Bevacizumab (Avastin)
Bevacizumab terbukti untuk menyusut dan memperlambat pertumbuhan kanker ovarium jenis tumor epitel. Obat ini bekerja dengan baik bila dikombinasikan dengan kemoterapi.
Pemberian bevacizumab juga bisa diresepkan bersamaan dengan olaparib pada wanita yang memiliki mutasi gen BRCA. Gen ini adalah gen yang diwariskan oleh keluarga yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, kanker payudara, dan kanker usus besar. Obat diberikan melalui infus setiap 2 hingga 3 minggu sekali.
Efek samping dari obat kanker ovarium ini adalah meningkatkan tekanan darah, menurunkan jumlah sel darah putih, menyebabkan sariawan, sakit kepala. dan diare.
Inhibitor PARP
Inhibitor PARP merupakan gabungan dari obat Olaparib (Lynparza), rucaparib (Rubraca), dan niraparib (Zejula). Pada wanita dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, jalur enzim PARP akan terblokir oleh gen tersebut. Enzim PARP sendiri adalah enzim yang terlibat dalam perbaikan DNA yang rusak di dalam sel.
Oleh karena itu, inhibitor PARP bekerja untuk mencegah gen BRCA menghambat jalur enzim PARP untuk memperbaiki sel yang rusak. Pada pasien kanker ovarium stadium lanjut, baik memiliki gen BRCA atau tidak, dokter biasanya memberikan olaparib dan rucaparib. Obat ini diminum satu kali setiap hari.
Untuk obat niraparib, biasanya digunakan ketika kanker ovarium telah menyusut setelah mengikuti kemoterapi dengan obat cisplatin atau carboplatin.
Gaya hidup sehat untuk mendukung pengobatan kanker ovarium
Pengobatan kanker ovarium sangat beragam. Dokter akan membantu Anda menentukan perawatan mana yang paling tepat sesuai dengan kondisi tubuh dan stadium kanker yang dimiliki. Jika gejala kanker ovarium masih saja muncul dan Anda tidak merasa lebih baik menjalani pengobatan, konsultasikan hal ini dengan dokter yang menangani kondisi Anda.
Namun, perlu diingatkan kembali bahwa pengobatan kanker bukan perawatan tunggal. Pasien diwajibkan juga untuk mengubah gaya hidup yang sesuai untuk pasien kanker Dengan begitu, pengobatan yang dilakukan akan jadi lebih efektif.
Perubahan gaya hidup ini meliputi penerapan diet kanker ovarium diikuti dengan menghindari berbagai pilihan makanan yang berpotensi meningkatkan risiko kanker, olahraga rutin, dan istirahat yang cukup. Pasien juga harus menjalani pengobatan sesuai rekomendasi dokter dan dilakukan secara rutin hingga sel kanker benar-benar hilang sepenuhnya dari dalam tubuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar