backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Disartria, Kerusakan Saraf yang Membuat Kesulitan Bicara

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2022

    Disartria, Kerusakan Saraf yang Membuat Kesulitan Bicara

    Hati-hati jika Anda atau kerabat Anda mengalami kesulitan dalam berbicara secara tiba-tiba. Kemungkinan, Anda atau orang tersebut mengidap disartria (dysarthria) yang terjadi akibat kerusakan otak atau saraf. Memangnya, apa itu dysarthria? Baca penjelasan lengkapnya pada artikel berikut.

    Apa itu disartria?

    Disartria (dysarthria) adalah kelainan sistem saraf yang menimbulkan gangguan bicara. Kelainan ini terjadi ketika kerusakan pada saraf memengaruhi otot yang Anda gunakan untuk bicara.

    Akibat kerusakan saraf tersebut, otot-otot yang seharusnya dipakai untuk bicara menjadi lemah, rusak, atau sulit Anda kendalikan.

    Alhasil, Anda bisa mengalami kesulitan bicara dan membentuk kata-kata. Hal ini membuat orang lain kesulitan memahami apa yang Anda katakan.

    Bahkan, masalah bicara juga bisa mengganggu pekerjaan, sekolah, atau interaksi sosial, hingga menimbulkan depresi pada penderitanya.

    American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) menyebutkan bahwa gangguan ini bisa terjadi dengan masalah bicara dan bahasa lainnya.

    Anda mungkin kesulitan menyampaikan pesan dari otak ke otot yang membuatnya bergerak (apraksia).

    Namun, Anda juga bisa mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain katakan atau yang Anda katakan kepada orang lain (afasia).

    Apa saja gejala dan tanda-tanda dari disartria?

    terapi kognitif untuk lansia

    Tanda-tanda dan gejala dari kondisi ini bisa berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi yang menyebabkannya.

    Berikut adalah beberapa gejala yang sering terjadi pada penderita kelainan ini.

    • Cadel, suara sengau, atau bicara terengah-engah.
    • Suara serak.
    • Tidak mampu bicara dengan suara keras.
    • Ritme bicara yang tidak teratur.
    • Sulit menggerakkan lidah, bibir, atau otot-otot wajah.
    • Sulit menelan (disfagia), yang menyebabkan air liur keluar secara terus menerus.
    • Bicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
    • Bicara dengan nada monoton.
    • Ucapannya tidak jelas, seperti sedang menggumam atau bicara terputus-putus.

    Apa penyebab dari disartria?

    Kondisi ini terjadi karena ada kerusakan pada saraf atau otak yang memengaruhi otot untuk bicara.

    Otot-otot ini berada pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan (kotak suara atau laring), serta yang membantu Anda untuk bernapas.

    Kerusakan saraf dan otak ini bisa muncul saat seseorang lahir atau di kemudian hari. Adapun penyebab kerusakannya bisa beragam.

    Berikut adalah beberapa penyebab dari disartria:

    Selain kondisi-kondisi medis tersebut efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat penenang dan obat antikejang, juga bisa menyebabkan dysarthria.

    Jenis-jenis disartria berdasarkan penyebabnya

    Kelainan ini memiliki beberapa jenis, tergantung pada bagian otak dan saraf yang mengalami kerusakan. Berikut adalah berbagai jenis disartria.

    • Flaccid dysarthria. Ini terjadi karena ada kerusakan pada saraf kranial dan/atau pada batang otak dan otak tengah.
    • Spastic dysarthria. Ini terjadi karena kerusakan pada area motorik di korteks serebral di kedua sisi otak, baik otak kiri dan kanan.
    • Ataxic dysarthria. Ini terjadi akibat kerusakan pada jalur yang menghubungkan otak kecil dengan area otak lainnya.
    • Hypokinetic dysarthriaa. Ini terkait dengan gangguan pada sirkuit kontrol ganglia basal. Penyakit Parkinson sering menyebabkan jenis ini.
    • Hyperkinetic dysarthria. Sama seperti hipokinetik, jenis ini juga terjadi karena kerusakan pada ganglia basal otak.
    • Mixed dysarthria. Seperti namanya, ini merupakan kombinasi dari berbagai jenis, seperti spastik-ataksik atau flaksid-spastik.
    • Unilateral upper motor neuron. Ini terkait dengan gangguan unilateral pada sistem saraf motorik atas.

    Pada beberapa kasus, penyebab kondisi ini bisa tidak sesuai dengan jenis-jenis tersebut. Ini seringkali disebut dengan undetermined dysarthria.

    Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

    gangguan mental pada lansia

    Dokter akan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik guna memastikan gejala yang Anda alami terkait dengan disartria.

    Selain itu, ahli patologi wicara-bahasa juga akan melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keparahannya.

    Selama melakukan penilaian, ahli patologi wicara-bahasa mungkin akan meminta Anda untuk melakukan beberapa hal, seperti:

    • meniup lilin,
    • menghitung,
    • mengulang kata dan kalimat,
    • menyanyi,
    • mengeluarkan lidah,
    • menggigit bibir bawah,
    • membuat suara yang berbeda,
    • berbicara tentang topik yang Anda tahu, atau
    • membaca.

    Di samping penilaian tersebut, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan medis lainnya untuk mengetahui penyebab dari dysarthria yang Anda alami.

    Pemeriksaan medis ini meliputi:

    Bagaimana cara mengobati disartria?

    Pengobatan untuk disartria bisa berbeda pada setiap orang, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya.

    Seseorang yang mengalami kondisi ini akibat efek samping obat-obatan mungkin perlu menghentikan konsumsi obat atau meminta dokter untuk mengganti obat tersebut.

    Namun, jika kondisi ini terjadi akibat penyakit saraf atau otak tertentu, dokter akan membuat perencanaan pengobatan untuk mengatasi masalah tersebut.

    Selain mengatasi penyebabnya, dokter juga mungkin akan meminta Anda untuk menjalani terapi wicara-bahasa.

    Terapi ini dapat membantu meningkatkan kemampuan bicara serta menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi.

    Bukan hanya untuk Anda, terapi ini juga bisa membantu keluarga Anda untuk beradaptasi dengan situasi baru yang terjadi.

    Berikut adalah beberapa hal yang akan terapis ajarkan dalam terapi wicara-bahasa.

    • Latihan untuk memperkuat otot mulut.
    • Cara memperlambat bicara.
    • Memberikan strategi untuk berbicara lebih keras, seperti menggunakan lebih banyak napas.
    • Gerakan mengunyah dan menelan dengan aman.
    • Menggerakkan bibir dan lidah.
    • Cara bicara yang lebih terdengar jelas.
    • Teknik komunikasi yang berbeda, seperti dengan gerak tubuh, tulisan, atau komputer.

    Tips berkomunikasi untuk penderita disartria

    Penderita kondisi ini pasti sulit ketika berkomunikasi dengan orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa mencoba tips berikut.

    • Bicaralah dengan pelan dan berjeda.
    • Tanyakan pada lawan bicara apakah ia paham dengan yang Anda katakan.
    • Gunakan kalimat yang pendek. Kalimat panjang bisa membuat Anda lelah dan orang lain sulit memahami perkataan Anda.
    • Menuliskan pesan di kertas atau mengetik via ponsel.
    • Menggunakan foto atau gambar, sehingga Anda tidak perlu mengatakan semuanya.
    • Mulailah dengan memberitahu topik yang akan Anda bicarakan.

    Semoga informasi di atas membantu mengelola kondisi bila Anda memiliki disartria maupun jika ada orang terdekat dengan kondisi ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan