Kesehatan Mental

Selamat malam Dokter, nama saya Nindi usia 25 tahun. Sudah 2 tahun saya didiagnosis mengidap gangguan bipolar disorder, dan sampai saat ini rutin meminum obat yang diberikan oleh Psikiater.

Saya memiliki 2 kondisi mood, sangat senang dan sangat sedih. Saat senang, saya sering bicara cepat dan keras, tapi setelah itu saat sendirian, saya akan menangis. Saat sedih, dulu saya sering membenturkan kepala saya ke tembok, memukuli kepala, mencubit-cubit badan dan rambut saya tidak pernah dibiarkan panjang.

Meskipun bermacam cara saya sakiti diri saya, perasaan saya tetap kosong, dada saya sesak, leher seperti tercekik. Saya juga merasa kalau saya sedang berada di ruangan yang begitu sempit, hanya saya sendirian di sana. Saya juga pernah bermimpi, syaa sedang berjalan sendirian di padang pasir, rasanya sangat hampa.

Sampai akhirnya, seorang teman mengirimkan foto tangannya digores-gores silet. Dari sana saya merasa, kalau "Oh ternyata it

Apakah gejala skizofrenia hebephrenic itu antara lain dengan perilaku primitif serta jarang mandi, makan, sikat Gigi, ganti baju, dsb. Saya boleh dibilang seperti itu, kalo habis kontrol psikiater RSJ atau urusan lainnya baru mandi. Itu krn patah hati berkepanjangan, 3 Kali pacaran gagal semua setelah itu BLM dapat pacar lagi sehingga semakin stres Dan menelantarkan diri. Kalo perilaku primitif itu sejak Dari kecil begitu. Saya tdk prnh mengikuti budaya apapun, adat istiadat apapun kecuali budaya Barat yg liberal bebas nikah tanpa ijin keluarga Dan bisa tidur dgn lawan jenis yg BLM menikah. Sikap saya termasuk liberal, termasuk nyanyi lagu kebangsaan negara-negara lebih Dari seratus dengan gaya bebas Dan banyak improvisasi. JD cenderung Barat. Tapi juga ada ciri Somalia Dan ras Veddoid serta Negrito kalo ada yg Pintar analisa wajah struktur wajahku Dan tengkorak ada ciri2 begitu termasuk keturunan suku liar yg buas membunuh org luar yg lewat wilayahnya. Tapi kata Oomku suruh tes DNA

Halo dok saya wanita usia 27 tahun. berat badan 37 dengan tinggi 155 cm.

sudah 2 tahun ini saya kehilangan napsu makan. Saya engan makan jika sedang bad mood atau ada masalah. Belakangan saya bekerja di lingkungan yang kurang menjunjung work life balance. Diharuskan bekerja 15 jam setiap hari dan sabtu minggu kebanyakan tidak libur. Saya sering sengaja tidak makan agar saya tidak bertenaga dan sakit sehingga saya bisa beristirahat di rumah. Hal itu membuat saya semakin malas untuk makan dan menganggap makan adalah hal yg merepotkan. puncaknya hari ini seletah saya memasak keinginan untuk tidak makan itu muncul. saya berinisiatif untuk mengajak suami saya makan bersama. namun hal itu menimbulkan rasa tidak nyaman pada suami saya. Dia berangapan bahwa saya tidak memperbolehkannya memiliki waktu luang dan justru harus menemani saya makan. Saya merasa bersalah karena sebesar ini saya masih tidak bisa makan sendiri dan menganggu waktu istirahat suami saya. Saya berpikir

Sebelumnya, saya pernah di diagnosa bipolar oleh psikiater saya. Saya juga mengalami halusinasi dimana saya dapat mendengar suara lain didalam diri saya. Psikiater saya juga bilang kalau bipolar saya dipicu karena interaksi saya ke ibu. Namun apakah sebenarnya ibu saya juga mengalami gangguan kesehatan mental?

Ibu saya sudah pisah dengan ayah saya. Saya dan adik-adik dirawat oleh ayah. Namun ayah pesan kepada kami untuntetap menjaga hubungan dengan ibu. Ibu kerap kali menuntut saya dan adik-adik untuk sempurna, menuntut saya untuk berbakti dengan dia, membelikannya barang walaupun saya belum kerja, dan ketika marah, dia akan mengata-ngatai anaknya “memang kamu lahir dari batu?” dan menuntut anaknya untuk mengembalikan semua pengeluaran yang sudah dikeluarkan selama anaknya hidup. Dari biaya rumah sakit, biaya sekolah, biaya makan, dll. Saya cukup lelah dengan sifat ibu yang seperti ini. Berkali-kali dia merasa tersakiti dan menganggap dirinya dilupakan oleh anak-ana