Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menyatakan negaranya telah bebas dari COVID-19. Kasus positif di Selandia Baru turun hingga mencapai nol setelah penerapan lockdown ketat selama tujuh pekan. Tidak lama lagi, negara ini juga akan segera menurunkan sistem lockdown ke level terendahnya.
Cara apa yang digunakan Selandia Baru hingga bisa unggul dalam melawan pandemi COVID-19?
Empat tahap lockdown yang diterapkan Selandia Baru
Kasus COVID-19 pertama di Selandia Baru dilaporkan pada akhir Februari lalu. Negara ini memberlakukan lockdown pada 25 Maret, empat hari setelah masyarakat dikenalkan dengan sistem pencegahan penyakit skala luas untuk menghadapi pandemi.
Selandia Baru termasuk sigap dalam melawan penyebaran coronavirus. Sang perdana menteri bahkan sudah memberlakukan lockdown saat kasus positif baru 102 orang tanpa angka kematian, seperti dilansir dari laporan dalam jurnal The Lancet.
Ketika kasus baru bermunculan, Selandia Baru langsung menjalankan lockdown tingkat 4. Mereka menutup sebagian besar bisnis, sekolah, dan tempat umum. Mereka juga memerintahkan masyarakat agar tetap di rumah dan membatasi perjalanan.
Setelah lockdown lima pekan, kasus COVID-19 di Selandia Baru menurun sehingga pemerintah mengubahnya menjadi tingkat 3. Masyarakat boleh keluar dengan menjaga jarak, transportasi umum dibatasi, dan restoran menerapkan sistem take away.
Memasuki Mei, negara ini kembali menurunkan lockdown menjadi tingkat 2. Tempat umum dan bisnis dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan, masyarakat diizinkan berkumpul dalam jumlah terbatas, dan sekolah kembali dibuka.
1,314,634
1,121,411
35,518
Saat ini, jumlah total kasus COVID-19 di Selandia Baru mencapai 1.504 orang dengan 22 kematian. Kasus terakhir dilaporkan pada Jumat (22/5) dan tidak ada kasus baru hingga Senin (8/6). Karena itulah, pemerintah berencana menurunkan pembatasan menjadi tingkat 1.
Pada tingkat 1, seluruh aktivitas kembali berjalan normal. Namun, masyarakat diimbau untuk selalu melakukan pencegahan dan tetap di rumah jika mengalami gejala mirip COVID-19. Tidak ada pembatasan transportasi atau acara umum kecuali bila sedang sakit.
Selain itu, pemerintah masih akan membatasi perjalanan dari luar luar negeri. Orang yang datang dari negara lain juga perlu dikarantina selama 14 hari sebelum bisa bebas beraktivitas. Langkah ini akan diterapkan hingga terdapat laporan lebih lanjut.
Bisakah Indonesia melakukan cara yang sama?
Setiap negara menempuh cara yang berbeda untuk memerangi COVID-19. Mulai dari lockdown total seperti di Selandia Baru, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia, hingga upaya mencapai herd immunity di Swedia.
Lockdown total yang dilakukan Selandia Baru tampaknya merupakan cara jitu untuk mencapai akhir pandemi COVID-19. Sebagai contoh, Australia sudah berhasil menurunkan kasus positif sejak menerapkan lockdown pada 25 Maret.
Meski sempat memiliki angka kematian tinggi, Italia juga kian meratakan kurva pandemi dengan memberlakukan lockdown. Tiongkok yang menjadi tempat awal munculnya coronavirus pun mulai kembali normal setelah beberapa pekan menjalankan sistem ini.
Namun, lockdown bukanlah langkah sederhana. Negara harus melakukan banyak penyesuaian yang belum tentu rampung dalam hitungan bulan. Faktor sosial, ekonomi, dan kesiapan layanan kesehatan juga harus dipertimbangkan.
Indonesia selama beberapa bulan terakhir mengandalkan PSBB untuk menghambat penularan COVID-19. Masyarakat menjalankan physical distancing, upaya pencegahan semakin digiatkan, dan tempat-tempat umum ditutup.
Sayangnya, lockdown total seperti yang dilakukan Selandia Baru tidak bisa diterapkan di Indonesia. Sebelum obat atau vaksin COVID-19 ditemukan, cara paling memungkinkan untuk melawan pandemi adalah dengan mencegah penyebarannya.
Penyebab Angka Kasus COVID-19 di Korea Selatan Kembali Melonjak
PSBB pun tidak bisa berlangsung selamanya. Indonesia kini perlu mulai bersiap dengan new normal alias kehidupan yang baru akibat adanya pandemi COVID-19. Artinya, masyarakat akan kembali menuju kehidupan semula dengan tetap berupaya mencegah penularan.
Selandia Baru unggul dalam melawan COVID-19 berkat kesigapannya saat kasus-kasus awal dilaporkan. Negara ini mengambil langkah tegas dengan lockdown tingkat 4 walaupun kasus positif masih terbilang sedikit.
Perdana Menteri Ardern menyampaikan bahwa selama menjalankan lockdown, negaranya mengikuti kebijakan berdasarkan sains. Mereka melacak setiap kasus, melakukan tes COVID-19 secara besar-besaran, dan memastikan masyarakatnya mematuhi anjuran kesehatan.
Indonesia mungkin tidak bisa menerapkan lockdown dengan sistem yang sama. Meski begitu, masih ada kesempatan menang dari COVID-19 yaitu dengan menjalankan protokol kesehatan.
Sebagai individu, Anda dapat ikut berperan dengan rajin mencuci tangan, mengenakan masker saat bepergian, serta menjaga diri dan lingkungan sekitar tetap bersih.
Bantu dokter dan tenaga medis lain mendapatkan alat pelindung diri (APD) dan ventilator untuk melawan COVID-19 dengan berdonasi melalui tautan berikut.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.