Gejala Preeklamsia (Preeklampsia) pada Ibu Hamil dan Janin yang Harus Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 22/06/2021

    Gejala Preeklamsia (Preeklampsia) pada Ibu Hamil dan Janin yang Harus Diwaspadai

    Sekitar 10 hingga 15 persen wanita hamil di seluruh dunia meninggal karena preeklamsia. Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan preeklamsia pada ibu hamil. Itu sebabnya, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui gejala preeklamsia sejak dini guna menurunkan risiko komplikasi kehamilan yang lebih parah. Berikut tanda preeklampsia yang perlu diwaspadai.

    Sekilas tentang preeklamsia pada ibu hamil

    Preeklamsia atau preeklampsia adalah komplikasi kehamilan serius yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi, walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya.

    Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu ke 20. Jika tidak diterapi dengan benar, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu dan hidup bayi.

    Preeklamsia terjadi karena adanya gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plasenta. Hal ini menyebabkan terganggunya aliran darah ke bagi bayi maupun ibu.

    Pada awal kehamilan, pembuluh darah mulai berkembang sempurna untuk membawa darah ke plasenta. Ada beberapa tanda preeklampsia yang perlu dipahami oleh ibu hamil.

    Perbedaan hipertensi gestasional dengan preeklamsia

    Dalam jurnal yang dikutip situs Prevent Hypertency, hipertensi gestasional adalah kondisi tekanan darah tinggi di atas 140/90 mmHg. Kondisi ini didiagnosis setelah 20 minggu kehamilan tanpa preeklamsia sebelumnya.

    Sementara itu, preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi diastolik di atas 140/90 mmHg pada ibu hamil di atas 20 minggu yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.

    Tanda dan gejala preeklamsia pada ibu hamil

    Preeklamsia merupakan kondisi serius dalam kehamilan yang sangat berbahaya karena gejala preeklamsia sering tidak diketahui atau disadari oleh ibu hamil.

    Kadang, gejala preeklamsia mirip dengan hamil normal seperti biasanya. Agar ibu hamil lebih waspada, berikut ini beberapa tanda dan gejala preeklamsia yang perlu dipahami:

    Tekanan darah tinggi

    Tekanan darah tinggi selama hamil adalah kondisi yang sangat bahaya dan dapat menjadi tanda preeklampsia. Bahkan, meskipun bukan sebagai gejala preeklamsia, tekanan darah tinggi juga menjadi masalah lain.

    Batas atas tekanan darah tinggi yaitu 140/90 mmHG yang diukur dua kali dalam keadaan dan jeda waktu berbeda. Apa yang harus dilakukan ketika mengalami gejala preeklamsia yang satu ini?

    Anda perlu mengetahui tekanan darah sebelum hamil, terutama bila ibu hamil memiliki tekanan darah rendah (anemia). Ini penting agar Anda mengetahui batasan tekanan darah sebelum dan setelah melahirkan.

    Dikutip dari laman Preeclampsia, seiring usia kehamilan semakin besar, dokter akan menyarankan posisi tidur ibu hamil berbaring di sisi kiri.

    Hal ini memungkinkan sirkulasi darah dalam tubuh tetap lancar sehingga bayi dapat terus menerima nutrisi dan oksigen melalui plasenta tanpa hambatan.

    Urine mengandung protein (proteinuria)

    Proteinuria adalah tanda preeklampsia yang bisa ditemukan dengan pemeriksaan medis. Kondisi ini artinya, hasil protein yang biasanya hanya ada di darah, tumpah ke dalam urine.

    Hal ini terjadi karena penyaringan ginjal yang disebabkan oleh preeklampsialah yang merusak filter tersebut. Jenis protein yang hilang karena kondisi ini adalah albumin.

    Cara memeriksa tanda preeklampsia yang satu ini harus dilakukan ketika ibu hamil sedang berkonsultasi ke dokter kandungan. Perawat akan mencelupkan strip ke dalam sampel urine, cara kerjanya mirip test pack.

    Bila strip mengeluarkan hasil 1+ atau lebih, itu adalah tanda preeklampsia dialami oleh Anda, meski tekanan darah ibu hamil di bawah 140/90.

    Bila Anda pernah mengalami tanda preeklampsia sebelumnya, bisa membeli strip reagen di apotek untuk pemeriksaan di rumah. Namun kalau kurang percaya diri dan takut terjadi kesalahan, Anda bisa melakukan pemeriksaan dengan dokter.

    Pembengkakan (edema) di kaki

    Kondisi kaki bengkak selama kehamilan adalah hal wajar. Namun, bisa menjadi tidak wajar bila cairan di kaki Anda sangat banyak sampai membuat bengkak parah. Ini salah satu gejala preeklamsia yang sering disepelekan karena dianggap wajar.

    Edema atau pembengkakan ini terjadi karena cairan berlebih di dalam tubuh. Biasanya terjadi di kaki, wajah, mata, dan tangan. Lalu, apa yang bisa dilakukan bila mengalami gejala preeklamsia yang satu ini?

    Bila ibu hamil merasa wajah lebih sembap dan bengkak dibanding sebelum kehamilan, ditambah kondisi bengkak di tangan dan kaki sampai menekan jari, segera konsultasikan ke dokter karena ini tanda preeklampsia.

    Bila ingin melakukan upaya pencegahan, hindari duduk terlalu lama dan biasanya menaruh kaki lebih tinggi dari tubuh ketika sedang rebahan.

    Sakit kepala

    Gejala preeklamsia berikutnya yang perlu diperhatikan adalah sakit kepala yang berdenyut sangat parah. Kadang, rasa sakitnya mirip dengan migrain yang sering sulit hilang.

    Anda bisa mengonsumsi obat sakit kepala yang aman untuk ibu hamil. Kalau ingin menghindari obat, bisa mengurangi perpindahan cahaya terlalu cepat (untuk yang memiliki sensitivitas terhadap cahaya).

    Mual dan muntah

    Bila di pertengahan kehamilan Anda mengalami mual sampai muntah, itu gejala preeklamsia yang harus diwaspadai. Pasalnya, morning sickness hanya akan terjadi di trimester pertama dan menghilang di trimester dua dan tiga.

    Anda perlu waspada ketika mual dan muntah di pertengahan kehamilan karena bisa menjadi gejala preeklamsia. Segera lakukan pemeriksaan tekanan darah dan proteinuria di urine Anda.

    Nyeri area perut dan bahu

    Nyeri di area ini disebut nyeri epigastrik yang biasanya terasa di bawah tulang rusuk sisi kanan. Gejala preeklamsia yang satu ini biasanya tersamarkan dengan rasa mulas, gangguan pencernaan, atau rasa sakit karena tendangan bayi.

    Perbedaan nyeri bahu biasa dengan gejala preeklamsi yaitu, rasanya seperti ada yang mencubit di sepanjang tali bra atau di leher.

    Terkadang kondisi ini membuat Anda sakit ketika berbaring ke sisi kanan. Gejala nyeri ini salah satu tanda sindrom HELLP atau masalah di hati (liver). Jangan diabaikan, segera konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

    Nyeri punggung bawah

    Nyeri punggung bawah merupakan keluhan hamil yang paling umum dan sering diabaikan sebagai gejala preeklamsia. Padahal, ini menunjukkan tanda preeklampsia yang patut diwaspadai. Bila Anda mengalami nyeri punggung bawah ditambah sakit perut, segera konsultasi dengan dokter.

    Berat badan naik 3-5 kilogram dalam waktu seminggu

    Menimbang berat badan menjadi kegiatan rutin selama kehamilan. Bila ibu hamil mengalami berat badan naik 3-5 kilogram hanya dalam waktu seminggu, itu merupakan indikator gejala preeklamsia. Kenaikan berat badan ini dihasilkan dari air di jaringan tubuh yang rusak, kemudian tidak melewati ginjal untuk dikeluarkan.

    Hal yang perlu dilakukan bila mengalami gejala preeklamsia ini yaitu hindari menurunkan berat badan selama kehamilan.

    Lebih baik konsumsi makanan sehat dan seimbang, seperti buah, sayur, vitamin ibu hamil yang penting untuk kehamilan. Hindari konsumsi garam berlebihan karena bisa memicu gejala preeklamsia.

    Kapan gejala preeklamsia muncul?

    Melansir dari WebMD, gejala preeklamsia bisa datang paling cepat 20 minggu kehamilan, tapi kondisi ini sangat jarang terjadi. Biasanya, gejala preeklamsia mulai muncul setelah usia kehamilan 32-34 minggu.

    Namun ada juga di beberapa kasus, gejala preeklamsia datang 48 jam setelah melahirkan dan bisa bertahan selama 12 minggu. Hanya saja, gejala preeklamsia cenderung bisa berlalu dengan sendirinya.

    Gejala preeklamsia yang terlihat pada janin dalam kandungan

    Gejala preeklamsia paling khas pada bayi yang belum lahir adalah pertumbuhan yang lambat. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk melalui plasenta ke bayi.

    Kondisi ini membuat bayi mendapat oksigen dan nutrisi lebih sedikit sehingga memengaruhi perkembangannya. Kejadian ini menyebabkan bayi mengalami keterbatasan pertumbuhan intrauterine growth restriction (IUGR).

    Meskipun kurang umum terjadi, kondisi ini juga dapat terjadi untuk pertama kalinya selama enam minggu pertama setelah melahirkan.

    Kebanyakan orang hanya mengalami gejala preeklamsia ringan. Akan tetapi, penting untuk mengobati gejala tersebut dengan segera agar tidak semakin parah atau terjadi komplikasi.

    Umumnya, semakin awal gejala preeklamsia terdeteksi, maka semakin besar peluang ibu dan hamil terhindar dari risiko komplikasi.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 22/06/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan