Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Retinopati diabetik (diabetic retinopathy) adalah komplikasi diabetes melitus yang menyerang retina mata.
Kondisi ini menyebabkan komplikasi diabetes pada mata karena rusaknya pembuluh darah retina. Pembuluh pada retina yang rusak kemudian membengkak dan akhirnya mengalami perdarahan (kebocoran) sehingga akhirnya pecah.
Retina terletak di lapisan saraf belakang mata dan berfungsi menangkap cahaya dan mengirimnya dalam bentuk sinyal ke otak untuk diproses menjadi gambar.
Kerusakan retina akibat retinopati diabetik menyebabkan memburuknya penglihatan seiring waktu. Jika tingginya kadar gula dibiarkan tak terkendali, komplikasi diabetes pada mata ini dapat menyebabkan kebutaan.
Gangguan penglihatan akibat komplikasi diabetes ini cukup umum terjadi. Dari kurang lebih 285 juta penyandang diabetes melitus di seluruh dunia, sekitar sepertiganya mengalami tanda retinopati diabetik.
Sementara itu, sepertiga dari peyandang retinopati diabetik tersebut mengalami retinopati diabetik yang mengancam nyawa.
Pada tahap awal, retinopati diabetik mungkin tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda tertentu. Gejala yang mengganggu biasanya baru muncul ketika kerusakan di retina mata sudah cukup parah.
Ketika akhirnya muncul, gejala retinopati diabetik yang paling sering terjadi adalah:
Gejala di atas umumnya tidak hanya menyerang satu sisi mata, tapi bisa juga keduanya.
Jika Anda mengalami satu pun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, segera berkonsultasi ke dokter spesialis mata.
Selanjutnya, lakukanlah konsultasi secara rutin dengan dokter sehingga dapat memantau perkembangan kondisi diabetes terhadap mata Anda.
Retinopati diabetik disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah retina akibat kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah yang tinggi lama-kelamaan dapat menyebabkan penyumbatan sehingga suplai darah ke retina dapat terhenti.
Saat aliran darah ke retina terhenti, mata Anda berusaha untuk menumbuhkan pembuluh darah baru. Sayangnya, pembuluh darah ini tidak tumbuh dengan baik dan rentan pecah.
Menurut American Academy of Ophthalmology, berdasarkan tahap perkembangan penyakitnya retinopati diabetik dapat dibedakan menjadi:
Komplikasi diabetes pada mata ini dikenal juga dengan retinopati diabetik non-proliferatif.
Pada kondisi ini, pembuluh darah baru tidak terbentuk, hanya saja dinding pembuluh darah di retina jadi melemah. Setelahnya, akan terbentuk pembengkakan kecil (aneurisma mikro) di dinding pembuluh yang lebih kecil.
Kondisi ini kadang menyebabkan cairan dan darah bocor ke retina. Akibatnya, pembuluh darah retina yang lebih besar membesar dan diameternya menjadi tidak teratur.
Jenis retinopati diabetik ini dapat berkembang dari yang ringan sampai yang berat. Semakin banyak pembuluh darah yang tersumbat, semakin parah kondisinya.
Serabut saraf di retina mungkin juga mulai membengkak. Kadang bagian tengah retina yang disebut makula juga membengkak. Kondisi ini disebut dengan edema makula diabetik.
Retinopati diabetik proliferatif menandakan bahwa komplikasi yang disebabkan diabetes sudah semakin parah.
Pada kondisi ini, pembuluh darah yang rusak akan menutup sehingga menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru dalam retina.
Namun, pembuluh darah baru tidak mendapatkan nutrisi yang optimal karena aliran darah yang tersumbat. Akibat pertumbuhan abnormal ini, pembuluh darah mudah bocor ke bagian tengah mata (vitreous) sehingga menyebabkan kerusakan jaringan mata.
Selain itu, jaringan parut dari pembuluh darah yang tersumbat dapat terangsang oleh pertumbuhan pembuluh darah baru. Kondisi ini dapat membuat retina terlepas dari bagian belakang mata (ablasio retina).
Jika pembuluh darah baru mengganggu sirkulasi cairan dari mata, tekanan dapat menumpuk di bola mata. Hal ini dapat merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf optik) dan mengakibatkan glaukoma (tekanan besar pada bola mata).
Anda dapat lebih berisiko terkena retinopati diabetik jika Anda memiliki faktor berikut:
Penyandang diabetes bisa memperlambat perkembangan kondisi ini dengan mengurangi faktor risiko tersebut.
Terdapat beberapa metode untuk menegakkan diagnosis retinopati diabetik, beberapa di antaranya sebagai berikut.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan tetes mata yang akan membuat pupil terbuka lebar. Dengan begitu, dokter dapat melihat ke bagian dalam mata Anda dengan saksama.
Pada tahap ini, dokter akan memeriksa kondisi mata, meliputi:
Dalam tes ini, dokter akan menyuntikkan pewarna ke dalam lengan Anda, memungkinkannya untuk melacak bagaimana darah mengalir dalam mata Anda.
Doter akan mengambil gambar dari residu pewarna tersebut yang berputar di dalam mata Anda untuk menentukan mana pembuluh darah yang tersumbat, bocor, atau rusak.
OCT adalah sebuah tes pencitraan menggunakan gelombang cahaya untuk membuat gambar retina. Gambar ini memungkinkan dokter untuk menentukan ketebalan retina.
Pemeriksaan OCT membantu menentukan berapa banyak cairan, jika ada, yang telah terakumulasi dalam retina.
Pengobatan untuk komplikasi diabetes pada mata ini akan disesuaikan dengan jenis yang dialami. Jika Anda memiliki retinopati diabetik non-proliferatif derajat ringan atau sedang, dokter mungkin tidak langsung menawarkan pengobatan.
Namun, dokter mata akan dengan saksama memonitor mata Anda untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk memulai pengobatan.
Sementara jika Anda memiliki retinopati diabetik proliferatif atau edema makula, perlu dilakukan tindakan segera. Berdasarkan masalah spesifik yang menyerang retina, di bawah ini pilihan pengobatannya.
Pengobatan laser ini, juga disebut sebagai fotokoagulasi, dapat menghentikan atau memperlambat kebocoran darah dan cairan di mata.
Dalam prosedur ini, kebocoran dari pembuluh darah abnormal diobati dengan panas laser.
Pengobatan laser ini, juga disebut sebagai fotokoagulasi panretinal, dapat menyusutkan pembuluh darah abnormal.
Dalam prosedur ini, area retina yang jauh dari makula diobati dengan panas laser yang tersebar. Panas ini menyebabkan pembuluh darah baru yang abnormal untuk menyusut dan membekas.
Prosedur pengobatan ini menggunakan sayatan kecil pada mata untuk menyingkirkan darah dari tengah mata (vitreous) serta jaringan parut yang menarik pada retina.
Pengobatan dilakukan di pusat bedah atau rumah sakit menggunakan anestesi lokal atau general.
Salah satu cara jitu untuk mencegah ataupun memperlambat retinopati diabetik adalah dengan menjaga gula darah tetap stabil, alias mengelola diabetes.
Kuncinya, dengan mengontrol tingkat gula darah tetap normal setiap harinya. Di bawah ini beberapa gaya hidup yang bisa dilakukan diabetesi, khususnya untuk mencegah komplikasi diabetes pada mata.
Retinopati diabetik merupakan komplikasi diabetes yang menyebabkan kerusakan pada retina mata.
Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius bahkan menyebabkan kebutaan. Namun, komplikasi yang menyerang mata ini masih dapat dicegah ataupun diobati.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memperoleh solusi yang terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD
Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar