Gigitan yang cukup dalam dari kucing dapat menimbulkan luka terbuka yang menjadi pintu masuk bakteri berbahaya. Simak pertolongan pertama saat digigit kucing untuk mencegah terjadinya infeksi.
Waspadai infeksi serius dari gigitan kucing
Kasus gigitan hewan umumnya berasal dari hewan peliharaan, terutama kucing.
Gigitan kucing sebagian besar terjadi akibat kontak yang disengaja seperti saat bermain atau membelai bulunya.
Kucing memiliki gigi dengan ujung yang runcing sehingga bisa menimbulkan luka tusuk yang kecil tetapi dalam saat digigit.
Luka terbuka yang kecil memang cenderung lebih cepat untuk sembuh, tetapi tetap bisa menjadi sarana bagi bakteri dari air liur kucing atau lingkungan luar untuk masuk ke dalam tubuh.
Nah, infeksi pada luka gigitan kucing terkadang sulit dicegah karena luka yang terlalu kecil sulit untuk dibersihkan.
Dampak dari gigitan kucing bisa menyebabkan sejumlah reaksi pada kulit, mulai dari timbulnya perih, kemerahan, dan bengkak ringan.
Jika bakteri atau mikroba penyebab infeksi lainnya berhasil masuk ke dalam luka gigitan, Anda bisa terinfeksi sejumlah penyakit, seperti:
- tetanus,
- infeksi bakteri Pasteurella multocida,
- cat scratch fever,
- rabies, dan
- osteomyelitis (infeksi pada tulang).
Infeksi bakteri yang berasal dari air liur kucing, cat scratch fever, dan tetanus bisa mulai terjadi selang beberapa jam setelah Anda digigit kucing.
Namun, infeksi virus rabies biasanya berlangsung setelah berminggu-minggu. Setelah itu, infeksi akan menimbulkan sejumlah gejala yang lebih serius.
Waspadailah jika Anda mengalami beberapa gejala seperti di bawah ini:
- keluar cairan dari luka gigitan,
- luka gigitan bertambah bengkak dan kemerahan,
- area yang tergigit sulit digerakkan,
- mati rasa pada bagian yang tergigit,
- pembengkakan pada kelenjar getah bening,
- demam menggigil,
- tubuh lemas,
- kesulitan bernapas, dan
- nyeri pada otot dan sendi.
Langkah pertolongan pertama ketika digigit kucing
Sama halnya dengan merawat bekas cakaran kucing, gigitan kucing yang meninggalkan luka ringan bisa diobati dengan pertolongan pertama di rumah.
Selain mengobati, upaya pertolongan pertama juga bertujuan untuk menghindari terjadinya infeksi akibat digigit kucing.
Ikutilah cara-cara berikut ini secara bertahap untuk mengobati luka setelah digigit kucing.
1. Membersihkan luka
Karena bekas gigitan kucing meninggalkan luka tusuk yang kecil, bersihkanlah luka dengan air mengalir selama beberapa menit.
Selama itu, tekan luka gigitan secara perlahan untuk membantu bakteri keluar dari dalam kulit.
Bersihkan juga area luka dengan sabun guna memastikan tidak ada bakteri yang tertinggal.
2. Mengoleskan salep antibiotik
Pakailah handuk atau perban steril untuk mengeringkan bekas gigitan.
Setelah itu, oleskan salep antibiotik seperti bacitracin atau gentamicin tepat di area kulit yang terkena gigitan.
Cara pertolongan pertama ini bisa semakin mencegah terjadinya penyakit infeksi akibat digigit kucing, tak terkecuali bila Anda mengalami luka berdarah.
Saat menggunakan salep antibiotik, pastikan Anda mengikuti aturan pemakaian yang tertera pada kemasan.
Selain salep antibiotik, Anda bisa menggunakan salep atau cairan obat merah yang mengandung povidone iodine.
3. Membiarkan luka tanpa plester
Menurut American Family of Physician, luka akibat gigitan hewan sebaiknya dibiarkan terbuka untuk menghindari infeksi.
Pada kebanyakan kasus, infeksi pada luka gigitan hewan justru lebih berisiko terjadi ketika luka ditutup dengan plester atau perban.
Meskipun begitu, riset yang dilakukan untuk mengamati kondisi ini masih terbatas pada kelompok kecil.
Nah, untuk kondisi yang membuat luka lebih berisiko terinfeksi, seperti luka gigitan pada tangan yang mudah terpapar bakteri dari luar, Anda sebaiknya tetap melindungi luka terbuka dengan plester steril.
4. Memantau kondisi luka
Tanda-tanda infeksi biasanya akan muncul setelah 24-48 jam.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk terus memperhatikan kondisi luka digigit kucing dalam melakukan pertolongan pertama.
Kapan perlu memeriksakan luka gigitan ke dokter?
Pada kasus gigitan yang parah, Anda perlu mendapatkan penanganan medis dengan cepat untuk mencegah risiko komplikasi.
Selain infeksi, gigitan kucing yang kuat juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot, gangguan saraf, atau luka internal akibat tertinggalnya gigi kucing yang patang di dalam kulit.
Melansir American College of Emergency Physicians, Anda membutuhkan pertolongan pertama dari dokter atau petugas medis ketika luka digigit kucing menunjukkan gejala seperti berikut ini.
- Munculnya gejala infeksi pada luka seperti demam, bengkak, luka berair, dan nanah.
- Luka gigitan menyebabkan perdarahan luar yang sulit berhenti selama 15 menit.
- Gigitan menyebabkan luka robek yang dalam dan lebar.
- Nyeri yang kuat di sekitar lapisan kulit dalam atau tulang.
Di samping itu, Anda juga perlu mencari bantuan medis sesegera mungkin jika terjadi kondisi di bawah ini.
- Kucing yang menggigit menunjukkan tanda-tanda hewan terinfeksi rabies, seperti tingkah laku yang lebih galak atau air liurnya berbusa.
- Anda tidak mendapatkan suntikan tetanus selama 5 tahun terakhir.
- Status vaksinasi rabies dari kucing yang menggigit Anda tidak diketahui.
- Anda memiliki penyakit diabetes, autoimun, atau gangguan darah yang menyebabkan luka gigitan sulit sembuh.
Dalam penanganan medis, dokter mungkin akan memberikan suntikan tetanus atau vaksin rabies untuk mencegah berkembangnya infeksi.
Selain itu, dokter juga akan memberikan obat antibiotik untuk merawat luka yang mengalami infeksi. Dengan begitu, luka digigit kucing akan lebih cepat pulih.
[embed-health-tool-bmi]