backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Penyakit dan Pengobatan Kanker Ovarium

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Penyakit dan Pengobatan Kanker Ovarium

    Setiap penyakit yang dibiarkan tanpa perawatan atau tidak diobati dengan tepat, umumnya akan berujung dengan komplikasi. Apalagi pada penyakit kanker yang sel-sel kankernya aktif menyebar ke jaringan atau organ lain. Lantas, jika seseorang memiliki kanker ovarium, komplikasi apa saja yang mungkin terjadi akibat penyakitnya tidak diobati dengan tepat? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

    Komplikasi akibat penyakit kanker ovarium

    cara mengobati obat kanker

    Penyebab kanker ovarium memang tidak diketahui, tapi penyebab kanker secara umum adalah mutasi DNA dalam sel. Mutasi ini membuat sistem perintah sel dalam DNA jadi rusak sehingga membuat sel berfungsi abnormal. Sel akan terus membelah tanpa kendali dan inilah membuat penyakit kanker dapat menyebar dari satu area ke area lainnya dengan cepat.

    Penyebaran sel kanker ini pada akhirnya akan membuat gejala kanker ovarium semakin parah dan menyebabkan komplikasi. Penentuan komplikasi tidak hanya diamati lewat gejalanya saja, tapi juga berdasarkan hasil tes kesehatan yang tidak berbda jauh dengan tes untuk diagnosis kanker ovarium.

    Menurut studi lama yang Journal Of Pain And Symptom Management, komplikasi akibat penyakit kanker ovarium yang umumnya terjadi, antara lain:

    1. Tubuh kelelahan ekstrem

    Tubuh kelelahan yang tidak biasa merupakan gejala sekaligus komplikasi akibat kanker, termasuk kanker ovarium. Hampir 75% pasien kanker ovarium mengalami kondisi ini.

    Munculnya rasa lelah yang parah ini disebabkan oleh perubahan tubuh akibat adanya sel kanker dalam tubuh. Sel kanker dapat merangsang tubuh untuk melepaskan protein sitokin yang nantinya memicu tubuh kelelahan.

    Sel kanker yang sudah merusak organ tertentu, melemahkan otot, dan mengubah kadar hormon tubuh juga membuat kebutuhan energi jadi semakin besar, padahal kebanyakan pasien kanker tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi (bahan bakar energi) dengan baik.

    2. Mual, muntah, dan sembelit kronis

    Sama seperti tubuh yang kelelahan, mual, muntah, dan sembelit kronis juga merupakan komplikasi akibat penyakit kanker ovarium. Data menunjukkan sekitar 71% pasien mengalami mual dan muntah terus-menerus serta 49% mengalami konstipasi alias sembelit.

    3. Pembengkakan (edema)

    Edema adalah pembengkakan tubuh akibat penumpukan cairan di jaringan. Komplikasi kanker ovarium ini terjadi akibat tertahannya air atau garam yang seharusnya dibuang oleh tubuh.

    Bisa juga menjadi pertanda pertumbuhan tumor yang semakin membesar atau terjadi penyumbatan. Diperkirakan 44% pasien kanker mengalami kondisi ini.

    5. Anemia

    Anemia menandakan kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah. Kondisi ini menjadi salah satu komplikasi akibat penyakit kanker ovarium yang terus menyebar ke area usus besar.

    Ini juga bisa terjadi karena sel kanker yang tubuh dengan cepat sehingga akan terjadi perdarahan di pusat tumor. Kondisi tersebut membuat kadar darah menurun drastis dan menyebabkan anemia. Berdasarkan data, sekitar 34% pasien kanker mengalami anemia, sebagai salah satu komplikasinya.

    6. Asites

    Asites adalah penumpukan cairan berlebih di perut karena adanya tekanan dari tumor. Memang tidak semua kanker akan menimbulkan adanya tumor, hanya jenis kanker tertentu saja, seperti kanker ovarium. Tumor terbentuk dari sel-sel kanker yang terus membelah dan menumpuk.

    Sekitar 28% penderita kanker ovarium mengalami kondisi ini. Adanya asites inilah yang membuat mereka mengalami mual, muntah, dan kelelahan terus- menerus.

    Terjadinya asites menjadi pertanda bahwa kanker telah mencapai stadium lanjut atau telah menyebar ke area perut, seperti usus besar. Biasanya dokter akan merekemondasikan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan tersebut dan prosedur ini dikenal dengan paracentesis.

    7. Penyumbatan pada perut

    Penyumbatan perut atau dikenal juga dengan obstruksi perut dialami sekitar 12% pasien kanker ovarium. Kondisi ini terjadi akibat tumor dari kanker ovarium sudah menekan usus. Bisa juga menjadi tanda bahwa pasokan sel-sel kanker mulai berkembang di sekitar saraf usus, merusak dan menghentikan kerja otot.

    Usus Anda mungkin tersumbat seluruhnya atau sebagian. Ini berarti bahwa limbah dari makanan yang dicerna tidak dapat melewati penyumbatan. Diagram menunjukkan usus dan sisa dari sistem pencernaan. Obstruksi perut sangat umum terjadi pada kanker ovarium stadium lanjut.

    Ketika penyumbatan perut terjadi, pasien kanker akan merasakan sakit perut luar biasa diikuti perut penuh dan kembung. Mereka juga akan muntah dan sembelit terus-menerus.

    8. Penyumbatan pada kandung kemih

    Penyumbatan kandung kemih atau obstruksi kandung kemih terjadi ketika ada penyumbatan di bagian pangkal atau leher kandung kemih.

    Penyumbatan ini menyebabkan masalah, seperti seperti terasa sakit saat buang air, tidak bisa menahan desakan untuk buang air kecil, dan sakit perut parah. Kondisi ini terjadi ketika tumor kanker yang menyebar menekan kandung kemih. Obstruksi kandung kemih cukup jarang terjadi, hanya 3% pasien kanker ovarium yang mengalaminya.

    Komplikasi akibat pengobatan kanker ovarium

    operasi kanker kulit

    Komplikasi tidak hanya terjadi akibat penyakit kanker ovarium, tapi bisa juga disebabkan oleh pengobatan kanker yang dijalani, salah satunya operasi pengangkatan sel kanker. Komplikasi tersebut bisa ringan hingga mengancam jiwa.

    Operasi menyebabkan adanya luka terbuka yang bisa menyebabkan infeksi karena mengundang bakteri untuk berkembang biak di sekelilingnya. Area kulit yang terluka bisa membengkak, terasa sakit, bahkan bernanah. Perdarahan juga bisa terjadi akibat operasi kanker ovarium.

    Operasi juga bisa menyebabkan pembekuan darah. Guna mencegah kedua hal tersebut, Anda diharuskan untuk membersihkan luka dengan benar sesuai dengan arahan dokter. Jaga luka tetap kering dan bersih dari keringat maupun kotoran. Pembekuan darah juga bisa dicegah dengan menggerakan kaki Anda setelah operasi.

    Agar bekas operasi pengobatan kanker ovarium tidak mengalami perdarahan, Anda diminta untuk menjalani rawat inap selama kurang lebih 7 hari. Setelahnya, Anda juga diharuskan menghindari aktivitas berat yang mengharuskan tubuh banyak bergerak atau mengangkat benda-benda berat. Anda boleh memulai kembali aktivitas dalam 4 hingga 6 minggu setelah operasi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan