Infeksi ginjal merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih, terutama yang menyerang organ ginjal. Kondisi ini akan berpengaruh pada fungsi ginjal. Simak berbagai penyebab infeksi ginjal yang perlu Anda ketahui pada ulasan berikut ini.
Apa penyebab infeksi ginjal?
Infeksi ginjal (pielonefritis) disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang ginjal. Umumnya, kebanyakan kasus gangguan ginjal ini berasal dari infeksi yang masuk melalui saluran kemih.
Penyebab utama pielonefritis yaitu bakteri gram negatif, di mana Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri gram yang paling umum ditemui. Selain itu, ada bakteri gram negatif lain penyebab infeksi ginjal, seperti Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter.
Bakteri masuk ke saluran kemih dari saluran untuk membuang urine yang disebut uretra. Kemudian, bakteri berkembang biak dan terus bergerak untuk menginfeksi satu atau dua ginjal Anda.
Sebelum bergerak menuju ginjal, bakteri juga dapat memicu gangguan lain terlebih dahulu, termasuk infeksi saluran kemih (ISK) dan sistitis (radang kandung kemih).
Pada kasus lain, bakteri atau virus dari bagian tubuh lain bisa menyebar melalui aliran darah ke ginjal. Selain itu, infeksi ginjal juga bisa terjadi akibat efek samping prosedur operasi ginjal.
Faktor apa saja yang meningkatkan risiko infeksi ginjal
Pielonefritis atau infeksi ginjal dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi di bawah ini.
1. Jenis kelamin
Secara umum, uretra wanita berukuran lebih pendek daripada pria. Hal ini membuat bakteri lebih mudah berpindah dari luar tubuh ke saluran kemih Anda.
Posisi uretra yang berdekatan dengan vagina dan anus juga meningkatkan peluang bagi bakteri dari saluran pencernaan, seperti E. coli masuk ke kandung kemih hingga ginjal.
Dikutip dari Urology Care Foundation, ibu hamil dengan ISK perlu berkunjung ke dokter segera. Pasalnya infeksi bisa berisiko serius, baik bagi kesehatan ibu atau janin.
2. Penyumbatan pada saluran kemih
Sejumlah kondisi dapat memperlambat aliran urine dan mengurangi kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih saat buang air kecil.
Aliran urine terhambat mungkin terjadi akibat batu ginjal, tumor saluran kemih, pembesaran prostat (penyakit BPH), atau kelainan struktur saluran kemih.
Anak-anak atau orang dewasa yang mengidap refluks vesikoureter, kondisi yang menyebabkan aliran balik urine dari kandung kemih menuju ke ginjal, juga berisiko terkena infeksi ginjal.
3. Sistem kekebalan tubuh lemah
Pielonefritis lebih berisiko terjadi pada pengidap masalah kesehatan yang dapat melemahkan sistem imun tubuh, termasuk HIV/AIDS, diabetes melitus, dan kanker.
Penggunaan obat-obatan tertentu yang menimbulkan efek samping pada sistem kekebalan tubuh juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi ginjal.
4. Kerusakan saraf
Kerusakan saraf sekitar organ kandung kemih atau pada sumsum tulang belakang bisa menghalangi Anda merasakan tanda dan gejala terjadinya infeksi.
Pada umumnya, infeksi ginjal terjadi setelah bakteri berkembang dan menimbulkan infeksi saluran kemih bagian bawah, termasuk pada uretra dan kandung kemih.
Apabila Anda tidak menyadari perkembangan bakteri dan terlambat menanganinya, tentu bakteri bisa menyebar ke organ ginjal dan menimbulkan komplikasi serius.
5. Penggunaan kateter urine
Kateter urine yaitu alat berupa selang kecil tipis yang dimasukkan ke dalam saluran kencing untuk membantu penggunanya membuang urine secara normal.
Dokter akan menggunakannya untuk menangani kondisi tertentu dan membantu prosedur operasi. Sayangnya, penggunaan kateter urine jangka panjang berisiko infeksi.
Selain pemasangan kateter, penyebab infeksi ginjal juga bisa terjadi akibat efek samping prosedur medis, seperti pemeriksaan sistoskopi dan operasi saluran kemih.
Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Kandung Kemih bagi Pria dan Wanita?
Kapan perlu periksa ke dokter?
Gangguan organ ginjal ini dapat menyerang siapa saja, sehingga Anda harus waspada akan gejala infeksi ginjal. Sejumlah gejala tersebut, antara lain:
- demam dan menggigil,
- nyeri punggung, pinggul, atau selangkangan,
- sakit perut,
- sering buang air kecil,
- perasaan untuk buang air kecil terus-menerus,
- rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil,
- mual dan muntah,
- nanah atau darah dalam urine (hematuria), dan
- urine keruh dan berbau tidak sedap.
Ketika beberapa gejala infeksi ginjal Anda rasakan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Infeksi ginjal terkadang menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut sepsis. Kondisi kronis atau berlangsung lama juga bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal.
[embed-health-tool-bmi]