backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

6 Efek Samping Kelebihan Vitamin D, Bisa Sebabkan Keracunan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 22/07/2022

    6 Efek Samping Kelebihan Vitamin D, Bisa Sebabkan Keracunan

    Vitamin D merupakan zat gizi penting yang berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan sel tubuh. Sumber vitamin D yang didapatkan secara alami adalah sinar ultraviolet B (UVB) dari pancaran sinar matahari. Namun, kelebihan vitamin D juga bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Apa saja? Ini ulasan detailnya.

    Berapa dosis vitamin D yang dianjurkan?

    Mungkin selama ini Anda hanya berfokus pada informasi mengenai kekurangan vitamin D, tetapi ternyata kelebihan vitamin D bisa menimbulkan efek samping.

    Hal ini biasanya terjadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi suplemen vitamin D dalam jangka panjang.

    Dosis vitamin D yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan adalah 15 mikrogram (mcg) per hari untuk anak-anak dan orang dewasa. 

    Bagi orang lanjut usia perlu mencukupi kebutuhan vitamin D harian sebesar 20 mcg. Untuk memastikan keamanannya, Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari 100 mcg vitamin D atau per hari.

    Efek samping kelebihan vitamin D

    Kelebihan vitamin biasanya terjadi karena mengonsumsi suplemen dalam dosis tinggi. 

    Berada di bawah paparan sinar matahari terlalu lama atau mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D tidak akan menyebabkan kelebihan vitamin D. 

    Berikut adalah sejumlah dampak kesehatan yang bisa Anda rasakan akibat kelebihan asupan vitamin D.

    1. Keracunan vitamin D

    Kondisi keracunan karena kelebihan vitamin D disebut hipervitaminosis D. Vitamin D bisa menyebabkan keracunan pada tubuh apabila kadarnya melebihi 100 nanogram per militer (ng/mL). 

    Sebagian besar kasus keracunan vitamin D disebabkan oleh konsumsi vitamin secara berlebihan. Keracunan vitamin D akan menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil. 

    Saat mengalami keracunan vitamin D, kadar kalsium di dalam darah juga akan meningkat. Hal ini bisa mengarah pada penumpukan kalsium pada tulang yang mengakibatkan nyeri.

    Kadar kalsium yang tinggi juga bisa mengakibatkan ginjal bekerja lebih keras dalam menyaring darah. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa merusak fungsi ginjal.

    2. Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan

    ilustrasi mual gejala dan ciri-ciri keracunan makanan

    Kelebihan vitamin D bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan memengaruhi nafsu makan. 

    Sebuah studi dari Nutrients mengamati 10 orang yang mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi. Peserta penelitian kemudian mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.

    Setidaknya empat orang mengalami mual dan muntah, tiga orang lainnya kehilangan nafsu makan. 

    Sementara itu, studi dari jurnal NTVG menemukan remaja perempuan mengalami mual dan penurunan berat badan setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D 78 kali lipat lebih tinggi dari yang tercantum di label.

    3. Gagal ginjal

    Asupan vitamin D yang berlebih bisa menyebabkan gagal ginjal. Hal ini karena terlalu banyak vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan tingginya kadar kalsium (hiperkalsemia).

    Kondisi tersebut dapat menyebabkan kehilangan kadar air dalam tubuh, seperti menyebabkan sering buang air kecil dan pengapuran ginjal. 

    Hiperkalsemia juga dapat menyebabkan pembuluh darah ginjal menyempit yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal.

    Banyak penelitian telah melaporkan cedera ginjal sedang hingga berat pada orang yang mengalami keracunan vitamin D.

    4. Sakit perut, sembelit, dan diare

    kondisi steatorrhea pria sakit perut di toilet

    Masalah pencernaan secara umum seperti sakit perut, sembelit, dan diare bisa menjadi pertanda kelebihan vitamin D dalam tubuh. 

    Pada studi di jurnal Hindawi memperlihatkan seorang anak berusia 18 bulan mengalami diare, sakit perut, dan gejala lainnya setelah mengonsumsi vitamin D3 sebanyak 50.000 IU.

    Studi lainnya dari Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism menunjukkan seorang anak laki-laki menderita sakit perut dan sembelit setelah mengonsumsi suplemen vitamin D tanpa aturan yang jelas.

    5. Peningkatan kalsium dalam darah

    Peningkatan konsumsi vitamin D berbanding lurus dengan peningkatan kalsium dalam darah. Jika asupan vitamin D berlebih, tingkat kalsium dalam darah pun ikut bertambah.

    Kadar kalsium yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan beberapa efek negatif seperti gangguan pencernaan, keletihan, pusing, haus, dan sering buang air kecil.

    Sebagai contoh, sebuah studi kasus dari Lakartidningen melaporkan seorang pria tua dengan demensia menerima 50.000 IU vitamin D setiap hari selama 6 bulan.

    Kadar kalsium dalam darahnya naik mencapai 13,2–15 mg/dl, padahal normalnya hanya sekitar 8,5–10,2 mg/dl. Setelah menghentikan konsumsi suplemen, butuh waktu setahun untuk menormalkan lagi kadar kalsium dalam darah.

    6. Pengeroposan tulang

    Walaupun vitamin D3 berperan penting dalam penyerapan kalsium dan menjaga kepadatan tulang, terlalu banyak vitamin D3 justru mengakibatkan pengeroposan tulang

    Beberapa peneliti menyatakan bahwa kelebihan vitamin D3 bisa menyebabkan penurunan kadar vitamin K2 dalam darah.

    Salah satu fungsi terpenting dari vitamin K2 yakni menjaga kadar kalsium di dalam tulang dan darah. Vitamin D3 yang cukup tinggi mampu menghambat fungsi vitamin K2 sehingga tulang rentan mengalami pengeroposan. 

    Oleh karena itu, hindari konsumsi suplemen vitamin D yang berlebihan dan perbanyaklah konsumsi makanan yang mengandung vitamin K2, seperti produk susu. 

    Meskipun hipervitaminosis D jarang terjadi, Anda tetap perlu berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen ini.

    Konsultasikan kepada dokter sebelum memutuskan mengonsumsinya untuk mengetahui dosis yang tepat bagi tubuh Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 22/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan