Hati-hati jika Anda atau kerabat Anda mengalami kesulitan dalam berbicara secara tiba-tiba. Kemungkinan, Anda atau orang tersebut mengidap disartria (dysarthria) yang terjadi akibat kerusakan otak atau saraf. Memangnya, apa itu dysarthria? Baca penjelasan lengkapnya pada artikel berikut.
Apa itu disartria?
Disartria (dysarthria) adalah kelainan sistem saraf yang menimbulkan gangguan bicara. Kelainan ini terjadi ketika kerusakan pada saraf memengaruhi otot yang Anda gunakan untuk bicara.
Akibat kerusakan saraf tersebut, otot-otot yang seharusnya dipakai untuk bicara menjadi lemah, rusak, atau sulit Anda kendalikan.
Alhasil, Anda bisa mengalami kesulitan bicara dan membentuk kata-kata. Hal ini membuat orang lain kesulitan memahami apa yang Anda katakan.
Bahkan, masalah bicara juga bisa mengganggu pekerjaan, sekolah, atau interaksi sosial, hingga menimbulkan depresi pada penderitanya.
American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) menyebutkan bahwa gangguan ini bisa terjadi dengan masalah bicara dan bahasa lainnya.
Anda mungkin kesulitan menyampaikan pesan dari otak ke otot yang membuatnya bergerak (apraksia).
Namun, Anda juga bisa mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain katakan atau yang Anda katakan kepada orang lain (afasia).
Apa saja gejala dan tanda-tanda dari disartria?
Tanda-tanda dan gejala dari kondisi ini bisa berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi yang menyebabkannya.
Berikut adalah beberapa gejala yang sering terjadi pada penderita kelainan ini.
- Cadel, suara sengau, atau bicara terengah-engah.
- Suara serak.
- Tidak mampu bicara dengan suara keras.
- Ritme bicara yang tidak teratur.
- Sulit menggerakkan lidah, bibir, atau otot-otot wajah.
- Sulit menelan (disfagia), yang menyebabkan air liur keluar secara terus menerus.
- Bicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
- Bicara dengan nada monoton.
- Ucapannya tidak jelas, seperti sedang menggumam atau bicara terputus-putus.
Apa penyebab dari disartria?
Kondisi ini terjadi karena ada kerusakan pada saraf atau otak yang memengaruhi otot untuk bicara.
Otot-otot ini berada pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan (kotak suara atau laring), serta yang membantu Anda untuk bernapas.
Kerusakan saraf dan otak ini bisa muncul saat seseorang lahir atau di kemudian hari. Adapun penyebab kerusakannya bisa beragam.
Berikut adalah beberapa penyebab dari disartria:
- cerebral palsy,
- cedera otak,
- cedera atau trauma kepala berat,
- stroke,
- tumor otak,
- penyakit Parkinson,
- multiple sclerosis,
- sindrom Guillain-Barre,
- penyakit Huntington,
- penyakit Lyme,
- distrofi otot,
- myasthenia gravis,
- penyakit Wilson, dan
- amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
Selain kondisi-kondisi medis tersebut efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat penenang dan obat antikejang, juga bisa menyebabkan dysarthria.
Jenis-jenis disartria berdasarkan penyebabnya
Kelainan ini memiliki beberapa jenis, tergantung pada bagian otak dan saraf yang mengalami kerusakan. Berikut adalah berbagai jenis disartria.
- Flaccid dysarthria. Ini terjadi karena ada kerusakan pada saraf kranial dan/atau pada batang otak dan otak tengah.
- Spastic dysarthria. Ini terjadi karena kerusakan pada area motorik di korteks serebral di kedua sisi otak, baik otak kiri dan kanan.
- Ataxic dysarthria. Ini terjadi akibat kerusakan pada jalur yang menghubungkan otak kecil dengan area otak lainnya.
- Hypokinetic dysarthriaa. Ini terkait dengan gangguan pada sirkuit kontrol ganglia basal. Penyakit Parkinson sering menyebabkan jenis ini.
- Hyperkinetic dysarthria. Sama seperti hipokinetik, jenis ini juga terjadi karena kerusakan pada ganglia basal otak.
- Mixed dysarthria. Seperti namanya, ini merupakan kombinasi dari berbagai jenis, seperti spastik-ataksik atau flaksid-spastik.
- Unilateral upper motor neuron. Ini terkait dengan gangguan unilateral pada sistem saraf motorik atas.
Pada beberapa kasus, penyebab kondisi ini bisa tidak sesuai dengan jenis-jenis tersebut. Ini seringkali disebut dengan undetermined dysarthria.
Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?
Dokter akan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik guna memastikan gejala yang Anda alami terkait dengan disartria.
Selain itu, ahli patologi wicara-bahasa juga akan melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keparahannya.
Selama melakukan penilaian, ahli patologi wicara-bahasa mungkin akan meminta Anda untuk melakukan beberapa hal, seperti:
- meniup lilin,
- menghitung,
- mengulang kata dan kalimat,
- menyanyi,
- mengeluarkan lidah,
- menggigit bibir bawah,
- membuat suara yang berbeda,
- berbicara tentang topik yang Anda tahu, atau
- membaca.
Di samping penilaian tersebut, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan medis lainnya untuk mengetahui penyebab dari dysarthria yang Anda alami.
Pemeriksaan medis ini meliputi:
- MRI atau CT scan kepala,
- elektromiografi (EMG),
- elektroensefalografi (EEG),
- tes darah,
- tes urine,
- lumbal pungsi, atau
- biopsi otak (jika ditemukan tumor otak).