backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Memahami Migrain Aura, Saat Sakit Kepala Disertai Gangguan Sensorik

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    Memahami Migrain Aura, Saat Sakit Kepala Disertai Gangguan Sensorik

    Pernahkah Anda mengalami sakit kepala yang tak tertahankan disertai dengan gangguan penglihatan? Bila ya, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, ini bisa menjadi tanda dari migrain aura yang bisa kambuh pada suatu waktu. Memangnya, apa penyebab penyakit ini dan bagaimana mengatasinya? Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai jenis migrain ini, berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

    Apa itu migrain aura?

    Migrain aura adalah jenis sakit kepala migrain yang ditandai dengan aura sebelum serangan migrain terjadi. Aura itu sendiri adalah serangkaian gangguan sensorik.

    Ini bisa berupa kilatan cahaya, lampu berkedip, titik terang, bintik hitam, atau perubahan penglihatan lainnya, kesemutan di bagian tubuh tertentu, atau ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.

    Melansir American Migraine Foundation, aura tidak memengaruhi setiap orang yang memiliki riwayat migrain. Ini hanya terjadi pada 25-30% penderita migrain.

    Gangguan sensorik ini pun tidak terjadi pada setiap serangan migrain.

    Apa gejala migrain aura?

    uremia

    Gejala migrain aura bisa berupa gangguan visual sementara dan gangguan sensorik lainnya sebelum serangan migrain terjadi.

    Serangan migrain itu sendiri umumnya berupa sakit kepala yang hebat, mual, serta kepekaan terhadap cahaya dan suara.

    Biasanya, gangguan visual dan sensorik bisa berlangsung selama 5-60 menit sebelum serangan migrain terjadi.

    Namun, pada beberapa orang, aura bisa muncul tanpa ada serangan sakit kepala, terutama pada orang berusia 50 tahun ke atas.

    Lebih jelasnya, berikut adalah beberapa gejala aura yang terkait dengan gangguan visual sementara yang biasanya muncul sebelum serangan migrain.

    • Bintik-bintik hitam.
    • Garis zigzag yang muncul secara bertahap melintasi penglihatan Anda.
    • Bintik terang, lampu berkedip, atau seperti bintang yang berkilauan.
    • Kilatan cahaya.
    • Perubahan penglihatan atau kehilangan penglihatan sementara.

    Sementara itu, berikut adalah gejala aura yang terkait dengan gangguan sensorik lainnya yang terkadang muncul sebelum serangan migrain.

    • Mati rasa atau kesemutan di satu sisi tubuh, seperti tangan atau wajah yang menyebar secara bertahap ke sepanjang anggota badan.
    • Kelemahan otot.
    • Merasa pusing atau kehilangan keseimbangan.
    • Sulit bicara atau tidak dapat menghasilkan kata-kata yang tepat atau jelas.

    Apa penyebab dari jenis migrain ini?

    Para peneliti menemukan bukti bahwa migrain aura terjadi karena gelombang listrik atau kimia yang melintasi otak.

    Hal ini menyebabkan perubahan sementara pada zat kimia, saraf, dan aliran darah di otak yang memengaruhi cara kerja otak sehingga menimbulkan gejala, seperti rasa nyeri.

    Adapun bagian otak tempat gelombang listrik atau kimia menyebar menentukan jenis gejala yang Anda alami.

    Meski demikian, para peneliti tidak memahami secara pasti apa penyebab munculnya gelombang listrik atau kimia ini pada penderita migrain aura.

    Namun, faktor keluarga dengan riwayat migrain tampaknya berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

    Selain itu, beberapa faktor pun disebut dapat memicu serangan migrain, seperti stres, cahaya terang, terlalu banyak atau sedikit tidur, makan makanan tertentu, serta menstruasi.

    Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?

    tumpr hipofisis

    Dokter mendiagnosis migrain aura berdasarkan gejala, riwayat medis Anda dan keluarga, serta pemeriksaan fisik.

    Dokter pun mungkin akan meminta Anda menjalani serangkaian tes guna memastikan gejala yang Anda alami tidak terkait dengan penyakit lainnya, misalnya stroke ringan bila aura muncul tanpa sakit kepala.

    Berikut adalah beberapa tes pemeriksaan yang mungkin dokter lakukan untuk memastikan diagnosis jenis migrain ini.

    • MRI, untuk memeriksa organ dalam Anda, termasuk otak.
    • CT scan kepala, untuk mendapat gambaran jelas mengenai kondisi otak Anda.
    • Pemeriksaan mata menyeluruh, untuk membantu menyingkirkan masalah mata yang mungkin menyebabkan gejala terkait visual.

    Selain tes-tes tersebut, Anda pun mungkin perlu menjalani pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan lainnya untuk menyingkirkan gangguan saraf dan otak tertentu yang juga mungkin bisa menimbulkan gejala.

    Bagaimana cara mengobati migrain aura?

    Pengobatan untuk migrain aura sama dengan jenis migrain lainnya. Pengobatan yang dokter berikan bertujuan untuk meredakan gejala serta mencegah serangan migrain terjadi.

    Untuk meredakan gejala, dokter bisa memberikan obat-obatan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan Anda. Obat-obatan ini paling baik Anda konsumsi segera setelah gejala aura muncul.

    Adapun berikut adalah obat-obatan untuk meredakan sakit kepala dan gejala migrain lain yang mungkin dokter berikan.

  • Pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, atau obat migrain yang merupakan kombinasi dari kafein, aspirin, dan acetaminophen.
  • Triptan, seperti sumatriptan atau rizatriptan.
  • Dihydroergotamine, tersedia dalam bentuk semprot hidung atau injeksi.
  • Lasmiditan, tablet oral terbaru untuk mengobati migrain aura dan tanpa aura.
  • Obat golongan calcitonin gene-related peptide (CGRP) antagonists, untuk menghilangkan sakit kepala dan gejala migrain lainnya, seperti mual dan kepekaan terhadap cahaya dan suara.
  • Opioid, untuk penderita migrain yang tidak dapat mengonsumsi obat migrain lainnya.
  • Obat antimual, untuk membantu mengatasi gejala migrain yang disertai dengan mual dan muntah.
  • Selain untuk meredakan gejala, Anda mungkin perlu minum obat untuk mencegah migrain.

    Ini termasuk obat  penurun tekanan darah (beta blocker atau calcium channel blocker), antidepresan trisiklik, atau obat antikejang.

    Adapun obat ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi serangan migrain (dengan atau tanpa aura), tingkat keparahan serangannya, serta lamanya serangan terjadi.

    Selain obat-obatan, perubahan gaya hidup serta mengontrol stres juga dapat membantu mengurangi gejala.

    Misalnya dengan menghindari alkohol, tidur yang cukup, perbanyak minum air putih, atau melakukan teknik relaksasi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan