backup og meta

7 Komplikasi Batu Ginjal Jika Tak Segera Ditangani

7 Komplikasi Batu Ginjal Jika Tak Segera Ditangani

Batu ginjal terbentuk saat kadar zat limbah lebih banyak daripada cairan. Kebanyakan orang tidak menyadari gejalanya, hingga muncul komplikasi batu ginjal yang dapat membahayakan tubuh Anda.

Berbagai komplikasi batu ginjal yang perlu diwaspadai

ruptur ginjal

Beberapa kebiasaan yang umum Anda lakukan bisa menjadi penyebab batu ginjal, mulai dari minum air terlalu sedikit, obesitas, hingga pengaruh dari asupan makanan tertentu.

Gejala batu ginjal yang sering terjadi yaitu nyeri punggung bagian samping, belakang, dan bawah tulang rusuk. Anda juga bisa merasakan sensasi terbakar saat buang air, demam, hingga mual dan muntah.

Batu ginjal yang berukuran kecil, seperti sebesar butiran pasir, mungkin dapat keluar dari ginjal melalui ureter menuju ke kandung kemih dan uretra saat buang air kecil.

Namun batu ginjal yang menumpuk dengan ukuran yang semakin membesar dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang berbahaya di bawah ini.

1. Obstruksi ureter

Ureter atau saluran penghubung ginjal dan kandung kemih rata-rata memiliki diameter 3 – 4 milimeter (mm). Sebuah studi dalam jurnal European Radiology, menguji persentase keluarnya batu saluran kemih dari dalam tubuh.

Batu berukuran lebih dari 5 mm berpeluang kurang dari 65% untuk keluar bersama dengan urine. Pada kondisi tertentu, bisa timbul penyumbatan atau obstruksi ureter.

Obstruksi ureter yaitu penyumbatan pada salah satu atau kedua saluran ureter yang membawa cairan urine dari ginjal ke kandung kemih. 

Apabila aliran urine terhambat, tentu kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi batu ginjal mulai dari yang ringan hingga cukup serius.

2. Kencing berdarah

Kencing berdarah atau hematuria merupakan kondisi adanya sel darah merah dalam cairan urine. Hematuria dapat menjadi pertanda gangguan organ dalam tubuh, termasuk ginjal.

Batu ginjal bisa selain membuat saluran urine tersumbat, juga bisa menimbulkan luka. Oleh karena itu, Anda mungkin dapat mengalami perdarahan saat buang air kecil.

Perdarahan dalam jumlah besar mungkin akan mengubah warna cairan urine yang tubuh Anda keluarkan menjadi merah terang, merah mudah, atau kecokelatan.

3. Pembengkakan ginjal

Tersumbatnya ureter akibat batu ginjal bisa membuat ginjal membengkak. Ginjal bengkak terjadi karena urine menumpuk di dalam ginjal dan gagal menuju ke kandung kemih.

Gangguan yang secara medis disebut hidronefrosis ini umumnya terjadi karena penyumbatan pada saluran kemih. Gejala yang Anda rasakan juga tergantung dari tingkat keparahannya.

Hidronefrosis dan kondisi yang menyebabkannya perlu mendapatkan pengobatan segera. Jika kondisinya parah, Anda mungkin lebih berisiko mengalami kerusakan ginjal permanen.

4. Infeksi ginjal

Pielonefritis (infeksi ginjal) yaitu sebuah kondisi infeksi yang terjadi pada salah satu atau kedua organ ginjal. Masalah kesehatan ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Adanya penyumbatan saluran kemih dapat meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi ginjal. Komplikasi batu ginjal yang menimbulkan penyumbatan termasuk salah satunya.

Hampir mirip infeksi saluran kemih (ISK) pada umumnya, pielonefritis dapat menunjukkan gejala, seperti rasa sakit saat berkemih, urine berdarah, sering buang air kecil, mual, dan muntah.

Walaupun begitu, infeksi ginjal terbilang lebih berisiko. Organ ginjal yang berfungsi menyaring darah bisa membuat bakteri atau virus menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

5. Bakteremia

Batu ginjal juga bisa mengakibatkan kondisi medis yang disebut bakteremia. Bakteremia merupakan kondisi ketika sebagian bakteri hidup di dalam aliran darah.

Penderita batu ginjal yang juga mengalami infeksi ginjal lebih berisiko bakteremia. Hal ini terjadi karena organ ginjal berfungsi dalam menyaring darah dari seluruh bagian tubuh Anda.

Selain infeksi ginjal, kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi lain, seperti pada paru-paru dan gigi. Gejalanya bisa mirip seperti infeksi pada umumnya, seperti demam, mual, dan muntah. 

Tubuh akan melawan bakteri yang berada dalam aliran darah. Namun jika tubuh tidak mampu melawan, maka kondisi ini bisa berkembang sehingga Anda mengalami keracunan darah.

6. Urosepsis

Urosepsis merupakan istilah medis untuk menggambarkan sepsis yang diakibatkan oleh infeksi yang terjadi pada saluran kemih, termasuk juga infeksi ginjal.

Ketika tubuh Anda mengalami sepsis, sistem kekebalan akan menimbulkan reaksi berlebihan dan melepaskan zat kimia ke pembuluh darah untuk melawan infeksi bakteri.

Akibatnya tubuh mulai kehilangan oksigen dan nutrisi. Di fase awal, sepsis bisa menimbulkan gejala, seperti demam, kelelahan, peningkatan denyut nadi, dan frekuensi napas yang cepat.

Kondisi ini termasuk berbahaya dan mengancam nyawa. Urosepsis bisa memicu syok sepsis (sepsis shock) apabila tidak mendapatkan penanganan yang cepat.

7. Kerusakan ginjal

Dikutip dari MedlinePlus, sekitar 35 – 50% orang yang memiliki satu batu ginjal bisa mengembangkan batu tambahan dalam waktu 10 tahun dari kemunculan batu pertama.

Komplikasi batu ginjal tentu akan berpengaruh pada fungsi ginjal. Batu ginjal menyebabkan penyumbatan pada sistem kemih dan bisa meningkatkan risiko gagal ginjal kronis.

Pada kondisi yang juga disebut chronic kidney disease (CKD) ini, organ ginjal tidak lagi bisa menyaring kotoran, mengendalikan air dalam tubuh, dan menjalankan fungsi lainnya.

Gagal ginjal kronis dapat berlangsung lama dan bertahap. Bahkan, pada kondisi yang parah dokter mungkin menyarankan perawatan, seperti dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal.

Penderita batu ginjal harus melakukan pengobatan dengan obat-obatan atau prosedur medis. Selain itu, ada sejumlah perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko gangguan ini.

Beberapa cara mencegah batu ginjal, termasuk mencukupi air putih harian, mengatur asupan makanan, menghindari obesitas, dan memenuhi kebutuhan kalsium seperlunya.

Apabila Anda merasakan atau mencurigai adanya gejala batu ginjal, segera konsultasikan ke dokter untuk melakukan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kidney Stones. National Kidney Foundation. (2021). Retrieved 9 August 2021, from https://www.kidney.org/atoz/content/kidneystones

Kidney stones. MedlinePlus. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://medlineplus.gov/genetics/condition/kidney-stones/ 

What are possible complications of nephrolithiasis?. Medscape. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://www.medscape.com/answers/437096-155541/what-are-the-possible-complications-of-nephrolithiasis 

Definition & Facts for Kidney Stones. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2017). Retrieved 9 August 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-stones/definition-facts

Hematuria. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2016). Retrieved 9 August 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/hematuria-blood-urine 

Ureteral obstruction. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ureteral-obstruction/symptoms-causes/syc-20354676 

Hydronephrosis. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hydronephrosis/cdc-20397563

Kidney infection. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 9 August 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-infection/symptoms-causes/syc-20353387 

Jendeberg, J., Geijer, H., Alshamari, M., Cierzniak, B., & Lidén, M. (2017). Size matters: The width and location of a ureteral stone accurately predict the chance of spontaneous passage. European radiology, 27(11), 4775–4785. https://doi.org/10.1007/s00330-017-4852-6 

Dreger, N. M., Degener, S., Ahmad-Nejad, P., Wöbker, G., & Roth, S. (2015). Urosepsis–Etiology, Diagnosis, and Treatment. Deutsches Arzteblatt international, 112(49), 837–848. https://doi.org/10.3238/arztebl.2015.0837   

Smith DA, Nehring SM. (2020). Bacteremia. StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441979/

Versi Terbaru

19/08/2021

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

5 Daftar Bahan Alami yang Bisa Bantu Hancurkan Batu Ginjal

Obat Penghancur Batu Ginjal yang Umum Jadi Rekomendasi Dokter


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 19/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan