Bagaimana kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mental?
Merasa cemas dan bingung merupakan hal yang wajar bagi seseorang yang menjalani kehamilan atau ketika segera akan melahirkan. Namun sumber stress tersebut dapat meningkatan risiko seseorang untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan psikosis. Risiko tersebut juga jauh lebih tinggi jika ibu hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan mental serius sebelumnya.
Masalah kesehatan mental pada ibu hamil juga dapat bertahan hingga beberapa waktu setelah melahirkan. Tidak hanya itu, masalah kesehatan mental yang lebih ringan seperti gangguan mood dan merasa cemas, bisa menjadi lebih serius pada waktu tersebut. Akibatnya, hal tersebut tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seorang ibu pasca melahirkan, namun juga dapat mengganggu kedekatan antara ibu dan bayi yang baru lahir.
Apa saja yang dapat memicu masalah kesehatan mental saat hamil?
Selain riwayat gangguan kesehatan mental, beberapa hal juga dapat memicu ibu hamil mengalami gangguan mental, di antaranya:
- Kehamilan pada usia remaja
- Pengalaman mengalami trauma – fisik, emosi ataupun kekerasan seksual
- Riwayat ketergantungan obat, termasuk perilaku merokok
- Kurangnya dukungan sosial
- Menjadi orang tua tunggal saat hamil
- Memiliki tingkat sosio-ekonomi rendah
- Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga
- Pengobatan depresi yang tidak tuntas
- Mengalami kesulitan finansial
- Memiliki pemikiran yang bertentangan akan kehamilannya
Masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi saat hamil
Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang dapat muncul pada ibu hamil dan bagaimana mengatasinya.
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum pada masa kehamilan. Hal ini sering menjadi pemicu, dan muncul bersamaan dengan gejala gangguan kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, obsessive-compulsive disorder, dan gangguan pola makan.
Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang bervariasi. Pada trimester pertama dan ketiga, biasanya depresi akan terasa makin berat, namun cenderung lebih rendah atau menurun pada trimester kedua.