backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Penyebab Rambut Bercabang dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/12/2022

    6 Penyebab Rambut Bercabang dan Cara Mengatasinya

    Munculnya rambut bercabang merupakan keluhan umum yang seringkali dianggap mengganggu penampilan.

    Tanpa sadar, beberapa kebiasaan yang keliru dalam perawatan rambut  menyebabkan rambut sehat menjadi bercabang.

    Yuk, kenali apa saja penyebab dan cara menghilangkan rambut bercabang. 

    Apa penyebab rambut bercabang?

    Rambut bercabang atau trichoptilosis adalah kondisi ketika ujung rambut membelah akibat cara perawatan rambut yang tidak tepat.

    Bila diperhatikan, ujung rambut yang bercabang ini biasanya terasa kering, rapuh, hingga terlihat terurai menjadi dua bagian.

    Ada beragam faktor yang menjadi penyebab rambut bercabang, mulai dari pengaruh cuaca, cara merawat rambut, hingga penggunaan produk perawatan rambut. 

    1. Sering memakai hair dryer atau catokan

    rambut rontok

    Bagi Anda yang sering mencatok atau mengeringkan rambut agar lebih mudah ditata, kali ini perlu berhati-hati. 

    Pasalnya, suhu panas dari alat penata rambut ini dapat menghilangkan kandungan alami pada rambut

    Semakin sering Anda menggunakan hair dryer, catokan, dan pengeriting rambut, rambut menjadi kering dan bercabang parah. 

    Terlebih jika Anda salah menggunakan alat penata rambut. 

    Sebagai contoh, memakai catokan di tempat yang sama berulang kali dapat menyebabkan kerusakan rambut karena terpapar suhu yang panas. 

    2. Pengaruh dari cuaca

    Selain cara merawat rambut yang salah, cuaca ternyata berpengaruh terhadap kesehatan rambut. 

    Perubahan iklim berdampak pada tingkat kelembapan lingkungan, cuaca, dan tekanan udara. 

    Rambut yang lebih banyak terpapar sinar matahari akan kering dan mudah patah.

    Sementara pada cuaca berangin, rambut akan lebih mudah kusut dan bergelombang.

    Selain itu, angin meningkatkan laju penguapan kelembapan rambut, sehingga lebih rapuh dan kering. 

    Bila rambut Anda berulang kali terkena angin yang kencang, bukan tidak mungkin ujung rambut akan terbelah. 

    Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa meningkatkan risiko kerontokan rambut yang juga berujung pada kebotakan.

    3. Efek dari pewarna rambut

    Sudah bukan rahasia umum lagi bila kandungan produk pewarna rambut dapat membahayakan kesehatan rambut. 

    Salah satu bahaya dari mewarnai rambut terlalu sering adalah menyebabkan ujung rambut bercabang. 

    Perubahan kimia dalam rambut yang terjadi akibat produk pewarna rambut dapat menghilangkan melanin dari batang rambut. 

    Akibatnya, rambut tidak akan sekuat dulu dan menyebabkan ujungnya terbelah menjadi dua. 

    Kondisi ini akan semakin parah jika proses pewarnaan dilakukan berulang-ulang, terutama bila tidak diberikan serum atau vitamin rambut. 

    4. Mengikat rambut terlalu kencang

    Faktor ini sering sekali dianggap remeh, padahal merupakan salah satu kebiasaan yang dapat merusak rambut.

    Ikatan rambut yang kencang memang akan memudahkan pemilik rambut panjang untuk beraktivitas. 

    Namun, kebiasaan ini ternyata perlu diperhatikan. Terlalu kencang dalam mengikat rambut di tempat yang sama dapat menjadi penyebab rambut bercabang. 

    Hal ini dikarenakan tekanan kuat dari ikat rambut membuat batang rambut tidak dapat bernapas. 

    Selain itu, rambut tidak dapat bergerak bebas, sehingga lebih berisiko mengalami kerusakan. 

    Bila dibiarkan, kerusakan rambut akan cepat terjadi dengan ujung rambut akan terurai jadi dua. 

    5. Produk perawatan rambut yang tidak cocok

    cara detoks rambut adalah

    Rutin melakukan perawatan dengan produk sampo dan kondisioner rambut untuk menjaga kesehatannya sebenarnya sah-sah saja. 

    Namun, Anda tentu perlu memperhatikan kandungan di dalam produk-produk perawatan rambut tersebut.

    Alih-alih membuat rambut lebih sehat, pakai produk yang salah justru dapat menjadi bumerang bagi kesehatan rambut. 

    Pasalnya, kandungan produk perawatan yang tidak cocok justru menghilangkan nutrisi alami rambut. 

    Akibatnya, rambut pun mudah kusut, rapuh, rusak, dan membuatnya rentan pecah dan bercabang di bagian ujungnya. 

    6. Tidak memotong rambut yang rusak

    Idealnya, ujung rambut setidaknya harus dipotong secara rutin setiap enam minggu sekali. 

    Jika tidak memungkinkan, sebaiknya segera potong ujung rambut ketika sudah mulai terlihat bercabang dan rusak.

    Tujuannya agar “bibit-bibit” rambut bercabang bisa segera ditangani sehingga tidak menjadi semakin parah. 

    Bagaimanapun, pencegahan dini merupakan salah satu kunci terbaik untuk mendapatkan rambut yang sehat.

    Cara mengatasi rambut bercabang

    Satu-satunya cara menghilangkan rambut bercabang adalah memotong ujungnya, bukan mencabut sampai ke akarnya. 

    Rambut bercabang parah mungkin tidak sepenuhnya dapat dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi masalah rambut ini dengan perawatan tertentu. 

    Anda bisa memilih perawatan rambut di salon atau melakukan perawatan di rumah sesuai dengan jenis rambut Anda.

    1. Rutin memotong rambut

    Salah satu cara merawat rambut bercabang adalah rutin memotong rambut, terutama di bagian ujungnya. 

    Menurut Institute For Quality And Efficiency In Health Care, pertumbuhan rambut terjadi umumnya sekitar 1 cm per bulan. 

    Setiap orang akan mengalami pertumbuhan rambut yang cukup bervariasi. Namun, rambut akan segera tumbuh kembali sehingga sebaiknya potong ujung rambut secara teratur. 

    Bila Anda tertarik untuk memanjangkan rambut, metode ini tidak perlu dilakukan terlalu sering. 

    Intinya, setiap Anda melihat ujung rambut mulai terbelah menjadi dua atau terasa agak kering, sudah saatnya untuk memotong rambut. 

    Bahaya mencabut rambut!

    Mencabut rambut dapat menyebabkan kondisi:
    • ingrown hair,
    • folikulitis,
    • gangguan pertumbuhan rambut, dan
    • kebotakan.

    2. Berhati-hati ketika rambut dalam keadaan basah

    rambut bercabang

    Rambut dalam keadaan basah lebih berisiko mengalami kerusakan, terutama bila cara keramas tidak tepat. 

    Pasalnya, rambut ini akan lebih mudah kusut dan rapuh, terutama ketika Anda menyisirnya dengan sisir bergigi rapat. 

    Selain itu, jangan pernah menggunakan alat pelurus atau pengeriting rambut pada rambut yang basah. 

    Kebiasaan ini justru dapat membuat helai rambut panas dan menyebabkan kerusakan yang fatal. 

    Anda juga perlu berhati-hati saat mengikat rambut dalam keadaan basah karena dapat merusak rambut. 

    Bila Anda harus mengikatnya, cobalah untuk mencoba ikat rambut berbahan lembut dan tidak membuat rambut mudah kusut. 

    3. Pakai masker rambut

    Salah satu cara merawat rambut bercabang dan mudah rusak adalah menggunakan masker rambut

    Pisang untuk rambut dengan menjadikannya masker cukup dikenal dalam mengembalikan kesehatan rambut. 

    Bagaimana tidak, buah berwarna kuning ini mengandung kalium, zink, zat, besi, dan sejumlah vitamin yang dapat mengembalikan elastisitas rambut.

    Sementara itu, kandungan protein keratin dan asam lemak di dalam telur dapat membantu membentuk kembali helaian rambut yang rusak.

    Protein juga mengisi bagian pada rambut yang rapuh dan membuat rambut kembali halus, serta tahan kerusakan. 

    4. Pilih alat penata rambut yang berkualitas

    Sekarang sudah tersedia alat penata rambut, seperti catokan dan pengering rambut, yang jauh lebih protektif untuk rambut Ada. 

    Pengering rambut yang dilengkapi dengan teknologi infra merah membantu mengeringkan rambut dari dalam. 

    Beberapa produk juga memiliki teknologi ionik dengan bantuan ion negatif untuk memecah molekul air agar menguap lebih cepat. 

    Meski rambut bercabang dapat diatasi dengan mudah, Anda tetap perlu menjaga kesehatan rambut agar hal yang sama tidak terulang. 

    Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar rambut bercabang, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis rambut untuk solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan