Terdapat dua jenis tipe diet tinggi protein, yaitu diet yang disertai dengan pembatasan karbohidrat dan digantikan dengan protein, dan diet yang menggantikan seluruh kebutuhan karbohidrat dengan protein. Diet tinggi protein biasanya menghabiskan 25 hingga 35 persen dari total kalori dalam sehari. Sedangkan yang tubuh kita butuhkan hanya sekitar 10 sampai 15 persen protein dari total kalori sehari. Menurut ketentuan Kementerian Kesehatan tentang angka kecukupan gizi, kebutuhan protein normal yang harus dipenuhi setiap harinya adalah sebesar 62 hingga 65 gram untuk laki-laki dan 56 hingga 57 untuk perempuan usia dewasa, atau sebanyak 0,8-1,0 gram per kg berat badan per hari.
Apakah benar diet tinggi protein dapat menahan rasa lapar?
Beberapa ahli menyatakan bahwa mengonsumsi protein lebih banyak bisa meningkatkan kepuasan dan menahan rasa lapar lebih lama. Mengonsumsi makanan yang tinggi protein sehingga rendah lemak dan karbohidrat akan menimbulkan peningkatan hormon leptin dalam tubuh. Hormon leptin merupakan hormon yang bekerja untuk menurunkan dan menekan nafsu makan dalam tubuh. Oleh karena itu, banyak yang menyarankan untuk meningkatkan konsumsi protein jika ingin menurunkan berat badan.
Apa diet tinggi protein baik bagi kesehatan?
Ada beberapa dampak yang mungkin bisa ditimbulkan dari diet tinggi protein. Namun, bukan berarti diet tinggi protein itu tidak boleh dilakukan. Siapa saja yang harus lebih berhati-hati dalam menjalani diet tinggi protein?
Diet tinggi protein dan kerusakan ginjal
Walaupun ada anjuran untuk pasien penyakit ginjal, seperti gagal ginjal, untuk tidak mengonsumsi protein terlalu banyak, hal ini tidak berarti protein tidak baik dikonsumsi. Sebenarnya, orang sehat tidak masalah mengonsumsi makanan tinggi protein. Pasien yang sudah mengalami penyakit ginjal akibat berbagai faktor risiko, memang tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi protein yang terlalu banyak karena akan memperberat kerja ginjal, yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. Namun, bagaimana jika ginjal sehat dan mampu bekerja dengan baik? Tidak apa-apa mengonsumsi diet tinggi protein, dan beberapa penelitian menyatakan belum ada bukti yang kuat diet tinggi protein dapat menyebabkan penyakit ginjal pada orang yang sehat.
Diet tinggi protein dan kerusakan pada hati
Hati merupakan organ yang berperan penting dalam segala proses metabolisme dalam tubuh. Sama seperti kasus pada pasien penyakit ginjal, pasien yang mengalami gangguan fungsi hati seperti sirosis, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi protein dalam jumlah banyak, bahkan harus mengurangi jumlah proteinnya dalam satu hari agar tidak memperparah gangguan pada hati. Namun pada orang yang sehat dan memiliki fungsi hati yang normal, tidak masalah mengonsumsi makanan tinggi protein. Sampai saat ini juga belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi makanan tinggi protein dapat menyebabkan kerusakan hati.
Diet tinggi protein dan kanker
Sebuah penelitian yang dimuat pada Journal cell Metabolism menemukan bahwa mengonsumsi banyak sumber protein dalam waktu yang lama di pertengahan usia, meningkatkan risiko kematian karena berbagai sebab sebanyak 74%, dan risiko kematian akibat kanker meningkat menjadi 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi protein yang rendah. Bahkan hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pada kelompok orang yang mengonsumsi protein dalam jumlah sedang masih memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk terkena penyakit kanker dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi dalam jumlah yang sedikit.