Jumlah kasus penyakit pada mata di Indonesia secara keseluruhan tergolong tidak begitu tinggi. Meski begitu, gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi momok kesehatan serius khususnya pada kelompok lansia.
Tingginya angka penyakit mata pada usia lanjut sebagian besar disebabkan oleh katarak yang memang dapat berkembang seiring bertambahnya usia. Lantas, apa lagi jenis sakit mata lainnya yang paling umum terjadi?
Apa itu penyakit pada mata?
Penyakit pada mata merupakan gangguan penglihatan yang sering dialami oleh masyarakat. Ada banyak jenis penyakit mata yang bisa terjadi.
Setiap jenis penyakit bisa menimbulkan keluhan sakit mata yang berbeda-beda, mulai dari mata gatal, iritasi, hingga tiba-tiba kehilangan penglihatan.
Meskipun beberapa penyakit pada mata tergolong serius, tetapi ada juga yang dapat diatasi atau bahkan dicegah.
Jenis-jenis penyakit pada mata yang sering terjadi
Daftar berikut ini memberikan penjelasan tentang jenis sakit atau penyakit mata yang umum. Segera hubungi dokter mata jika Anda mengalami gejalanya.
1. Katarak
Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia, bahkan mencapai 50 persen.
Tingginya kasus mata buta akibat katarak di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh ketidaktahuan telah mengalami katarak dan tidak begitu menyadari gejalanya.
Katarak menyebabkan lensa mata menjadi seperti berawan, sehingga penglihatan tampak kabur pada awalnya.
Selain faktor usia, beberapa hal dapat meningkatkan risiko katarak sejak usia muda, yaitu genetik, diabetes yang tidak diobati, hipertensi yang tidak ditangani, merokok, hingga riwayat penyakit mata lainnya.
2. Glaukoma
Penyakit mata ini menyumbang angka kebutaan sebanyak 13,4% di Indonesia. Glaukoma terjadi karena tingginya tekanan bola mata, sehingga merusak saraf optik yang berperan dalam penglihatan.
Ada dua jenis glaukoma, yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup.
Keduanya bisa disebabkan oleh faktor usia, keturunan, komplikasi hipertensi atau diabetes, hingga penyakit mata tertentu, seperti ablasi retina dan retinitis (infeksi peradangan retina).
Jenis sakit mata ini dapat dicegah dengan deteksi dini terhadap penyakit yang mendasarinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Kelainan refraksi
Kelainan refraksi mata adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan cahaya masuk tidak terpusat langsung ke retina. Gangguan ini menyebabkan kebutaan sebesar 9,5% di Indonesia.
Beberapa kelainan refraksi pada mata meliputi berikut ini.
- Rabun dekat (hipermetropi/hiperopia): menyebabkan penglihatan buram saat melihat benda dekat, seperti saat membaca buku atau menggunakan komputer.
- Rabun jauh (miopia): menyebabkan penglihatan buram saat melihat objek dari kejauhan, seperti saat menonton TV atau mengemudi.
- Astigmatisme: menyebabkan penglihatan ganda saat melihat objek dari jarak dekat ataupun jauh (mata silinder).
- Presbiopia (mata tua): terjadi pada usia 40 tahun ke atas yang menyebabkan penglihatan buram dalam jarak dekat. Kondisi ini terkait dengan penambahan usia.
Gejala umum dari penyakit pada mata ini adalah ketidakmampuan melihat benda dengan jelas (baik jauh atau dekat), pandangan kabur atau berbayang, hingga kepala terasa pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada satu objek.
4. Konjungtivitis (mata merah)
Konjungtivitis atau iritasi mata sering terjadi di Indonesia akibat paparan asap polusi, alergi, paparan zat kimia (sabun atau sampo), hingga infeksi (virus, bakteri, dan jamur).
Penyakit ini menyebabkan mata merah, terasa nyeri, gatal, berair hingga pembengkakan di sekitar area mata. Mata merah bisa disembuhkan dengan penggunaan obat tetes mata.
5. Pterigium
Pterigium adalah gangguan mata akibat adanya selaput lendir yang menutupi bagian putih mata. Penyakit pada mata ini sering terjadi akibat sering terpapar radiasi sinar matahari.
Gejalanya bisa meliputi mata merah, pandangan kabur, serta mata yang terasa gatal atau panas. Adanya selaput lendir tersebut juga membuat mata seperti kelilipan benda asing.
Pterigium bisa disembuhkan dengan pemberian resep tetes mata kortikosteroid untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut atau dengan operasi.
6. Retinopati diabetik
Dikutip dari Mayo Clinic, retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes yang menyerang mata. Penyakit pada mata ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah jaringan peka cahaya di retina.
Pada awalnya, retinopati diabetik mungkin tidak menimbulkan gejala atau hanya menampakkan masalah penglihatan ringan. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan mata buta pada akhirnya.
Kondisi ini dapat berkembang pada siapa saja yang menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2.
Semakin lama Anda menderita diabetes atau ketika gula darah Anda kurang terkontrol, semakin besar kemungkinan Anda mengalami retinopati diabetik.
7. Degenerasi makula
Degenerasi makula atau age-related macular degeneration (AMD) terjadi ketika bagian retina yang disebut makula rusak. Akibat AMD, Anda dapat kehilangan penglihatan sentral Anda.
Dalam kondisi ini, Anda tidak dapat melihat detail dengan baik. Namun, penglihatan tepi (samping) Anda akan tetap normal.
Misalnya, Anda melihat jam tangan. Anda mungkin akan melihat angka-angka jam, tapi bukan jarumnya.
Degenerasi makula merupakan penyakit pada mata yang sangat umum terjadi. Jenis sakit mata ini merupakan penyebab umum kehilangan penglihatan pada orang berusia 50 tahun atau lebih.
8. Strabismus
Strabismus adalah kondisi ketika mata Anda tidak sejajar dengan benar dan mengarah ke arah yang berbeda. Anda mungkin mengenalnya dengan istilah mata juling.
Strabismus memengaruhi penglihatan karena kedua mata harus mengarah pada tempat yang sama untuk melihat dengan baik.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, termasuk diabetes, cedera kepala, atau kerusakan otot mata setelah operasi mata.
Beberapa penyakit pada mata di atas bisa ditangani dan dicegah agar tidak semakin memburuk sehingga berisiko pada penglihatan Anda.
Sebagai upaya pencegahan awal, Anda bisa memeriksakan mata Anda secara rutin ke dokter mata. Dengan begitu, Anda bisa menemukan lebih dini jika ada kondisi tertentu pada mata Anda.
Kesimpulan
Cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan rutin karena penyakit pada mata tidak selalu memiliki gejala. Deteksi dini dan pengobatan dapat mencegah kemungkinan terburuk seperti kehilangan penglihatan.
[embed-health-tool-bmi]