backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Vaksin Zifivax

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 08/08/2022

Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax jadi salah satu jenis vaksin COVID-19 yang memperoleh izin penggunaan darurat sebagai salah satu opsi vaksin booster di Indonesia. Lalu, seperti apa kandungan, efikasi, dan efek samping vaksin ini? Simak pembahasan detailnya berikut ini.

Apa itu vaksin Zifivax?

efikasi vaksin

Vaksin Zifivax adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical. Jenis vaksin ini memakai platform rekombinan protein sub-unit. 

Platform vaksin ini didapatkan dari bagian kecil virus yang disebut spike glikoprotein. Bagian inilah yang akan mendorong pembentukan antibodi oleh sistem imun saat disuntikkan ke tubuh manusia. 

Jenis platform tersebut tentu berbeda dengan jenis vaksin Sinovac yang didapatkan dari virus yang dimatikan atau dibuat menjadi tidak aktif (inactivated virus).

Peneliti dari Universitas Padjadjaran, dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), M.Kes menjelaskan bahwa perbedaan platform vaksin menjadi salah satu faktor yang membedakan tingkat efikasi. 

Perbedaan ini juga tampak pada vaksin dengan platform mRNA, seperti vaksin Pfizer atau vaksin Moderna yang mempunyai efikasi lebih tinggi, yakni di atas 90 persen.

Efektivitas vaksin Zifivax

Berdasarkan uji klinis fase ke-3 yang dilakukan peneliti dari Universitas Padjadjaran, ditemukan bahwa vaksin Zifivax memiliki angka efikasi hingga sebesar 81,51 persen.

Proses uji klinis ini melibatkan 2.000 relawan di Jakarta dan 2.000 relawan di Bandung. Selain kelompok usia 18–59 tahun, relawan juga berasal dari kelompok usia 60 tahun ke atas.

Rodman menuturkan efikasi vaksin untuk kelompok 60 tahun ke atas mencapai 87,58 persen, sedangkan untuk kelompok 18–59 tahun angka efikasinya mencapai 81,51 persen. 

Efektivitas vaksin COVID-19 ini tentu telah melampaui rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengharuskan angka efikasi di atas 50 persen.

Vaksin Zifivax ini juga diketahui ampuh menghadapi varian COVID-19 yang lebih berat, seperti varian Delta dengan efikasi sebesar 77,47 persen.

Dosis dan jadwal pemberian vaksin Zifivax

risiko tidak vaksinasi covid-19

Vaksin Zifivax telah memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah mengizinkan vaksin Janssen dan CanSino sebelumnya.

Selain ditujukan untuk vaksinasi booster, vaksin COVID-19 ini juga diharapkan bisa digunakan sebagai vaksinasi primer karena sama baiknya dalam meningkatkan kekebalan tubuh.

Pemberian vaksin ini dilakukan lewat suntikan ke otot (intramuskular/IM) pada bagian lengan atas. Berikut ini dosis dan jadwal pemberian vaksin yang perlu Anda ketahui.

Vaksinasi primer

Pemberian vaksin primer dilakukan tiga kali dengan dosis 0,5 ml pada setiap penyuntikan. Jarak pemberian masing-masing dosis vaksin ialah satu bulan.

Vaksinasi booster

Program vaksin booster Zifivax dilakukan secara heterolog. Artinya, vaksin dosis ketiga ini akan diberikan berbeda dari jenis vaksin primer yang digunakan.

Menurut Surat Edaran Kemenkes SR.02.06/C/2761/2022, aturan pemberian vaksin COVID-19 Zifivax dalam vaksinasi dosis lanjutan yakni sebagai berikut.

Vaksin Primer Dosis Vaksin Booster
Sinovac 1 dosis (0,5 ml)
Sinopharm 1 dosis (0,5 ml)

Cara pemberian vaksin Zifivax

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan setelah suntik vaksin. Vaksin COVID-19 hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan terlatih. 

Sebelum melakukan prosedur ini, petugas kesehatan akan melakukan skrining terkait kondisi kesehatan Anda sehingga Anda dinilai aman untuk menerima vaksin.

Vaksin akan diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) pada lengan bagian atas. Petugas akan membersihkan area disuntik dengan alcohol swab dan menyuntikkan vaksin.

Setelah memperoleh suntik vaksin COVID-19, dokter atau petugas akan meminta Anda untuk tidak meninggalkan lokasi vaksinasi selama 15–30 menit.

Hal ini bertujuan untuk memantau kemungkinan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang bisa terjadi pada sebagian penerima vaksin COVID-19.

Setelah dinyatakan aman dari KIPI, dokter atau petugas akan menjelaskan jadwal vaksinasi COVID-19 dosis kedua atau lanjutan.

Efek samping vaksin Zifivax

positif covid-19 setelah vaksin

Berdasarkan hasil uji klinis, efek samping vaksin Zifivax dapat ditoleransi dengan baik pada sebagian besar penerimanya. Efek samping yang umum terjadi, antara lain:

Anda dapat meminum obat pereda nyeri seperti paracetamol untuk meredakan efek samping tersebut. Jika gejala tak kunjung membaik atau timbul reaksi alergi, segera kunjungi dokter.

Peringatan dan perhatian saat menerima vaksin Zifivax

Pemberian vaksin Zifivax kemungkinan bisa berisiko pada orang dengan kondisi tertentu. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa hal berikut sebelum vaksinasi.

  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat alergi yang parah (anafilaksis) terhadap vaksin atau terapi suntik lain, maupun jenis alergi lain, seperti alergi makanan atau musiman.
  • Beri tahu dokter bila Anda memiliki komorbiditas, seperti penyakit paru kronis, penyakit jantung, penyakit liver, hipertensi, obesitas, dan diabetes.
  • Beri tahu dokter bila Anda sedang pernah atau sedang menjalani pengobatan yang menyebabkan penurunan sistem imun, seperti pada orang dengan HIV (ODHIV) dan penyakit autoimun.
  • Hindari pemberian vaksin pada orang dengan gejala demam akut (suhu tubuh di atas 38,5°C) dan tunda sampai orang tersebut tidak mengalami demam.
  • Pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai obat resep, nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan.
  • Informasikan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang dalam masa menyusui.

Apakah vaksin ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Ibu hamil menerima injeksi vaksin hepatitis B sebagai vaksin pengganti hepatitis D

Data yang tersedia mengenai pemberian vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui tidak memadai untuk menggambarkan risikonya.

WHO merekomendasikan vaksinasi pada ibu hamil mengingat dampak buruk COVID-19 saat kehamilan, seperti kelahiran prematur hingga lahir mati.

Sementara itu, WHO juga merekomendasikan vaksin pada ibu menyusui karena kemungkinan tidak berisiko dan pemberian ASI boleh dilanjutkan setelah vaksinasi.

Apabila Anda ragu terkait risiko vaksin saat hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui informasi vaksinasi COVID-19 lebih lanjut.

Interaksi vaksin dengan obat lain

Belum ada bukti bahwa vaksin Zifivax menimbulkan interaksi yang mengubah kinerja maupun meningkatkan risiko efek samping serius dari penggunaan obat lain.

Namun, tetap konsultasikan dengan dokter Anda terkait semua produk yang sedang digunakan, seperti obat resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.

Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.

Apakah vaksin Zifivax halal?

Vaksin Zifivax telah melewati proses yang halal, yang telah ditetapkan dalam Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2021 tentang produk vaksin COVID-19 dari Anhui, Tiongkok. Faktanya, Anhui juga menjadi perusahan yang memproduksi vaksin meningitis untuk jemaah haji asal Indonesia.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 08/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan