Pasti Anda sering mendengar istilah peradangan atau inflamasi, ‘kan? Ya, peradangan adalah respons alami tubuh yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Pasti Anda sering mendengar istilah peradangan atau inflamasi, ‘kan? Ya, peradangan adalah respons alami tubuh yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi ini, mari simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.
Peradangan atau inflamasi (inflammation) adalah respons alami dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu cedera atau penyakit yang disebabkan virus, bakteri, atau racun tertentu.
Sistem kekebalan akan merespons dengan mengirimkan sel radang dan sitokin (zat yang merangsang lebih banyak sel kekebalan) pada bagian tubuh yang terdampak.
Selanjutnya, sel-sel tersebut akan melakukan mekanisme pertahanan tubuh yang menjebak agen penyebab penyakit dan mulai melakukan proses penyembuhan.
Mekanisme inflamasi sebenarnya bermanfaat bagi tubuh. Namun, inflamasi yang berlebihan dipercaya bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, obesitas, radang sendi, dan psoriasis.
Secara umum, peradangan terbagi ke dalam dua jenis, yakni peradangan akut dan kronis.
Ada terdapat banyak sel sistem kekebalan tubuh yang terlibat selama proses inflamasi. Sel-sel tersebut melepaskan zat kimia, seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin.
Ketiga zat tersebut berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah sehingga memungkinkan lebih banyak darah dan sel sistem kekebalan tubuh untuk mencapai jaringan yang terluka.
Mekanisme ini juga bisa menimbulkan sakit dan pembengkakan pada jaringan yang terluka. Hal ini akan secara perlahan menghilang selama proses penyembuhan.
Dalam kondisi tertentu, terkadang tubuh keliru menganggap sel atau jaringan tubuh yang sehat sebagai ancaman, seperti halnya paparan virus, bakteri, atau racun.
Sebagai akibatnya, zat kimia yang dilepaskan bisa mengiritasi bagian tubuh tersebut. Reaksi ini dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan penyakit autoimun.
Gejala peradangan yang dirasakan pada setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung kondisi yang menyebabkannya.
Inflamasi yang disebabkan oleh cedera bisa bertahan beberapa hari dan bulan. Gejala yang biasanya tampak pada area radang meliputi:
Sementara itu, inflamasi yang terjadi akibat infeksi virus dan bakteri kerap kali menyebabkan tubuh kelelahan. Pasalnya, tubuh Anda menghabiskan energi untuk menyembuhkan diri.
Gejala ini bisa bertahan beberapa minggu atau lebih bila bertambah parah. Tanda dan gejala yang bisa menyertai inflamasi akibat penyakit infeksi meliputi:
Meski bersifat ringan, peradangan akibat penyakit infeksi terkadang dapat berujung dengan komplikasi parah, seperti septikemia atau keracunan darah.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila mengalami gejala seperti di atas.
Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan inflamasi di dalam tubuh Anda.
Peradangan terjadi saat tubuh gagal dalam menghilangkan agen yang menyebabkan infeksi (patogen), seperti bakteri Mycobacterium tuberculosis, protozoa, jamur, atau parasit.
Agen tersebut bisa melawan sistem kekebalan pada tubuh inang dan tetap berada di dalamnya. Jika inflamasi berlangsung dalam waktu lama, kondisi inilah yang disebut inflamasi kronis.
Peradangan kronis mungkin juga disebabkan oleh paparan tingkat rendah dari iritan atau bahan asing tertentu yang tidak dapat dihilangkan oleh tubuh.
Salah satu contohnya ialah paparan bahan kimia industri, misalnya debu silika, yang seseorang hirup dalam jangka waktu lama.
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menganggap jaringan normal tubuh sebagai ancaman. Serangan pada jaringan sehat inilah yang menimbulkan peradangan.
Beberapa jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi antara lain rheumatoid arthritis (RA), lupus eritematosus sistemik (SLE), dan psoriasis.
Peradangan berulang juga bisa dialami oleh pengidap penyakit auto-inflamasi. Kondisi ini lebih disebabkan oleh perubahan pada gen tertentu.
Selain itu, orang yang tidak pulih sepenuhnya dari peradangan akut kemungkinan juga dapat mengalami peradangan kronis yang butuh penanganan serius.
Siapa pun bisa mengalami inflamasi. Namun, orang-orang dengan kondisi berikut memiliki risiko yang lebih tinggi.
Untuk menegakkan diagnosis peradangan pada tubuh, umumnya dokter akan meminta Anda untuk menjalani beberapa tes kesehatan di bawah ini.
Beragam penyakit bisa menimbulkan inflamasi. Maka dari itu, pengobatan akan disesuaikan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh pasien.
Contohnya, pemberian obat antidiabetes ditujukan kepada pasien diabetes dan obat jantung untuk penyakit kardiovaskular. Dokter juga bisa meresepkan antibiotik untuk pasien yang terserang infeksi bakteri.
Selain itu, ada pula beberapa pilihan obat yang umum digunakan untuk mengatasi peradangan di dalam tubuh.
Obat antiradang nonsteroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug/NSAID) membantu meredakan inflamasi serta gejala yang menyertainya, seperti nyeri dan demam.
Dokter umumnya meresepkan obat NSAID seperti asam asetilsalisilat (aspirin) dan ibuprofen.
Untuk meredakan peradangan, dokter juga bisa memberikan obat kortikosteroid dalam bentuk oral (minum), topikal (oles), maupun suntikan.
Jenis obat ini berfungsi mengurangi inflamasi dan reaksi kekebalan tubuh yang berlebih. Obat ini juga menjaga agar kerusakan jaringan tidak bertambah parah.
Selain dari obat dokter, Anda juga dapat meringankan kondisi ini dengan perawatan alami di rumah, misalnya dengan menggunakan kompres dingin atau hangat.
Beberapa pasien mungkin dianjurkan untuk menjalani diet anti-inflamasi agar gejala yang mereka alami tidak bertambah parah.
Perubahan gaya hidup menyeluruh juga sebaiknya dilakukan pada pengidap inflamasi kronis.
Anda bisa mengurangi risiko terkena peradangan kronis dengan melakukan perbaikan gaya hidup melalui langkah-langkah berikut.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar