Ada banyak jenis sel dalam tubuh manusia yang memastikan organ tubuh berfungsi dengan baik. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang sel punca? Sel ini disebut mempunyai kemampuan yang ‘spesial’ dan dapat menjadi terobosan dalam mengobati berbagai penyakit kronis.
Apa itu sel punca?

Pada dasarnya, semua individu berasal dari satu sel yang disebut zigot, yaitu sel gabungan antara sel telur wanita dengan sperma pria.
Selanjutnya, sel ini membelah menjadi dua, lalu empat sel, dan seterusnya.
Setelah membelah, sel-sel tersebut akan secara alami mengambil peran dan tanggung jawabnya masing-masing di dalam tubuh. Proses ini disebut dengan diferensiasi.
Berbeda dengan sel-sel pada umumnya, sel punca atau sel induk (stem cells) adalah sel yang masih ‘polos’ dan belum memiliki fungsi apa pun.
Sel ini ibaratnya murni dan belum diberikan tanggung jawab apa pun. Ia juga belum melewati proses diferensiasi.
Meski begitu, pada suatu kondisi, sel jenis ini dapat membelah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan.
Hasil pembelahan dari sel induk ini disebut dengan sel anak. Sel anak bisa menjadi sel induk baru atau berkembang menjadi jenis sel lainnya dalam tubuh dengan fungsi yang lebih spesifik.
Misalnya, sel darah, sel otak, sel otot, atau sel tulang. Nah, berkat kemampuannya tersebut, sel induk dianggap ‘spesial’ dan bisa digunakan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Itulah mengapa terapi dengan sel induk sering dilakukan untuk mengobati beberapa penyakit.
Bahkan, para peneliti percaya terapi ini bisa membantu mengobati lebih banyak penyakit serius suatu saat nanti, seperti penyakit Alzheimer hingga kelumpuhan.
Tipe-tipe sel punca

Terdapat beberapa jenis sel induk tergantung pada sumbernya. Berikut adalah jenis-jenis atau tipe sel punca yang dimaksud.
1. Sel punca embrionik
Sel induk ini berasal dari embrio, yaitu sel zigot yang sudah berkembang dan membelah yang memiliki usia sekitar 3-5 hari (atau disebut blastocyst).
Biasanya, sel ini didapatkan dari proses bayi tabung yang disumbangkan untuk tujuan penelitian, bukan diambil dari rahim wanita yang telah mengandung embrio.
Sel punca embrionik bersifat pluripoten. Artinya, sel ini dapat membelah menjadi lebih banyak sel atau dapat berkembang menjadi sel apapun yang ada di tubuh.
Berkat kemampuannya tersebut, sel induk ini mungkin dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan dan organ tubuh yang rusak.
Meski begitu, para peneliti masih terus mencoba memahami bagaimana sel-sel ini berkembang untuk mulai menggunakannya dalam prosedur transplantasi.
2. Sel punca dewasa
Sesuai namanya, sel induk ini ditemukan di sebagian besar jaringan dewasa, seperti sumsum tulang, otak, atau lemak.
Namun, hanya ada sedikit sel induk dalam jaringan tersebut. Kemampuannya pun lebih terbatas dibandingkan dengan sel punca embrionik.
Sel induk ini cenderung hanya menghasilkan jenis sel tertentu, seperti sel induk di sumsum tulang hanya dapat menghasilkan sel darah.
Meski begitu, suatu penelitian menunjukkan bahwa jenis sel induk ini mungkin bisa membuat berbagai jenis sel.
Ini dilakukan dengan mengubah jenis sel dewasa menjadi seperti sel induk embrionik di dalam laboratorium (induced pluripotent stem cells). Namun, hal tersebut masih terus dikembangkan.
3. Sel punca tali pusar
Jenis sel ini diambil dari darah tali pusar dan plasenta bayi yang baru lahir yang kemudian langsung disimpan di dalam bank sel induk untuk digunakan pada kemudian hari.
Sel punca ini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi sel khusus. Itulah mengapa jenis sel ini dapat membantu pengobatan kanker darah dan kelainan darah pada anak.
Selain itu, Mayo Clinic menyebut, para peneliti pun telah menemukan sel punca dalam air ketuban, yaitu cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim.
Para peneliti telah mengidentifikasi sel induk ini dalam sampel cairan ketuban yang diambil dari wanita hamil melalui prosedur amniosentesis.
Apa kegunaan dari sel punca?
Meski begitu, sejauh ini, terapi menggunakan sel punca baru dilakukan dalam transplantasi sumsum tulang.
Dalam prosedur ini, sel induk digunakan untuk mengganti sel yang rusak akibat kemoterapi atau penyakit tertentu, terutama yang berkaitan dengan kelainan darah.
Pengobatan tersebut pun menggunakan jenis sel punca dewasa atau yang berasal dari darah tali pusar.
Sementara penggunaan sel induk untuk pengobatan penyakit lainnya masih dalam tahap pengujian.
Kontroversi pengobatan penyakit kronis dengan sel punca

Di sisi lain, penggunaan sel induk embrionik pun masih belum terbukti efektif bila digunakan dalam transplantasi.
Para peneliti tidak yakin apakah sel induk embrionik akan berdiferensiasi menjadi tipe sel spesifik yang diinginkan.
Sel ini pun dikhawatirkan dapat memicu respons imun di mana tubuh pasien menyerang sel induk yang diterima karena dianggap sebagai benda asing.
Meski demikian, para peneliti masih terus mempelajari penggunaan sel induk embrionik ini. Sel induk ini pun hanya boleh digunakan jika embrio yang ada sudah tak lagi dibutuhkan.
[embed-health-tool-bmi]