Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Systemic Lupus Erythematosus, atau biasa disingkat SLE adalah salah satu jenis penyakit lupus yang menyebabkan peradangan di hampir seluruh organ tubuh, seperti sendi, kulit, paru-paru, jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah. SLE adalah jenis lupus yang paling sering dialami orang.
Kebanyakan orang dengan SLE dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kendala dengan melakukan pengobatan yang rutin.
SLE dapat terjadi dalam tahap tingan hingga mengancam nyawa. Penyakit tersebut harus dirawat oleh dokter atau tim dokter yang punya keahlian khusus menangani pasien dengan kondisi tersebut.
SLE adalah salah satu jenis penyakit lupus yang paling sering terjadi. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa pandang bulu, baik anak-anak, orang dewasa, lansia, atau pria maupun wanita.
Meskipun begitu, berbagai penelitian menyebutkan bahwa wanita cenderung lebih mungkin terkena SLE dibandingkan pria.
Wanita dengan lupus dapat hamil dengan selamat dan kebanyakan dari mereka akan melalui masa kehamilan yang normal dan bayi yang sehat. Namun, semua wanita dengan lupus yang hamil cenderung melewati kehamilan dengan risiko tinggi.
Pada dasarnya gejala penyakit lupus dapat berbeda-beda pada setiap orang tergantung usia, keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi pasien secara menyeluruh. Selain itu, gejala penyakit lupus juga biasanya dapat berubah-ubah setiap waktu.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala khas dari penyakit lupus yang mungkin bisa Anda amati dan waspadai. Berikut beberapa tanda dan gejala khas SLE adalah:
Gejala SLE yang disebutkan di atas mungkin terlihat mirip dengan berbagai gejala dari penyakit lain. Oleh karena itu, bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan serangkaian tes guna memastikan diagnosis yang akurat.
Ada banyak penyakit yang berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh tetapi SLE adalah salah satu yang paling umum.
Anda harus periksa ke dokter Anda jika Anda memiliki bintil merah yang tak terduga, demam berkepanjangan dan rasa sakit di setiap organ, atau sering merasa kelelahan yang tidak biasa.
Sebenarnya sampai sampai sekarang penyebab SLE masih belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa faktor keturunan dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya SLE.
Orang yang sering terkena sinar matahari, tinggal di lingkungan yang terkontaminasi oleh virus, atau sering mengalami stres lebih mungkin untuk terkena penyakit ini. Jenis kelamin dan hormon juga diduga merupakan bagian dari penyebab SLE.
SLE adalah salah satu penyakit yang cenderung lebih mungkin dialami wanita ketimbang pria. Wanita juga lebih mungkin mengalami gejala lupus yang memburuk selama masa kehamilan dan periode menstruasi.
Kedua hal tersebutlah yang membuat para ahli percaya bahwa hormon estrogen pada wanita ikut berperan dalam menyebabkan SLE. Namun, dibutuhkan banyak penelitian yang diperlukan untuk membuktikan teori ini.
Ya, banyak peneliti menduga bahwa hormon estrogen ikut berperan terhadap perkembangan penyakit lupus.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena penyakit SLE adalah:
Tidak memiliki faktor risiko tidak berarti Anda tidak bisa mendapatkan penyakit ini. Faktor-faktor ini hanya untuk referensi saja. Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya.
SLE dapat memengaruhi kehidupan seseorang dalam jangka pendek dan jangka panjang. Diagnosis dini dan perawatan efektif dapat membantu menurunkan pengaruh SLE dan meningkatkan kesempatan untuk fungsi tubuh dan kualitas hidup lebih baik.
Tak punya akses pada fasilitas kesehatan, terlambat diagnosis, kurangnya perawatan efektif, dan tak patuh pada terapi dapat meningkatkan efek merusak SLE, menyebabkan banyak komplikasi dan peningkatan risiko kematian.
Penyakit tersebut dapat membatasi fungsi fisik, mental, dan sosial pengidapnya. Keterbatasan itu dapat memengaruhi kualitas hidupnya, terlebih jika mereka mengalami kelelahan. Kelelahan merupakan gejala umum yang memengaruhi kualitas hidup orang dengan kondisi ini.
Centers for Disease Control and Prevention menyebut banyak penelitian menggunakan pekerjaan sebagai ukuran untuk menentukan kualitas hidup orang dengan penyakit tersebut, karena pekerjaan merupakan pusat kehidupan seseorang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama orang mengidap SLE, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menjadi bagian dari tenaga kerja. Rata-rata, hanya 46% orang dengan SLE dilaporkan bekerja.
Beberapa orang dengan SLE punya deposit abnormal pada sel-sel di ginjalnya. Ini dapat menyebabkan kondisi yang bernama lupus nefiritis.
Orang dengan masalah ini mungkin terkena gagal ginjal. Mereka mungkin membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.
Biopsi ginjal diperlukan untuk mendeteksi tingkat kerusakan ginjal dan membantu memandu pengobatan. Jika nefritis aktif hadir, pengobatan dengan obat-obatan imunosupresif, termasuk kortikosteroid dosis tinggi bersama dengan siklofosfamid atau mikofenolat diperlukan.
SLE juga dapat menyebabkan kerusakan pada banyak bagian dalam tubuh, seperti:
Baik SLE dan beberapa pengobatan untuk mengatasi SLE dapat berakibat buruk untuk janin. Bicarakan pada dokter sebelum Anda hamil. Jika Anda ingin hamil, cari dokter yang berpengalaman menangani kasus lupus dan kehamilan.
Dokter dapat membuat diagnosis dari riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Rontgen juga mungkin dapat dilakukan dokter.
Tes laboratorium meliputi laju endapan darah (ESR), jumlah sel darah lengkap (CBC), antibodi antinuclear (ANA) dan urin.
Tes ANA menunjukkan sistem kekebalan yang distimulasi. Sementara kebanyakan orang dengan lupus memiliki tes ANA positif, kebanyakan orang dengan hasil tes ANA positif tidak memiliki penyakit lupus.
Jika hasil tes ANA Anda positif, dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes antibodi yang lebih spesifik.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes anti DNA yang lebih spesifik untuk mengetahui perkembangan LES yang dialami pasien. Dokter mungkin juga akan menyarankan pasiennya melakukan konsultasi ke rheumatologist (spesialis sendi) untuk diagnosis lebih lanjut.
Anda mungkin juga akan diminta melakukan pemeriksaan lain agar dokter dapat mempelajari kondisi Anda. Pemeriksaan itu antara lain:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
SLE adalah penyakit autoimun kronis. Artinya, kondisi ini akan dimiliki oleh penderitanya seumur hidup. Kabar baiknya, gejala SLE dapat diringankan dengan pengobatan yang tepat.
Yang perlu diingat, penyakit lupus menyerang dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Jadi, perawatan dan pengobatan yang akan diresepkan oleh dokter pun akan berbeda sesuai kebutuhan masing-masing pasein. Dalam kasus lupus yang ringan, obat-obatan dapat mencakup penghilang rasa sakit dan obat antiradang.
Ya, Obat anti radang (NSAID) sering diberikan pertama kali oleh dokter sebagai pertolongan pertama. Selain itu, dokter juga mungkin meresepkan prednison, yang bekerja lebih cepat untuk mengurangi gejala.
Jika pengobatan di atas tidak cukup membantu, obat modifikasi penyakit yang diresepkan dokter mungkin dapat membantu. Obat tersebut termasuk hydroxychloroquine, methotrexate, azathioprine, dan siklofosfamid.
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi SLE adalah:
Merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan dapat memperburuk efek lupus pada jantung dan pembuluh darah Anda.
Diet sehat seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Kadang-kadang Anda harus membatasi makanan Anda, terutama jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal atau masalah pencernaan.
Latihan dapat membantu Anda pulih dari bintil merah, mengurangi risiko serangan jantung, membantu melawan depresi dan mempromosikan kesejahteraan umum.
Sinar ultraviolet dapat memicu bintil merah, mengenakan pakaian pelindung (seperti topi, baju lengan panjang dan celana panjang) dan menggunakan tabir surya yang mengandung SPF setiap kali Anda pergi ke luar.
Orang dengan lupus sering mengalami kelelahan berkepanjangan yang berbeda dari kelelahan normal dan belum tentu hilang dengan istirahat. Jadi, perbanyak istirahat di malam hari dan lakukan tidur siang atau istirahat pada siang hari jika diperlukan.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar