Secara umum, makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker diketahui mengandung zat karsinogenik, seperti makanan yang dibakar. Namun, makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium belum diteliti lebih dalam, kemungkinan memiliki kaitan erat yang menyebabkan obesitas, seperti makanan tinggi lemak.
Saat ini, ahli kesehatan merekomendasikan untuk menerapkan pola makan yang sehat, yakni memperbanyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian sebagai pencegahan kanker ovarium.
2. Tingginya kadar hormon androgen
Pada wanita, hormon androgen diproduksi oleh indung telur, kelenjar adrenal, dan sel-sel lemak. Androgen sama seperti hormon pria, yakni testosteron, hanya saja kadarnya pada wanita lebih rendah. Penelitian masih melakukan penelitian lebih lanjut mekanisme androgen terhadap sel-sel di sekitar ovarium.
3. Pemakaian bedak talek pada vagina
Bedak talek yang ditaburkan langsung pada vagina atau pembalut dan kondom bisa meningkatkan risiko kanker ovarium. Namun, tidak semua bedak talek. Studi menemukan kemungkinan ini pada bedak talk berasbes. Meski begitu, risiko peningkatannya masih kecil dan masih diteliti oleh ilmuwan.
Apa pentingnya tahu penyebab penyakit kanker ovarium ?

Mengetahui penyebab dan faktor risiko kanker ovarium adalah hal yang penting. Apalagi, bagi orang-orang yang berisiko tinggi dengan penyakit ini,
Dengan mengetahui penyebab, ahli kesehatan dapat menemukan berbagai hal yang nantinya digunakan sebagai tindakan untuk menurunkan risiko dan mencegahnya. Contohnya, wanita yang mengalami proses kehamilan sempurna dapat menurunkan risiko penyakit ini.
Kemudian, histerektomi atau operasi angkat rahim juga dapat memengaruhi risiko kanker ovarium pada wanita. Histerektomi parsial (sebagian) dan histerektomi total, tidak mengangkat ovarium sehingga risiko kanker pada organ tersebut masih ada.
Namun jika prosedur ini dilakukan dengan salpingo-ooforektomi, rahim, leher rahim, tuba falopi, sekaligus ovarium akan diangkat. Peluang terkena kanker ovarium akan hilang sepenuhnya karena ovarium sudah tidak ada. Meski begitu, hal ini tidak berarti Anda terbebas dari risiko kanker jenis lain. Jadi, tetap konsultasikan kesehatan Anda pada dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar