backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengikat Rambut, Ini Caranya agar Tak Rontok dan Rusak

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/12/2022

    Mengikat Rambut, Ini Caranya agar Tak Rontok dan Rusak

    Bagi orang-orang yang memiliki rambut panjang, mengikat rambut adalah solusi menata rambut yang paling mudah dan cepat. 

    Namun, rambut yang terlalu sering diikat ternyata juga bisa mengarah pada masalah kesehatan tertentu.

    Apa saja yang perlu Anda ketahui tentang mengikat rambut?

    Cara mengikat rambut yang aman

    Mengikat rambut biasanya jadi cara praktis untuk menghilangkan gerah di sekitar leher.

    Cara ini juga mengurangi risiko rambut terkena keringat dan minyak dari leher. Jadi, Anda pun terhindar dari rambut lepek dan berminyak.

    Tatanan rambut ini pada dasarnya tidak memberikan manfaat kesehatan rambut dan kulit kepala. 

    Meski demikian, Anda tetap perlu paham cara mengikat rambut dengan benar untuk menghindari kerusakan rambut. 

    Berikut cara yang bisa Anda lakukan.

    1. Jangan ikat saat basah

    Ketika basah, rambut berada dalam kondisi sangat rapuh.

    Tidak heran bila Anda kerap mendengar pantangan ikat rambut atau tidur saat rambut basah.

    Mengikat rambut justru memberi tarikan berlebih pada akar dan batang rambut. Hal ini meningkatkan risiko rambut rusak dan rontok.

    Terlebih, saat diikat, rambut pun jadi sulit kering. Helai rambut tidak terurai sepenuhnya sehingga air kekurangan tempat untuk menguap dengan mudah.

    Rambut yang terlalu lama basah bisa menyebabkan “bengkak” atau hygral fatigue. Dalam kondisi ini, rambut pun lebih mudah patah, kusut, dan bercabang.

    Air pun akan terjebak di sekitar ikatan rambut dan membuatnya lembap. Rambut dan kulit kepala lembap rentan terinfeksi bakteri hingga jamur penyebab ketombe.

    2. Gunakan ikat rambut berbahan kain

    mengikat rambut dengan scrunchie

    Ada berbagai macam tali pengikat rambut yang dijual di pasaran. 

    Namun, sebaiknya pilihlah ikat rambut berbahan kain seperti scrunchie. Akan lebih baik bila Anda memilih scrunchie dengan bahan satin atau sutra. 

    Ikat berbahan satin atau sutra tersebut memiliki benang yang lebih lembut dan licin. 

    Hal ini membantu mengurangi gesekan antara ikat rambut dan batang rambut sehingga mengurangi risiko rambut kusut dan rusak.

    Hindarilah bahan karet yang sangat tebal karena bisa menarik batang dan akar rambut dengan sangat kuat. 

    Hal ini bisa menimbulkan kerontokan rambut dan kerusakan akibat gesekan yang kuat.

    3. Hindari mengikat rambut terlalu kencang

    Mengikat dengan kencang memang mencegah ikatan melorot. Meski begitu, ini sebaiknya dihindari. 

    Mengutip buku terbitan StatPearls (2022), ikat rambut terlalu kencang membuat batang rambut tertarik kuat.

    Tarikan yang kuat bisa merusak folikel rambut dan menimbulkan cedera pada kulit kepala. Akibatnya, rambut rontok pun tak bisa terhindari.

    Cedera pada kulit kepala juga menimbulkan luka tak kasat mata yang bisa meningkatkan risiko infeksi.

    Bila kesemua hal ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu lama, Anda bisa mengalami kebotakan permanen.

    Jadi, kebotakan karena stres tidak selalu terjadi.

    Botak permanen akibat ikat rambut ini disebut dengan alopesia traksi. Jadi, jangan lupa longgarkan ikatan rambut Anda.

    Tanda mengikat rambut terlalu kencang

    • Kulit kepala terasa perih.
    • Timbul gejala sakit kepala dan leher.
    • Kulit kepala tampak lebih jelas.

    4. Rutin memindahkan posisi ikatan rambut

    Saat mengikat rambut, ada belahan rambut yang akan mengalami tarikan lebih banyak daripada bagian kepala lainnya.

    Bila hanya mengikat di satu tempat terus-menerus, risiko alopesia traksi pun semakin besar.

    Pasalnya, bagian batang dan akar rambut serta kulit kepala mengalami tarikan dan cedera tanpa adanya jeda istirahat.

    Sebisa mungkin, pindahkan posisi belahan dan ikatan rambut agar terhindar dari kerusakan permanen.

    5. Lepas ikatan rambut perlahan

    Selain cara mengikat rambut, melepaskannya pun perlu dilakukan hati-hati. 

    Melepas kuciran rambut dengan tergesa-gesa bisa memberikan tarikan dan hentakan yang terlalu kencang pada folikel dan akar rambut. 

    Akibatnya, Anda akan merasa sakit dan rambut rontok pun tak terhindarkan.

    Selain itu, melepas kuciran rambut yang terlalu kencang memberikan gesekan pada batang rambut.

    Rambut bercabang, kusut, dan rusak pun bisa dialami.

    Bahaya mengikat rambut terlalu kencang

    Penataan rambut ini memang praktis untuk kegiatan sehari-hari.

    Meski begitu, ada akibat mengikat rambut terlalu kencang yang bisa Anda alami. 

    Kondisi akan diperparah bila Anda melakuannya setiap hari dalam jangka waktu panjang. Berikut bahaya yang bisa Anda alami.

    • Rambut rapuh dan patah, akibat rambut dipaksa keluar dari jalur.
    • Berketombe, timbul karena minyak dan keringat terjebak di sekitar ikatan rambut.
    • Rambut rontok, rambut mengalami tarikan sehingga lepas dari akarnya.
    • Jerawat kulit kepala, tanda awal alopesia traksi akibat cedera kulit kepala.
    • Penipisan dan kebotakan, dimulai dari garis rambut mundur hingga rambut tak lagi tumbuh.

    Mengikat rambut memang praktis, tetapi ada cara yang harus Anda perhatikan.

    Hal ini berguna untuk mencegah masalah kesehatan lainnya, mulai dari rontok, ketombe, hingga kebotakan.

    Selain mengurangi ikat rambut, pastikan Anda melakukan perawatan rambut yang tepat sesuai dengan tipe rambut dan kulit kepala Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan