backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hepatitis Autoimun

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 02/08/2021

Hepatitis Autoimun

Definisi hepatitis autoimun

Hepatitis autoimun adalah penyakit kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel hati yang sehat. Respons imun ini bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada hati yang dikenal sebagai hepatitis.

Jika tidak ditangani dengan tepat, peradangan pada hati akan bertambah parah seiring waktu. Penyakit ini bisa mengakibatkan sirosis hati (penyakit pengerasan hati) hingga gagal hati sehingga penderita butuh transplantasi hati.

Penyakit ini dapat muncul akibat kombinasi faktor genetik, gangguan autoimun, dan pemicu dari lingkungan. Pengobatan bisa memperlambat perkembangan penyakit, tapi tidak menyembuhkannya.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Jenis hepatitis ini merupakan kondisi yang langka. Siapa pun dapat mengalaminya, tapi wanita umumnya memiliki risiko lebih tinggi. Sekitar 70% penderita penyakit ini berjenis kelamin wanita, khususnya yang berusia di antara 15 – 40 tahun.

Peradangan hati akibat autoimun memang sulit dicegah. Meski demikian, Anda dapat berupaya mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini dengan mengenali faktor-faktor risikonya. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala

Setiap orang mungkin mengalami gejala yang bervariasi. Pada tahap awal penyakit, penderita biasanya menunjukkan tanda-tanda umum berupa:

Gejala dapat muncul dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Pada beberapa kasus, pasien tidak mengalami gejala apa pun saat bertemu dengan dokter, kemudian gejala mulai terlihat tidak lama setelahnya.

Seiring perkembangan penyakit, penderita mungkin mengalami gejala lain seperti:

  • nyeri sendi,
  • muntah-muntah,
  • kulit gatal atau ruam,
  • feses berwarna pucat atau abu-abu,
  • penumpukan cairan pada perut (asites),
  • pembengkakan pada kaki (edema),
  • pembengkakan limpa (splenomegali),
  • mudah memar dan berdarah,
  • menurunnya fungsi otak,
  • munculnya batu kantong empedu, atau
  • terhentinya siklus menstruasi pada wanita (amenore).

Kapan harus periksa ke dokter?

Segeralah kunjungi dokter bila Anda mengalami tanda dan gejala di atas, bahkan pada tingkat ringan sekalipun. Pemeriksaan lebih dini sangat bermanfaat untuk menunjang pengobatan.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab hepatitis autoimun?

Penyebab pasti hepatitis autoimun belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh dua faktor. Keduanya yakni interaksi antara gen yang mengontrol sistem imun serta pengaruh virus dan obat-obatan tertentu.

Berikut dua jenis hepatitis autoimun yang dilansir dari Mayo Clinic.

  • Hepatitis autoimun tipe 1. Ini merupakan tipe yang paling umum. Penderita biasanya juga memiliki gangguan autoimun lain, misalnya penyakit celiac.
  • Hepatitis autoimun tipe 2. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak, tapi beberapa orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Apa yang dapat memicu atau memperparah penyakit ini?

Di bawah ini faktor-faktor yang dapat memperparah peradangan pada organ hati terkait autoimun.

  • Mengabaikan efek samping obat-obatan.
  • Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar.
  • Mengabaikan gejala tak normal dari penyakit ini.
  • Tidak berkonsultasi kepada dokter saat gejala mulai muncul.
  • Tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran.

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini?

Kendati setiap orang dapat mengalami peradangan hati terkait autoimun, berikut berbagai faktor yang dapat meningkatkan risikonya.

  • Jenis kelamin. Sebagian besar penderita penyakit ini berjenis kelamin perempuan.
  • Riwayat penyakit infeksi. Peradangan hati terkait autoimun dapat berkembang setelah seseorang terinfeksi bakteri atau virus.
  • Konsumsi obat tertentu. Konsumsi antibiotik minocycline dan obat kolesterol atorvastatin kerap dikaitkan dengan risiko hepatitis.
  • Faktor genetik. Jika anggota keluarga Anda memiliki riwayat penyakit ini, Anda berisiko mengalami kondisi serupa.
  • Mengidap gangguan autoimun. Orang-orang dengan gangguan autoimun lebih berisiko mengalami peradangan hati di kemudian hari.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?

Dokter membuat diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan dan gejala yang Anda alami.

Untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain dengan gejala sejenis, Anda akan menjalani pemeriksaan USG, CT scan hati, dan/atau biopsi hati.

Setelah itu, dokter juga akan menyarankan tes darah untuk mengetahui kondisi enzim hati (SGOT dan SGPT) dan autoantibodi. Pemeriksaan ini membantu membedakan hepatitis autoimun dengan hepatitis dari virus (hepatitis A, B, atau C).

Apa saja pilihan pengobatan yang tersedia?

Penderita dengan gejala yang sangat ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Dokter spesialis hati akan melakukan pemantauan secara berkala untuk menentukan kapan Anda perlu menjalani pengobatan.

Pengobatan bertujuan untuk menekan respons sistem imun dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Jika penyakit terdeteksi sejak dini, pengobatan bahan dapat membantu memulihkan hati dari kerusakan yang sudah terjadi.

Pengobatan hepatitis autoimun tahap awal meliputi penggunaan obat kortikosteroid (seperti prednisone) dan azathioprine. Dokter biasanya meresepkan obat penekan respons imun lainnya bila kedua obat tersebut tidak bekerja pada tubuh Anda.

Sebagian besar pasien mengalami masa remisi setelah pengobatan selama 2 – 3 tahun. Pada masa remisi, gejala akan berkurang, hasil tes menunjukkan perbaikan fungsi hati, dan pasien bahkan mungkin boleh berhenti minum obat untuk sementara.

Meski begitu, penyakit ini tetap dapat kambuh sewaktu-waktu. Pasien yang mengalami kekambuhan perlu menjalani pengobatan jangka panjang dengan dosis obat yang lebih kecil. Tujuannya untuk mengontrol gejala dan perkembangan penyakit.

Terkadang, pengobatan tidak membuahkan hasil atau pasien tidak tahan dengan efek samping obat. Apabila penyakit ini berkembang menjadi sirosis atau gagal hati, pilihan pengobatan untuk pasien ialah transplantasi hati.

Pengobatan di rumah

Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini dapat membantu Anda mengatasi hepatitis autoimun.

  • Patuhi jadwal pertemuan Anda dengan dokter untuk mengikuti perkembangan gejala dan kondisi kesehatan Anda.
  • Minum obat sesuai anjuran dokter. Jangan mengonsumsi obat tanpa persetujuan dokter atau berhenti mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.
  • Hindari konsumsi alkohol karena minuman beralkohol dapat merusak hati.
  • Terapkan pola makan sehat dan mulai berolahraga.

Hepatitis autoimun merupakan peradangan pada hati akibat respons sistem kekebalan tubuh. Pastikan Anda mengikuti pengobatan secara teratur untuk memelihara fungsi hati.

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter bila Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tertentu.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 02/08/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan