pastikan juga Anda telah menemukan cara yang tepat untuk mengurangi kekhawatiran dan rasa cemas Anda terhadap risiko ini.

    Misalnya, dengan mendapat dukungan positif dari keluarga, teman, atau orang lain di sekitar Anda atau melakukan hal-hal positif yang Anda sukai.

    Adapun kecemasan, depresi, atau masalah mental apapun saat hamil bisa memengaruhi kehamilan dan janin Anda.

    [embed-community-8]

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 11/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan