backup og meta

Pemeriksaan CRP (C-Reactive Protein)

Pemeriksaan CRP (C-Reactive Protein)

Salah satu cara untuk mendeteksi peradangan atau infeksi akut dalam tubuh adalah dengan melakukan pemeriksaan CRP (C-reactive protein). Bagaimana cara kerjanya? Ketahui selengkapnya dalam ulasan berikut ini. 

Apa itu CRP?

Tes C-reaktif protein (CRP) adalah tes darah yang dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan atau infeksi dalam tubuh dengan mengukur jumlah protein C-reaktif dalam darah. 

Protein C-reaktif sendiri merupakan protein yang diproduksi oleh organ hati. Normalnya, tubuh manusia memiliki kadar protein C-reaktif yang relatif rendah. 

Namun, ketika terjadi peradangan atau infeksi, hati akan melepaskan lebih banyak CRP ke dalam aliran darah. 

Akan tetapi, tes CRP tidak dapat menunjukkan lokasi terjadinya peradangan atau penyebabnya. Tes lain dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan lokasi peradangan.

Tujuan pemeriksaan CRP

Hasi tes darah organ hati

Pada dasarnya, pemeriksaan CRP bertujuan untuk mendeteksi dan memantau kondisi peradangan atau infeksi dalam tubuh. 

Mengutip Cleveland Clinic, pemeriksaan ini dapat membantu mendiagnosis kondisi tertentu, seperti:

  • infeksi bakteri yang parah, seperti sepsis,
  • infeksi jamur,
  • osteomielitis (infeksi pada tulang),
  • inflammatory bowel disease (IBD),
  • penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau lupus, serta
  • penyakit radang panggul (PID). 

Dokter atau penyedia layanan kesehatan juga biasanya melakukan tes CRP untuk memantau kondisi pasien setelah operasi atau prosedur invasif lainnya guna memeriksakan infeksi selama masa pemulihan. 

Siapa yang membutuhkan pemeriksaan CRP?

Anda memerlukan tes ini jika dokter menduga adanya peradangan dalam tubuh atau muncul gejala infeksi bakteri, seperti:

  • demam atau mengigil,
  • denyut jantung yang cepat,
  • napas cepat, serta
  • mual dan muntah.

Dokter juga mungkin akan menyarankan melakukan pemeriksaan CRP jika Anda telah diagnosis dengan infeksi atau penyakit kronis yang menyebabkan peradangan.

Hal ini bertujuan untuk membantu dokter dalam membantu kondisi dan efektivitas pengobatan yang dilakukan. Jika kadar CRP menurun, tandanya pengobatan untuk mengatasi peradangan bekerja dengan baik.

Tahapan prosedur pemeriksaan CRP

Sebelum melakukan tes CRP, Anda perlu mengetahui bagaimana tahapan prosedurnya. Simak selengkapnya berikut ini.  

1. Persiapan

Pemeriksaan CRP tidak memerlukan persiapan khusus. Sebelum mulai tes pastikan memberitahu dokter mengenai obat-obatan yang Anda konsumsi, termasuk obat resep, nonresep, atau suplemen herbal.

Hal ini karena beberapa jenis obat dapat memengaruhi hasil tes CRP Anda. Mengutip University Rochester Medical Center, obat NSAID, aspirin dan steroid dapat membuat kadar CRP menjadi lebih rendah dari biasanya. 

Selain itu, olahraga berat seperti latihan beban yang intens atau lari jarak jauh dapat menyebabkan lonjakan pada kadar protein C reaktif dalam darah.

Dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari aktivitas tersebut sebelum tes. 

Apabila sampel darah akan digunakan untuk tes lain, seperti tes hs-CRP untuk memeriksa penyakit jantung, Anda mungkin perlu berpuasa sebelum melakukan tes.

2. Prosedur

Proses pengambilan sampel tes darah

Prosedur tes CRP tidak memerlukan waktu lama. Keseluruhan proses biasanya hanya memakan waktu selama 5 menit. Berikut ini tahapannya. 

  • Petugas medis akan meminta Anda untuk duduk di sebuah kursi, kemudian ia akan memeriksa lengan Anda untuk mencari pembuluh darah yang mudah diakses, biasanya di bagian dalam lengan.
  • Setelah menemukan pembuluh vena, petugas medis akan membersihkan area tersebut, lalu memasukkan jarum kecil ke dalam pembuluh vena untuk mengambil sampel darah.
  • Setelah darah diambil, jarum dilepas dan area bekas suntikan akan ditutup dengan perban untuk menghentikan perdarahan.

Sampel darah yang telah diambil kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis dan diuji kadar protein C-reaktifnya. 

3. Setelah prosedur

Setelah melakukan pemeriksaan CRP, Anda dapat beraktivitas seperti biasa tanpa memerlukan perawatan khusus. 

Hasil pemeriksaan biasanya dapat diperoleh dalam beberapa jam hingga 1 – 2 hari, tergantung pada fasilitas laboratorium. 

Setelah hasil tes keluar, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan ada atau tidaknya peningkatan kadar CRP dalam darah. 

Hasil pemeriksaan CRP

Hasil tes dapat bervariasi pada setiap orang, tergantung dengan usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, serta laboratorium yang digunakan.

Umumnya, tingkat CRP di bawah 0,9 milligram per deciliter (mg/dL) dianggap normal. 

Peningkatan kadar CRP yang sedikit dari angka normal dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti flu biasa, merokok, depresi, diabetes, insomnia, obesitas, atau radang gusi. 

Tingkat CRP sedang hingga sangat tinggi menandakan adanya peradangan dalam tubuh. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini arti tingkat kadar CRP dalam darah. 

1. Peningkatan sedang

Hasil tes CRP yang berada di antara 1,0 hingga 10, 0 milligram per deciliter (mg/dL) biasanya menandakan kondisi tertentu, antara lain:

2. Peningkatan tinggi

Jika hasil tes CRP lebih dari 10 mg/dL bisa menjadi indikasi adanya infeksi atau peradangan seperti: 

  • infeksi bakteri akut,
  • infeksi virus,
  • vaskulitis sistemik, serta
  • cedera berat atau trauma.

3. Peningkatan yang sangat tinggi

Apabila hasil pemeriksaan CRP lebih dari 50 mg/dL menunjukkan bahwa kadar CRP dalam darah sangat tinggi. Hal ini dikaitkan dengan kondisi infeksi bakteri akut. 

Perlu diingat bahwa pemeriksaan CRP hanya mampu mendeteksi ada atau tidaknya peradangan dan infeksi dalam tubuh. Tes ini tidak bisa memberitahu di area tubuh mana peradangan terjadi.

Untuk itu, dokter biasanya akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan serta mengajukan tes tambahan guna memastikan diagnosis.

Kesimpulan

  • Pemeriksaan CRP adalah pemeriksaan darah yang bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya peradangan dan infeksi dalam tubuh dengan mengukur kadar C-reactive protein.
  • Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi gangguan kesehatan tertentu, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, osteomielitis, inflammatory bowel disease, atau penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Kadar CRP 0,9 mg/dL biasanya dianggap normal. Kadar CRP lebih dari 0,9 mg/dL mengindikasi adanya peradangan pada tubuh. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

C-Reactive Protein (CRP) Test: What It Is, Purpose & Results. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 05 November 2024,from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/23056-c-reactive-protein-crp-test 

C-reactive protein test. (2022). Retrieved 05 November 2024 from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-reactive-protein-test/about/pac-20385228 

C-Reactive Protein (CRP) Test: MedlinePlus Medical Test. (n.d.). Retrieved 05 November 2024 from https://medlineplus.gov/lab-tests/c-reactive-protein-crp-test/ 

Reactive protein (CRP) blood test. (n.d.). Retrieved 05 November 2024 from https://www.healthdirect.gov.au/c-reactive-protein-CRP-blood-test#prepare 

C-Reactive Protein (Blood). (n.d.). Retrieved 05 November 2024 from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contentid=c_reactive_protein_serum

Versi Terbaru

14/11/2024

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Waspada 3 Risiko Berikut Jika Anda Menjalani Diet Tinggi Protein

Pengobatan Rematik yang Ampuh, Termasuk untuk Lansia dan Ibu Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan