backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Coitus Interruptus Efektif Mencegah Kehamilan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 02/02/2023

    Benarkah Coitus Interruptus Efektif Mencegah Kehamilan?

    Senggama terputus atau coitus interruptus menjadi salah satu cara tradisional yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kehamilan.

    Namun, benarkah cara ini efektif? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini.

    Apakah coitus interruptus efektif cegah kehamilan?

    Sebagaimana metode kontrasepsi lainnya, coitus interruptus alias ejakulasi eksternal tetap memiliki risiko terjadinya kehamilan.

    Mengutip dari situs Cleveland Clinic, metode ejakulasi di luar ini memiliki efektivitas sekitar 80% untuk mencegah kehamilan.

    Dengan kata lain, 1 dari 5 wanita yang menggunakan cara ini mengalami kehamilan.

    Coitus interruptus sebenarnya adalah praktik menarik penis dari vagina sebelum mencapai orgasme dan ejakulasi.

    Banyak yang memilih metode senggama terputus ini karena beberapa keuntungan, seperti:

    • tidak mengeluarkan banyak biaya, 
    • bebas hormon, dan 
    • bisa dilakukan di mana saja atau kapan saja.

    Saat berhubungan intim, pria akan menarik penisnya dari dalam vagina ketika ia merasa akan ejakulasi atau sebelum mencapainya.

    Ejakulasi akan dilakukan di luar menjauhi vagina dengan berhati-hati agar tidak menetes atau tumpah ke vulva wanita.

    Namun, pria yang ingin menggunakan metode ini perlu  memahami benar seputar respons seksual tubuhnya, seperti kapan akan orgasme, klimaks, dan berejakulasi.

    Dengan demikian, Anda akan tahu kapan waktu yang tepat untuk menarik penis.

    Perlu Anda ketahui

    Teknik senggama terputus ini sering digunakan sebagai metode kontrasepsi alternatif maupun kombinasi dari penggunaan kondom atau pil hormon.

    Risiko metode coitus interruptus

    ejakulasi di luar vagina

    Di balik persentase efektivitasnya yang cukup tinggi dan metodenya yang praktis, coitus interruptus tidak 100% dapat mencegah terjadinya kehamilan.

    Berikut ini beberapa risiko menggunakan metode senggama putus yang perlu Anda perhatikan.

    1. Ada risiko sperma tertinggal dalam air mani pra-ejakulasi

    Menggunakan metode coitus interruptus membutuhkan kemahiran pengendalian diri.

    Pasalnya, jika Anda bisa memperkirakan kapan harus tarik-keluar, metode ini tetap tidak akan se-efektif kontrasepsi lainnya untuk mencegah kehamilan.

    Saat bergairah, penis Anda akan mengeluarkan sedikit air mani pra-ejakulasi. Air mani pra-ejakulasi mungkin mengandung sperma meski tidak banyak.

    Akan tetapi, kandungan sperma pada cairan pra-ejakulasi ini tetap dapat berisiko mencapai sel telur dan menyebabkan kehamilan.

    2. Coitus interruptus tidak lebih efektif daripada kondom

    coitus interruptus adalah

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, metode coitus interruptus untuk mencegah kehamilan mempunyai peluang gagal hingga 20%.

    Pasalnya, kebanyakan pria tidak bisa memprediksi secara akurat kapan waktu yang tepat untuk melakukan senggama putus secepat yang mereka inginkan.

    Terlebih lagi, tak sedikit pria yang mengalami ejakulasi dini atau prematur, sehingga sperma pun akhirnya berhasil masuk.

    Berbeda halnya dengan kondom. Jika pemakaiannya tepat, menurut riset dalam Indian Journal Of Sexually Transmitted Diseases And AIDS (2015), persentase kegagalannya hanya sekitar 2,3 – 9%.

    Persentase ini berasal dari kesalahan dalam memakai kondom akibat tidak memahami cara penggunaan yang benar, terlambat memasang, hingga kecelakaan tak terduga seperti kondom sobek.

    Namun, jika Anda benar-benar mengetahui cara memakai kondom yang benar, sangat kecil kemungkinan di atas bisa terjadi.

    Artinya, tingkat kegagalannya akan jauh lebih rendah dengan menggunakan kondom daripada hanya bergantung pada teknik coitus interruptus.

    3. Ejakulasi di luar tidak melindungi dari IMS

    Metode senggama terputus tidak mencegah penyebaran penyakit menular seksual.

    Pasalnya, penyakit kelamin bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan intim.

    Air mani pria pengidap positif HIV mengandung sel HIV aktif dan media utama penularan virus melalui hubungan intim.

    Menggunakan metode senggama terputus tidak mengurangi risiko Anda terkena penyakit ini karena air mani pada pra-ejakulasi masih mungkin mengandung sel aktif HIV.

    Tak hanya itu, lesi atau luka borok pada alat kelamin bisa menular melalui kontak kulit.

    Satu-satunya yang efektif untuk melindungi Anda adalah kondom atau tidak melakukan hubungan intim.

    Coitus interruptus tidak seratus persen mencegah kehamilan, tapi lebih baik daripada tidak menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.

    Agar lebih aman, sebaiknya Anda mengombinasikannya dengan cara kontrasepsi lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 02/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan