Jika dokter menegakkan diagnosis kanker payudara, orang tersebut juga punya kemungkinan lebih tinggi terkena kanker indung telur. Adanya kanker ini bisa jadi disebabkan oleh mutasi DNA pada sel dalam tubuhnya atau berasal dari gen yang diwariskan keluarga.
8. Sindroma kanker keluarga
Sebanyak 25% kasus kanker ovarium diketahui dilatarbelakangi dengan sindroma kanker keluarga yang dihasilkan dari perubahan mutasi gen bawaan tertentu. Lebih jelasnya, mari ketahui penyebab dari meningkatkan risiko kanker ini.
Sindrom kanker payudara dan ovarium herediter (HBOC)
Sindrom ini disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan, yakni gen BRCA1 dan BRCA2, serta kemungkinan beberapa gen lain yang belum ditemukan. Seseorang yang diwariskan gen ini, berisiko tinggi mengalami kanker ovarium, kanker payudara, dan risiko kanker lainnya.
Wanita dengan gen BRCA1 memiliki risiko sebesar 35-70% mengalami kanker ovarium. Sementara wanita dengan BRCA2 berisiko terkena kanker ovarium sebesar 10% dan 30% pada usia 70.
Sindrom kanker usus besar nonpolyposis herediter (HNPCC)
Wanita dengan sindrom ini memiliki risiko kanker usus, kanker endometrium, dan kanker ovarium lebih tinggi dibanding orang yang tidak memiliki sindrom. Beberapa jenis gen yang menyebabkan sindrom HNPCC adalah MLH1, MSH2, MSH6, PMS2, dan EPCAM.
Sindrom yang dikenal juga dengan sebutan sindrom Lynch dapat meningkatkan risiko kanker ovarium sebesar 10% dan 1 % pada tumor epitel.
Sindrom Peutz-Jeghers
Faktor penyebab yang meningkatkan risiko kanker ovarium selanjutnya adalah sindrom Peutz-Jeghers. Sindrom akibat mutasi gen STK11 ini menyebabkan terbentuknya polip di lambung dan usus di usia remaja. Wanita dengan sindrom ini berisiko mengalami jenis kanker ovarium, seperti tumor epitel dan tumor stromal.
Poliposis terkait MUTYH
Mutasi gen MUTYH yang diwariskan keluarga menyebabkan adanya polip di usus besar dan usus kecil sehingga berisiko terkena penyakit kanker usus besar, kanker kandung kemih, dan kanker ovarium.
Gen lain yang terkait dengan kanker ovarium herediter
Selain mutasi gen yang disebutkan di atas, ada jenis gen lain yang diketahui berkaitan dengan kanker ovarium. Jenis gen ini adalah ATM, BRIP1, RAD51C, RAD51D, dan PALB2.
Faktor lain penyebab tingginya risiko kanker ovarium

Faktor yang telah disebutkan sebelumnya, sudah dipastikan dapat meningkatkan risiko penyakit kanker indung telur. Namun, ahli kesehatan tidak berhenti sampai di situ. Mereka terus melakukan penelitian lebih dalam mengenai berbagai hal yang ada di lingkungan yang kemungkinan memiliki potensi memicu kerusakan sel dan mutasi DNA pada sel.
Berikut ini beberapa faktor yang menunjukkan potensi meningkatnya kanker ovarium, namun butuh penelitian lebih lanjut.
1. Pola makan yang kurang tepat
Secara umum, makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker diketahui mengandung zat karsinogenik, seperti makanan yang dibakar. Namun, makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium belum diteliti lebih dalam, kemungkinan memiliki kaitan erat yang menyebabkan obesitas, seperti makanan tinggi lemak.
Saat ini, ahli kesehatan merekomendasikan untuk menerapkan pola makan yang sehat, yakni memperbanyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian sebagai pencegahan kanker ovarium.
2. Tingginya kadar hormon androgen
Pada wanita, hormon androgen diproduksi oleh indung telur, kelenjar adrenal, dan sel-sel lemak. Androgen sama seperti hormon pria, yakni testosteron, hanya saja kadarnya pada wanita lebih rendah. Penelitian masih melakukan penelitian lebih lanjut mekanisme androgen terhadap sel-sel di sekitar ovarium.
3. Pemakaian bedak talek pada vagina
Bedak talek yang ditaburkan langsung pada vagina atau pembalut dan kondom bisa meningkatkan risiko kanker ovarium. Namun, tidak semua bedak talek. Studi menemukan kemungkinan ini pada bedak talk berasbes. Meski begitu, risiko peningkatannya masih kecil dan masih diteliti oleh ilmuwan.
Apa pentingnya tahu penyebab penyakit kanker ovarium ?

Mengetahui penyebab dan faktor risiko kanker ovarium adalah hal yang penting. Apalagi, bagi orang-orang yang berisiko tinggi dengan penyakit ini,
Dengan mengetahui penyebab, ahli kesehatan dapat menemukan berbagai hal yang nantinya digunakan sebagai tindakan untuk menurunkan risiko dan mencegahnya. Contohnya, wanita yang mengalami proses kehamilan sempurna dapat menurunkan risiko penyakit ini.
Kemudian, histerektomi atau operasi angkat rahim juga dapat memengaruhi risiko kanker ovarium pada wanita. Histerektomi parsial (sebagian) dan histerektomi total, tidak mengangkat ovarium sehingga risiko kanker pada organ tersebut masih ada.
Namun jika prosedur ini dilakukan dengan salpingo-ooforektomi, rahim, leher rahim, tuba falopi, sekaligus ovarium akan diangkat. Peluang terkena kanker ovarium akan hilang sepenuhnya karena ovarium sudah tidak ada. Meski begitu, hal ini tidak berarti Anda terbebas dari risiko kanker jenis lain. Jadi, tetap konsultasikan kesehatan Anda pada dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar