backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

11 Bahaya Merokok bagi Wanita yang Tidak Boleh Disepelekan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 19 jam lalu

11 Bahaya Merokok bagi Wanita yang Tidak Boleh Disepelekan

Ada banyak wanita yang memilih untuk rutin merokok meski mengetahui segudang bahayanya. Ya, merokok adalah kebiasaan yang tidak akan membawa keuntungan, baik pada pria ataupun wanita. Pada wanita, merokok dapat membahayakan paru-paru hingga sistem reproduksi. Seberapa bahaya kebiasaan merokok bagi wanita? Berikut ulasannya.

Apa saja bahaya merokok bagi wanita?

Wanita memang memiliki risiko tambahan akibat merokok, selain yang juga dirasakan pria.

Hal ini bukan hanya berlaku bagi wanita yang mengisap rokok kretek. Anda yang merokok rokok elektrik (vape), rokok filter, hingga shisha pun memiliki risiko bahaya yang sama.

Jika Anda seorang wanita dan perokok aktif, waspadai berbagai bahaya merokok bagi wanita berikut ini.

1. Mengurangi kepadatan tulang

rheumatoid arthritis pada remaja

Merokok dapat menghasilkan radikal bebas, yaitu molekul yang menyerang pertahanan alami tubuh. Radikal bebas ini bisa mengganggu keseimbangan hormon.

Organ hati Anda nantinya menghasilkan enzim yang dapat merusak hormon estrogen. Padahal, estrogen memiliki peran penting untuk proses pembentukan tulang.

Jika Anda sekarang sudah memasuki usia menjelang menopause, sebaiknya segera berhenti merokok.

Produksi hormon estrogen berkurang saat wanita menopause. Ketika Anda merokok, tulang akan semakin lemah karena kehilangan kepadatannya.

Tahukah Anda?

CDC menyebutkan bahwa dalam 50 tahun terakhir, risiko wanita meninggal akibat merokok meningkat hingga tiga kali lipat dan kini risikonya sama dengan pria.

2. Memicu rematik (rheumatoid arthritis)

Rematik membuat sendi Anda terasa panas dan bengkak. Gejala yang muncul terkadang tidak terdeteksi. Anda juga akan merasa kaku dan nyeri pada sendi.

Penyebab penyakit ini yakni sistem kekebalan menyerang jaringan tubuh yang sehat. Akan tetapi, hormon dan genetik dapat berperan untuk memicu penyakit ini.

Studi pada jurnal Arthritis Research and Therapy menemukan bahwa efek merokok bagi wanita dapat meningkatkan risiko terkena rematik. Terbentuknya rematik pada tubuh akan menurun ketika seseorang berhenti merokok.

Para peneliti berasumsi bahwa merokok dapat mengarahkan fungsi imun yang salah ketika Anda telah memiliki faktor genetik sakit rematik ini.

3. Meningkatkan risiko katarak

Katarak adalah salah satu penyakit di mana lensa mata Anda berkabut.

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang, baik pria ataupun wanita, yang pernah merokok memiliki peningkatan risiko terkena penyakit katarak. Bahkan, efek merokok tersebut juga dapat dialami oleh wanita meski ia perokok pasif.

Katarak memang umum terjadi pada orang yang lanjut usia, yang disebabkan oleh age-related macular degeneration (AMD) pada bagian tengah retina.

Penelitian menunjukkan, perokok mengalami peningkatan risiko AMD dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok sama sekali.

4. Menyebabkan depresi

Nikotin memang dapat menawarkan efek yang menenangkan bagi penggunanya.

Namun, British Journal of Psychiatry menyebutkan bahwa ketergantungan nikotin dapat menyebabkan depresi.

Ada bukti peningkatan gejala depresi yang konsisten antara efek dari merokok dan depresi bagi wanita.

Kemungkinan nikotin dapat menyebabkan perubahan aktivitas neurotransmitter di otak sehingga terjadi peningkatan risiko depresi.

5. Menimbulkan bisul dalam perut

sakit perut seperti haid tapi tidak haid

Mekanisme perlindungan tubuh secara alami dapat terganggu oleh zat-zat yang terkandung pada rokok, termasuk mengganggu asam lambung.

Merokok dapat mengganggu saluran pencernaan dan secara tidak langsung berkontribusi menyebabkan maag dan meningkatkan refluks asam lambung.

Zat-zat dalam rokok dapat melemahkan otot sphincter yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

6.  Meningkatkan risiko infertilitas

Bahaya merokok bagi wanita juga membuatnya berisiko mengalami infertilitas alias tidak subur.

Studi yang disebutkan CDC menunjukkan bahwa ada pengaruh merokok terhadap kesuburan dengan memengaruhi produksi hormon, sehingga mempersulit wanita perokok untuk hamil.

Lebih lanjut, bahan kimia pada rokok, seperti 1,3-Butadiene dan benzena, telah terbukti merusak sistem reproduksi dan dapat mengurangi kesuburan.

7. Meningkatkan risiko komplikasi kehamilan

Wanita hamil yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan, seperti kehamilan ektopik, akibat zat yang terkandung dalam rokok.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi gagal mencapai rahim, tetapi mulai tumbuh di luar rahim.

Kondisi serius ini hampir selalu mengakibatkan kematian janin dan dalam beberapa kasus juga menyebabkan kematian ibu.

Selain itu, beberapa studi menunjukkan bukti bahwa merokok selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran.

8. Meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada janin

Dampak merokok bagi wanita, terutama pada ibu hamil, ialah dapat memberikan gangguan kesehatan atau kelainan pada janin yang dikandung.

Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada janin wanita hamil yang merokok, yaitu:

  • berat badan lahir rendah,
  • paru-paru gagal berkembang dengan baik,
  • cacat lahir seperti bibir sumbing, dan
  • Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

9. Menyebabkan kanker paru-paru

perbedaan pneumonia dan paru-paru basah

Pada awal abad ke-20, kanker paru masih merupakan penyakit yang jarang ditemukan. Baru pada 1950, kanker paru-paru menjadi penyebab utama kematian laki-laki pada negara berkembang.

Pada tahun 1970 hingga 1980, angka kematian akibat kanker paru semakin meningkat, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Salah satu penyebab kanker paru mulai merambat kepada perempuan karena makin banyak yang sudah merokok.

Kanker ini disebabkan oleh tembakau pada rokok yang akan menjadi racun ketika masuk ke dalam tubuh. Ini merupakan masalah paru-paru yang bisa mengintai perokok.

10. Menyebabkan berbagai jenis kanker lainnya

Wanita yang merokok meningkatkan risiko kanker lainnya, selain paru-paru, di antaranya:

  • mulut dan faring,
  • esofagus,
  • laring,
  • kandung kemih,
  • pankreas, dan
  • ginjal.

Tak hanya itu, perokok aktif wanita juga memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kanker serviks daripada mereka yang bukan perokok.

Data yang dibeberkan World Health Organization menyebutkan bahwa rokok mungkin yang meningkatkan risiko kanker payudara dan acute myeloid leukemia pada wanita.

11. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Efek merokok bagi wanita yang lainnya, yaitu berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan perdarahan subaraknoid.

Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang merokok pun berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.

Cara terbaik bagi seorang wanita untuk menjaga kesehatannya adalah dengan menghindari rokok sama sekali.

Namun, jika Anda sudah terlanjur menjadi wanita perokok, berhenti merokok adalah pilihan terbaik.

Kesimpulan

  • Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya bagi wanita, termasuk pada sistem reproduksi. Bahaya merokok bagi wanita di antaranya mengurangi kepadatan tulang serta meningkatkan risiko rematik (rheumatoid arthritis), katarak, depresi, penyakit kardiovaskular, refluks asam lambung, infertilitas, hingga berbagai penyakit kanker.
  • Ibu hamil yang merokok juga berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik dan keguguran serta memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah, paru-paru yang tidak berkembang dengan baik, cacat lahir, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
  • Itulah mengapa wanita sebaiknya menghindari merokok sama sekali atau segera berhenti merokok jika sudah menjadi perokok.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 19 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan