backup og meta

Mengulik Fungsi Lengkung Henle untuk Penyerapan Nutrisi

Mengulik Fungsi Lengkung Henle untuk Penyerapan Nutrisi

Lengkung Henle merupakan salah satu bagian penting di dalam anatomi ginjal. Bagian organ ginjal ini secara umum berfungsi melakukan reabsorpsi atau penyerapan kembali nutrisi dari cairan urine. 

Apa itu lengkung Henle?

Lengkung Henle adalah bagian tubulus (tabung) berbentuk huruf U yang menghantarkan cairan urine dalam nefron ginjal. Nefron yaitu salah satu bagian utama dari ginjal yang memiliki fungsi penyaringan darah.

Ginjal termasuk organ dalam sistem ekskresi untuk membuang limbah metabolisme (proses zat gizi makanan di dalam tubuh) melalui urine. Fungsi utama ginjal yakni menyaring limbah dan cairan dari dalam tubuh.

Selain itu, ginjal juga berfungsi dalam menyerap kembali zat nutrisi yang masih tubuh butuhkan. Organ ginjal terdiri dari sekitar satu juta nefron atau unit penyaringan yang kompleks. 

Salah satu bagian penting dari organ ginjal yakni lengkung Henle tersebut. Bagian ini terdapat pada medula (jaringan halus) ginjal bersama piramida renal, yaitu struktur kecil lain yang berisi nefron dan tubulus.

Saluran yang menuju ke bawah kemudian berbalik kembali ke atas dapat terbagi ke dalam tiga bagian yang memiliki fungsi masing-masing, yakni:

  • cabang desenden tipis (thin descending limb),
  • cabang asenden tipis (thin ascending limb), dan
  • cabang asenden tebal (thick ascending limb).

Mengenal fungsi lengkung Henle

anatomi lengkung henle dan fungsinya

Secara umum, fungsi lengkung Henle yaitu melakukan reabsorpsi atau proses penyerapan kembali air dan natrium klorida dari cairan urine. Pada ilustrasi di atas, bagian ini ditulis dengan istilah Loop of Henle.

Proses ini bermanfaat untuk menghemat pengeluaran air dari dalam tubuh, serta menghasilkan cairan urine yang lebih pekat akan zat limbah metabolisme.

Masing-masing bagian dari organ ginjal ini akan melakukan proses dan fungsinya tersendiri seperti berikut ini.

1. Cabang desenden tipis

Proses pada lengkung Henle terjadi setelah tabung kecil ginjal bernama tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi zat yang masih berguna dan mengalirkannya ke cabang desenden tipis (thin descending limb).

Cabang desenden tipis ini sangat permeabel atau mudah menyerap air. Hal ini akan membuat kadar urea dan natrium dalam cairan urine menjadi lebih pekat.

Selain itu, bagian ini masih menyerap urea, natrium, dan ion lainnya yang tubuh perlukan dalam jumlah yang sangat rendah.

2. Cabang asenden tipis

Berbeda dari bagian sebelumnya, cabang asenden tipis (thin ascending limb) dari lengkung Henle yang naik ke atas bersifat tidak menyerap air.

Cairan urine dalam saluran ini memiliki konsentrasi natrium klorida yang pekat. Maka dari itu, fungsi dari bagian lengkung Henle yang satu ini untuk melakukan penyerapan kembali terhadap ion natrium dan klorida.

3. Cabang asenden tebal

Cabang asenden tebal (thick ascending limb) melakukan proses penyerapan kembali natrium dalam jumlah besar. Bagian ini akan mereabsorpsi natrium jika masih tubuh perluk. Jika tidak, kelebihan kadar natrium akan keluar bersama dengan urine.

Setelah melalui seluruh bagian lengkung Henle, selanjutnya urine akan melalui tahapan akhir proses pembentukan urine pada tabung kecil ginjal yang bernama tubulus kontortus distal. 

Hingga pada akhirnya cairan urine akan menuju ke saluran pengumpul (collecting duct), untuk kemudian melewati ureter dan disimpan dalam kandung kemih.

Lengkung Henle juga memiliki peranan lain, termasuk mengatur volume cairan tubuh, kadar kalium, kalsium, dan magnesium, keseimbangan asam-basa, serta komposisi protein urine.

Gangguan kesehatan pada lengkung Henle

penyebab kelelahan

Lengkung Henle juga rentan akan gangguan kesehatan tertentu. Menurut International Journal of Nephrology and Renovascular Disease, sindrom Bartter menjadi yang paling rentan terjadi pada bagian organ ginjal ini.

Sindrom Bartter atau Bartter syndrome yaitu sekelompok gangguan ginjal akibat dari mutasi genetik yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan kalium, natrium, klorida, dan molekul terkait dalam tubuh.

Dalam beberapa kasus, sindrom Bartter dapat terlihat jelas sebelum lahir. Gangguan ini bisa menyebabkan polihidramnion atau peningkatan volume air ketuban di sekitar janin.

Beberapa gejala umum dari sindrom Bartter, antara lain:

  • kelemahan otot,
  • kram dan kejang,
  • kelelahan,
  • rasa haus berlebihan (polidipsia), 
  • sering buang air kecil (poliuria),
  • buang air kecil di malam hari (nokturia),
  • dehidrasi,
  • sembelit (konstipasi),
  • demam, serta
  • mual dan muntah.

Kondisi ini juga bisa berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Bahkan, bayi dengan sindrom Bartter juga bisa mengalami keterlambatan perkembangan (developmental delays).

Ketidakseimbangan kalium, natrium, dan klorida yang serupa dengan sindrom Bartter juga bisa terjadi akibat efek samping penggunaan obat diuretik loop, seperti furosemide.

Salah satu jenis obat darah tinggi tersebut bekerja pada lengkung Henle dengan cara membuang natrium, klorida, dan kalium melalui urine untuk membantu menurunkan tekanan darah.

Fungsi lengkung Henle untuk menyerap air dan natrium klorida dari cairan urine ternyata dapat dipengaruhi oleh gangguan kesehatan dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Jika Anda mengalami gejala atau masalah saat buang air kecil, segera konsultasi ke dokter urologi untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Loop of Henle | Description, Anatomy, & Function. Encyclopedia Britannica. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://www.britannica.com/science/loop-of-Henle

Thomas, L. (2019). The Loop of Henle. News Medical Live Sciences. Retrieved 9 August 2021, from https://www.news-medical.net/health/The-Loop-of-Henle.aspx

Bartter syndrome. MedlinePlus Genetics. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://medlineplus.gov/genetics/condition/bartter-syndrome/

Bartter Syndrome. National Organization for Rare Disorders). (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://rarediseases.org/rare-diseases/bartters-syndrome/ 

Zacchia, M., capolongo, g., Rinaldi, L., & Capasso, G. (2018). The importance of the thick ascending limb of Henle’s loop in renal physiology and pathophysiology. International Journal Of Nephrology And Renovascular Disease, Volume 11, 81-92. https://doi.org/10.2147/ijnrd.s154000

Versi Terbaru

07/10/2021

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

10 Ciri dan Gejala Khas Saat Mengidap Sakit Ginjal

Panduan Pemeriksaan Lengkap Fungsi Ginjal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/10/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan