Dokter umumnya dapat mendiagnosis afasia dengan memberikan tes atau observasi untuk menilai kemampuan komunikasi dan bahasa seseorang.
Tes ini biasanya melibatkan latihan sederhana, seperti meminta seseorang untuk menyebutkan benda-benda di dalam ruangan, mengulang kata dan kalimat, menjawab beberapa pertanyaan tentang sesuatu yang dibaca atau didengar, serta membaca dan menulis.
Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis serta meminta Anda untuk melakukan tes pencitraan, seperti MRI atau CT scan.
Tes-tes tersebut dapat membantu dokter menemukan kerusakan pada otak yang menjadi penyebab dari gangguan komunikasi ini.
Apa saja pilihan pengobatan untuk afasia?
Seseorang yang mengalami afasia sangat ringan dan dengan kerusakan otak yang kecil umumnya tidak membutuhkan pengobatan.
Namun, pada penderita gangguan komunikasi yang cukup parah, ada beberapa cara pengobatan yang umum dokter rekomendasikan. Berikut adalah beberapa prosedur medis untuk mengobati afasia.
Jenis pengobatan ini bertujuan untuk membantu memulihkan kemampuan komunikasi Anda serta menemukan cara atau metode komunikasi alternatif.
Anda mungkin akan menerima terapi secara individu atau kelompok, tergantung kebutuhan. Penggunaan komputer untuk terapi pun mungkin bermanfaat untuk mempelajari kata dan bunyi kata.
Obat-obatan untuk meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan kemampuan pemulihan otak, atau menggantikan bahan kimia otak yang habis (neurotransmitter), mungkin bisa bermanfaat untuk mengatasi kondisi ini. Sebagai contoh memantine (Namenda) dan piracetam.
Meski demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas obat tersebut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar