backup og meta

6 Pilihan Kontrasepsi Nonhormonal dan Kelebihannya

Secara umum, alat kontrasepsi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan nonhormonal. KB hormonal dapat berupa pil KB dan suntik KB. Lalu, apa saja jenis KB nonhormonal dan keunggulannya?

6 Pilihan Kontrasepsi Nonhormonal dan Kelebihannya

Pilihan kontrasepsi nonhormonal

Seperti namanya, kontrasepsi nonhormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon.

Karena tidak mengandung hormon, metode KB nonhormonal tidak akan memengaruhi siklus hormon tubuh seperti halnya menggunakan KB hormonal.

Oleh sebab itu, efek samping seperti perubahan suasana hati, berat badan naik, atau siklus haid tidak teratur yang sering dikaitkan dengan KB hormonal akan lebih jarang terjadi. 

Bahkan, biaya sebagian besar KB nonhormonal termasuk murah dibanding jenis kontrasepsi lainnya. Berikut adalah beberapa jenis kontrasepsi nonhormonal yang bisa Anda pilih.

1. Kondom

Salah satu jenis KB nonhormonal yang mungkin sudah Anda ketahui sejak lama adalah kondom. Terdapat dua jenis kondom yang berbeda, yaitu kondom yang digunakan oleh pria dan wanita. 

Menurut Kids Health, kedua jenis kondom ini sama-sama berfungsi untuk mencegah sel sperma yang keluar saat penetrasi tidak masuk ke dalam tubuh wanita melalui vagina.

Kontrasepsi nonhormonal ini tergolong mudah digunakan karena Anda hanya perlu menggunakannya saat sedang berhubungan seks.

Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan tergolong tinggi selama Anda tahu cara memasang kondom dengan benar.

2. Diafragma

Diafragma adalah salah satu bentuk kontrasepsi nonhormonal yang bisa Anda gunakan untuk mencegah kehamilan. Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti setengah lingkaran yang berukuran kecil dan terbuat dari silikon. 

Untuk menggunakannya, seorang wanita akan memasukkan diafragma ke dalam vagina untuk menutupi leher rahim atau serviks. Berikan spermisida pada diafragma sebelum memasukkannya ke dalam vagina. 

Mengutip Planned Parenthood, tingkat efektivitas dari penggunaan diafragma adalah 83 persen. Artinya, sekitar 13 dari 100 wanita yang menggunakan diafragma masih memiliki kemungkinan untuk mengalami kehamilan.

Perlu diingat bahwa diafragma dapat berada di dalam vagina hingga 6 jam setelah berhubungan seksual, tapi tidak boleh lebih dari 24 jam. 

3. Spermisida

Spermisida juga termasuk metode kontrasepsi nonhormonal yang bisa Anda gunakan. 

Spermisida mengandung bahan kimia yang dapat mencegah sperma bertemu sel telur dengan menghalangi jamur masuk sperma ke serviks. 

Biasanya, kontrasepsi nonhormonal ini berbentuk krim, foam, atau gel. Saat digunakan, spermisida hanya memiliki efektivitas sekitar 70% mencegah kehamilan. 

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan efektivitasnya, biasanya penggunaan spermisida dilakukan bersamaan dengan alat kontrasepsi lainnya seperti kondom atau diafragma.

4. IUD tembaga

Berbeda dengan KB IUD hormonal, IUD tembaga tidak mengandung hormon sama sekali. 

Lapisan tembaga pada badan IUD dapat memengaruhi fungsi dan pergerakan sperma sehingga mencegah sperma mencapai rahim dan bertemu sel telur.

Mengutip Mayo Clinic, IUD tembaga termasuk KB nonhormonal yang efektif dan mudah digunakan untuk jangka panjang hingga 10 tahun. Bahkan, kurang dari 1% orang yang menggunakan alat kontrasepsi ini mengalami kehamilan.

Jika Anda ingin menggunakannya, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. Pasalnya, penggunaan IUD tembaga ini harus dilakukan dengan bantuan dokter atau ahli medis profesional lainnya.

5. Metode kalender

Metode kontrasepsi nonhormonal lainnya yang bisa Anda manfaatkan untuk mencegah kehamilan adalah sistem KB kalender atau pelacakan kesuburan. 

Sistem KB kalender ini mengandalkan pencatatan siklus menstruasi untuk memprediksi masa subur wanita

Jadi, untuk mencegah kehamilan, pasangan harus berhubungan seks di luar masa subur dan sebaliknya. Oleh karena itu, dibutuhkan pencatatan yang cermat agar hasilnya akurat.

Efektivitas KB ini juga bergantung pada kosnsitensi, keteraturan siklus haid, dan komitmen pasangan dalam mengikuti jadwal yang ditentukan. Jadi, cara ini mungkin tidak selalu efektif bagi setiap pasangan.

6. Coitus interruptus

coitus interruptus

Pilihan metode kontrasepsi nonhormonal lainnya yang bisa Anda dan pasangan coba adalah coitus interruptus atau ejakulasi luar.

Dalam metode ini, pria akan menarik penisnya dari dalam vagina ketika merasa akan ejakulasi. Proses ejakulasi akan dilakukan di luar menjauhi vagina.

Meski metode ini cukup mudah, coitus interruptus tidak 100% dapat mencegah kehamilan. Pasalnya, ada risiko sperma tertinggal dalam cairan praejakulasi

Metode ini juga tidak dapat melindungi Anda dari risiko penyakit kelamin seperti herpes atau sifilis. 

Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan KB nonhormonal

Metode kontrasepsi nonhormonal memang bisa jadi pilihan KB yang tepat bagi Anda yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal karena alasan kesehatan atau preferensi pribadi. 

Beberapa orang juga mungkin memiliki kontrasepsi ini untuk mengurangi risiko perubahan suasana hati, kenaikan berat badan, atau efek samping lain dari penggunaan KB hormonal.

Namun, penting untuk dipahami bahwa efektivitas KB nonhormonal seperti kodnom atau diafragma sangat bergantung pada cara pemakaian. 

Risiko efek samping penggunaan KB nonhormonal juga mungkin bisa terjadi.

Contohnya, penggunaan kondom bahan lateks dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi, terutama jika Anda memiliki alergi terhadap bahan lateks.

Oleh karena itu, penting bagi Anda mempertimbangkan keuntungan dan kekurangan setiap jenis kontrasepsi sebelum memutuskan metode yang paling sesuai.

Kesimpulan

Pilihan kontrasepsi nonhormonal yang bisa Anda gunakan antara lain sebagai berikut.
  • Kondom.
  • Diafragma.
  • Spermisida.
  • IUD tembaga.
  • Sistem KB kalender. 
  • Metode ejakulasi di luar.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Contraception and Birth Control Methods. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 17 July 2025, from https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/index.htm

How Effective are Diaphragms (n.d.). Planned Parenthood. Retrieved 17 July 2025, from https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/diaphragm/how-effective-are-diaphragms 

Copper IUD (ParaGard). (2025). Mayo Clinic. Retrieved 17 July 2025, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/paragard/about/pac-20391270 

Spermicide: How To Use, Benefits, Risks & Effectiveness. (2022). Retrieved 17 July 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22493-spermicide 

Side Effects and Risks of Nonhormonal Contraception. (2024). Retrieved 17 July 2025, from https://www.nhs.uk/contraception/choosing-contraception/side-effects-and-risks-of-non-hormonal-contraception/ 

Withdrawal method (coitus interruptus). (2025). Mayo Clinic. Retrieved 17 July 2025, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/withdrawal-method/about/pac-20395283 

 

 

Versi Terbaru

25/07/2025

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Tantangan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria di Indonesia

5 Pertimbangan Penting Saat Berniat Ganti Alat Kontrasepsi


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Diperbarui 25/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan