backup og meta

Awas, Kelebihan Protein Bisa Sebabkan Keracunan!

Awas, Kelebihan Protein Bisa Sebabkan Keracunan!

Zat gizi protein merupakan satu dari tiga jenis makronutrien yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh secara optimal. Namun, kelebihan protein, terutama tanpa asupan lemak atau karbohidrat, malah bisa sebabkan keracunan pada tubuh.

Apa itu kelebihan protein?

Kelebihan protein adalah ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak protein, tapi tidak cukup lemak dan karbohidrat untuk jangka waktu yang lama. Kondisi ini dikenal juga dengan kelaparan kelinci atau mal de caribou.

Istilah tersebut bermula saat penjelajah asal Amerika Serikat harus bertahan hidup hanya dengan memakan daging tanpa lemak seperti daging kelinci.

Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh membutuhkan asupan makronutrien dan mikronutrien. Jika kedua komponen tersebut terlalu sedikit atau terlalu banyak, fungsi tubuh akan terganggu.

Makronutrien (zat gizi makro) yaitu nutrisi pemberi energi pada tubuh, seperti protein dan karbohidrat. Sedangkan mikronutrien (zat gizi mikro) yaitu nutrisi yang dibutuhkan tubuh tetapi tidak memasok kalori (energi), seperti vitamin dan mineral.

Walaupun mendapatkan cukup kalori dari protein, tubuh tetap saja mengalami kekurangan gizi, khususnya lemak dan karbohidrat. Akibatnya, kebutuhan gizi menjadi tidak seimbang.

Protein terdiri dari asam amino yang akan dimetabolisme oleh organ hati dan ginjal. Proses metabolisme zat gizi protein yaitu proses pemecahan protein yang digunakan untuk menggantikan protein yang ada dalam tubuh.

Bila kelebihan protein, tubuh akan mengalami peningkatan kadar amonia, urea, dan asam amino yang kemudian menjadi racun dalam darah. Meski tergolong jarang, keracunan akibat kelebihan protein ini bisa berakibat fatal.

Apa saja gejala kelebihan protein?

Di bawah ini berbagai gejala yang bisa terjadi bila tubuh Anda kelebihan protein.

  • Mual
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Perubahan suasana hati
  • Tekanan darah rendah
  • Kelelahan
  • Kelaparan dan ngidam berbagai makanan
  • Denyut jantung melambat
  • Dehidrasi

Gejala-gejala tersebut akan mereda saat Anda mengurangi kandungan protein dalam makanan dan menggantinya dengan asupan lemak atau karbohidrat. Namun, apabila terus dibiarkan selama berminggu-minggu, hal ini bisa berbahaya untuk tubuh.

Konsumsi protein berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika Anda mengonsumsi sumber protein hewani dengan lemak jenuh yang tinggi. Tak hanya itu, kadar kolesterol tubuh juga akan meningkat.

Sebuah penelitian pernah menunjukkan bahwa kelebihan protein dapat merusak fungsi ginjal. Ini karena kelebihannya dapat mengganggu kadar hormon yang berhubungan dengan kinerja organ berbentuk seperti kacang ini.

Efek tersebut belum tentu dialami orang-orang dengan ginjal yang normal, tapi tentunya dapat berdampak fatal bagi yang memiliki masalah pada ginjal.

Ginjal berfungsi membantu tubuh menyaring limbah yang dihasilkan dari asupan protein. Semakin banyak protein yang dicerna, semakin banyak pula asam amino yang harus disaring, sehingga membuat kerja ginjal jadi lebih berat dan lebih tegang.

Dampak lainnya, konsumsi terlalu banyak protein berkaitan erat dengan risiko penyakit osteoporosis. Kelebihan protein dapat membuat tubuh lebih mudah kehilangan kalsium. Namun, hal ini masih harus diteliti lebih lanjut.

Berapa jumlah asupan protein harian yang dianjurkan?

Sebenarnya, jumlah asupan protein yang direkomendasikan berbeda-beda tergantung pada usia dan jenis kelamin.

Dilansir dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Angka Kecukupan Gizi, Di bawah ini merupakan jumlah kebutuhan protein per hari yang seharusnya dipenuhi agar tidak kelebihan.

  • Bayi 0 – 5 bulan: 9 gram
  • Bayi 6 – 11 bulan: 15 gram
  • Balita 1 – 3 tahun: 20 gram
  • Anak-anak 4 – 6 tahun: 25 gram
  • Anak-anak 7 – 9 tahun: 40 gram
  • Anak laki-laki 10 – 12 tahun: 50 gram
  • Remaja laki-laki 13 – 15 tahun: 70 gram
  • Remaja laki-laki 16 – 18 tahun: 75 gram
  • Laki-laki 19 – 64 tahun: 65 gram
  • Laki-laki ≥ 65 tahun: 64 gram
  • Anak perempuan 10 – 12 tahun: 55 gram
  • Remaja perempuan 13 – 18 tahun: 65 gram
  • Perempuan 19 – 64 tahun: 60 gram
  • Perempuan ≥ 65 tahun: 58 gram

Bagaimana cara menangani kondisi ini?

Prinsipnya, keracunan protein terjadi karena tubuh kelebihan protein tapi kekurangan lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu, keracunan protein dapat diatasi dengan memenuhi asupan lemak dan karbohidrat yang hilang tersebut.

Kurangi asupan protein tidak lebih dari 2 gram per kilogram berat badan dan tambahkan asupan lemak serta karbohidrat dari menu makanan. Anda bisa mengobati keracunan protein dalam tubuh sekaligus meningkatkan kebutuhan serat.

Bagi Anda yang sedang menjalankan diet tinggi protein, tidak perlu cemas. Sebagian besar diet tinggi protein seperti diet Atkins, diet ketogenik (keto), dan diet paleo sama-sama mendorong asupan lemak tinggi beserta beberapa asupan karbohidrat.

Hal ini tidak memungkinkan terjadinya kelebihan protein karena sudah ada asupan lemak dan karbohidrat. Namun, karena banyaknya diet yang menawarkan tinggi protein, ini tetap menjadi hal yang harus diperhatikan.

Anda tidak disarankan menghilangkan lemak dan karbohidrat dalam pola makan Anda dan mementingkan protein. Karena itulah, temukan program diet sehat yang sesuai dengan kondisi tubuh dan konsultasikan pada dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bilsborough, S., & Mann, N. (2006). A review of issues of dietary protein intake in humans. International journal of sport nutrition and exercise metabolism, 16(2), 129–152. Retrieved 19 April 2021.

How Much Protein Do You Need Every Day? (2019). Harvard Helath Publishing. Retrieved 19 April 2021, from https://www.health.harvard.edu/blog/how-much-protein-do-you-need-every-day-201506188096

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved 19 April 2021, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Adelia Marista Safitri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

6 Efek Samping Kelebihan Vitamin D, Bisa Sebabkan Keracunan

Kelebihan Gizi Pada Anak Bisa Berbahaya, Ini yang Harus Dipahami Ortu


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan