backup og meta

Apakah Orang Dewasa Masih Perlu Suntik Tetanus?

Apakah Orang Dewasa Masih Perlu Suntik Tetanus?

Suntik tetanus tidak hanya diperlukan bagi bayi dan anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Vaksin penyakit tetanus ini berguna untuk mencegah infeksi Clostridium tetani yang berbahaya. Lantas, kapan suntik tetanus diperlukan dan apa saja kemungkinan efek sampingnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa itu suntik tetanus?

vaksin untuk orang dewasa

Suntik tetanus diberikan untuk melindungi Anda dari penyakit tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.

Bakteri ini ada di seluruh dunia dan terutama bermukim di tanah. Tetanus sendiri adalah kondisi kerusakan saraf yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Saat ini, ada empat jenis vaksin yang digunakan untuk melindungi diri dari tetanus. Keempat jenis vaksin tersebut menggabungkan vaksin tetanus dan vaksin untuk penyakit lain, seperti:

  • Difteri dan tetanus (DT)
  • Difteri, tetanus, dan pertusis (DTaP)
  • Tetanus dan difteri (Td)
  • Tetanus, difteri, dan pertusis (Tdap)

Imunisasi tetanus dianjurkan untuk semua bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Vaksin DTaP dan DT diberikan kepada anak-anak di bawah usia 7 tahun.

Sementara Tdap dan Td diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

Meski angka kasus tetanus secara umum lebih tinggi dilaporkan pada bayi dan anak-anak, penyakit ini tetap dapat menghampiri orang dewasa yang belum divaksin.

Oleh karena itu, terlepas dari berapa pun usia Anda, segera dapatkan suntik tetanus jika belum pernah menerimanya sewaktu kecil.

Kapan suntik tetanus dibutuhkan?

suntik tetanus

Jika Anda terjatuh, tertusuk paku, maupun tertusuk benda tajam di jalanan, Anda perlu mendapatkan suntik tetanus.

Ini karena luka terbuka di kulit yang tidak cepat-cepat dibersihkan dapat membuat bakteri penyebab tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka tersebut.

Bakteri itu kemudian berkembang biak dan menghasilkan racun.

Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, racun menyebar secara bertahap ke saraf tulang belakang dan otak yang mengendalikan otot.

Jika ini terjadi, ciri-ciri tetanus akibat kaki yang kena paku atau benda tajam bisa muncul, termasuk otot yang terasa kaku dan baal.

Tetanus yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kejang parah hingga kematian akibat otot pernapasan yang berhenti bekerja.

Oleh karena itu, luka yang rentan terinfeksi tetanus harus ditangani langsung oleh dokter.

Daftar luka yang termasuk berisiko di antaranya sebagai berikut.

  • Luka bakar yang memerlukan pembedahan tetapi tidak bisa dilakukan dalam 24 jam.
  • Luka bakar yang menghilangkan banyak jaringan tubuh.
  • Luka karena gigitan binatang.
  • Luka tusukan seperti paku, jarum, dan lainnya yang telah terkontaminasi kotoran atau tanah.
  • Patah tulang serius di mana tulang terkena infeksi.
  • Luka bakar pada pasien dengan sepsis sistemik, yaitu penurunan tekanan darah akibat infeksi bakteri serius.

Setiap pasien dengan luka di atas harus menerima suntik tetanus sesegera mungkin, bahkan bila sudah divaksin sebelumnya.

Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri Clostridium tetani. Dokter akan langsung menyuntikkannya ke pembuluh darah.

Meskipun begitu, dokter juga akan meresepkan antibiotik, seperti penicillin atau metonidazole, sebagai obat tetanus karena suntikan ini hanya memberikan efek jangka pendek.

Antibiotik tersebut mencegah bakteri berkembang biak dan menghasilkan neurotoksin penyebab kejang otot dan kekakuan.

Siapa saja orang dewasa yang perlu vaksin ini?

Suntik meningitis untuk umrah

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin Tdap diperlukan untuk semua orang dewasa berusia 19 dan lebih tua yang tidak pernah menerima vaksin tersebut, terutama.

  • Petugas kesehatan yang memiliki kontak langsung dengan pasien.
  • Perawat bayi di bawah umur 1 tahun, termasuk orangtua, kakek-nenek, dan pengasuh bayi
  • Wanita hamil di trimester ketiga (idealnya berusia 27 sampai 36 minggu), bahkan jika Anda sebelumnya pernah menerima vaksin Tdap. Hal ini dapat melindungi bayi yang baru lahir dari batuk rejan pada bulan-bulan pertama kelahiran.
  • Ibu baru yang belum pernah menerima Tdap. Biasanya, tetanus neonatal biasanya berasal dari infeksi saat memutus tali pusat bayi baru lahir.
  • Orang yang bepergian ke negara-negara yang terinfeksi pertusis.

Vaksin Tdap juga diberikan bila Anda mengalami luka parah atau luka bakar dan belum pernah menerima vaksin.

Itu karena luka parah dan luka bakar juga dapat meningkatkan risiko tetanus. Vaksin Tdap dapat diberikan setiap saat sepanjang tahun.

Pemberian vaksin Tdap hanya satu suntikan yang dibutuhkan dan bisa diberikan bersamaan vaksinasi lainnya.

Vaksin Tdap dapat diberikan tanpa memperhatikan kapan terakhir vaksin Td diberikan. Vaksin ini juga aman untuk usia 65 tahun ke atas.

Agar sistem imun Anda tetap prima dalam melawan tetanus, suntikan penguat vaksin Td diperlukan setiap 10 tahun.

Siapa saja orang dewasa yang tidak dianjurkan vaksin ini?

vaksin covid-19

Anda mungkin tidak perlu menerima suntik tetanus jika Anda dalam kondisi berikut.

  • Mengalami alergi yang serius terhadap salah satu bahan vaksin sebelumnya.
  • Mengalami koma atau kejang dalam seminggu setelah menerima vaksinasi untuk batuk rejan (seperti DTaP), kecuali vaksin itu bukan penyebabnya maka Td bisa diberikan dalam kasus ini.

Jika Anda mengalami salah satu dari berikut kondisi ini, konsultasikan dengan dokter Anda apakah vaksin Tdap atau Td tepat untuk Anda:

  • epilepsi atau masalah sistem saraf lainnya,
  • guillain-Barré syndrome (GBS), dan
  • memiliki riwayat pembengkakan parah atau nyeri setelah menerima vaksinasi pertusis, tetanus, atau difteri di masa lalu.

Jika Anda sakit cukup parah, biasanya dokter Anda akan merekomendasikan Anda untuk menunggu vaksinasi setelah Anda sembuh.

Menurut CDC, Anda masih bisa mendapatkan suntik tetanus (atau jenis vaksin lainnya) jika Anda memiliki penyakit umum, seperti demam ringan, masuk angin, atau batuk pilek biasa.

Apa efek samping suntik tetanus?

pusing naik lift

Sama seperti vaksin lainnya, suntik untuk pencegahan tetanus juga mungkin mengakibatkan beberapa efek samping.

Namun, efek samping yang muncul mungkin tergolong ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping itu termasuk:

  • sakit, bengkak, atau kemerahan pada bagian tubuh yang disuntik,
  • demam ringan,
  • gemetar,
  • merasa lelah,
  • sakit kepala, dan
  • nyeri otot.

Pingsan juga dapat terjadi pada prosedur medis apapun, termasuk vaksinasi.

Namun, perlu diingat bahwa efek samping yang umum merupakan tanda bahwa tubuh Anda mulai membangun sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

Meskipun begitu, Anda disarankan segera menghubungi dokter jika mengalami gejala-gejala alergi parah berikut ini:

  • gatal-gatal,
  • pembengkakan pada wajah dan tenggorokan,
  • kesulitan bernapas,
  • detak jantung cepat,
  • pusing, dan
  • lemas.

Tetanus bisa dibilang sebagai kondisi yang kurang umum terjadi, tetapi bisa menjadi berbahaya. Oleh karena itu, vaksinasi penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala tetanus yang mengkhawatirkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Do I need a tetanus jab (vaccine) after an accident or injury?. (2018). Retrieved 22 December 2020, from https://www.nhs.uk/common-health-questions/accidents-first-aid-and-treatments/do-i-need-a-tetanus-jab-vaccine-after-an-accident-or-injury/

Tetanus (Lockjaw) | Vaccines. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://www.vaccines.gov/diseases/tetanus

Tetanus. (2019). Retrieved 22 December 2020, from https://www.who.int/health-topics/tetanus/#tab=tab_3

Tetanus Vaccination | CDC. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/tetanus/index.html

Vaccine Information Statement | Tdap | Tetanus-Diphtheria-Pertussis | VIS | CDC. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/tdap.html

Versi Terbaru

07/05/2021

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

3 Jenis Vaksin untuk Lansia yang Disarankan, Plus Syarat Pemberian Vaksinasi

Daftar Vaksinasi yang Diperlukan Sebelum Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/05/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan