Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang memengaruhi saluran pernapasan. Penyakit ini menyebabkan kesulitan bernapas, batuk-batuk, dan mengi pada pengidapnya. Simak informasi berikut ini untuk mengetahui gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Apa itu asma?
Asma adalah penyakit pernapasan kronis akibat peradangan dalam saluran udara atau bronkus. Peradangan itu akhirnya membuat saluran pernapasan bengkak dan sangat sensitif.
Akibatnya, saluran pernapasan akan menyempit sehingga aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas.
Peradangan juga merangsang sel-sel pada saluran pernapasan untuk memproduksi lebih banyak lendir. Lendir ini bisa mempersempit saluran napas dan menyulitkan Anda untuk bernapas lega.
Tergantung faktor pemicunya, penyakit asma dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, seperti dikutip dari American Lung Association berikut ini.
- Asma akibat olahraga (exercise-induced asthma).
- Asma malam hari (nighttime asthma).
- Asma akibat kerja (occupational asthma).
- Asma batuk (cough-variant asthma).
- Asma alergi (allergic asthma).
Salah satu mitos tentang asma yang dipercaya banyak orang adalah bahwa penyakit ini dapat disembuhkan. Sayangnya, hal ini tidak tepat.
Penyakit pernapasan ini tidak dapat sembuh total. Meski begitu, jika Anda tidak merasakan gejalanya sesering dulu, tandanya Anda mampu mengendalikan penyakit ini dengan baik.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asma diperkirakan memengaruhi lebih dari 262 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019. Ini merupakan penyakit pernapasan tidak menular yang bisa terjadi pada segala usia, tetapi lebih sering menyerang anak-anak. Tanda dan gejala asma
Saat Anda mengalami serangan asma, gejala yang muncul sangatlah beragam. Setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda, baik dari tingkat keparahan, durasi serangan, maupun frekuensinya.
Anda mungkin “kumat” setelah lama tidak mengalaminya, lalu tiba-tiba jadi “rutin” mengalami serangan asma.
Sementara itu, orang lain bisa saja mengalami gejalanya setiap hari, atau hanya malam hari, atau mungkin juga hanya setelah beraktivitas.
Beberapa gejala penyakit asma yang paling umum antara lain:
- dada terasa sesak atau tertekan,
- batuk (terutama pada malam hari),
- napas bunyi atau mengi, dan
- sesak napas.
Selain empat gejala umum di atas, gejala lainnya yang mungkin muncul antara lain:
- badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga,
- suara sengau,
- menghela napas terus-terusan, dan
- rasa gelisah yang tidak biasa.
Apabila Anda merasa mengalami salah satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab asma
Para ahli belum mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab asma. Namun, penyakit ini biasanya kambuh ketika seseorang terpapar oleh pemicunya.
Berikut ini adalah beberapa hal atau kondisi yang mungkin dapat menjadi penyebabnya.
- Menjadi perokok aktif maupun perokok pasif.
- Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek, influenza, atau pneumonia.
- Alergi terhadap makanan, serbuk sari, jamur, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan.
- Paparan zat-zat yang ada di udara, seperti polusi udara, asap kimia, atau racun.
- Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, berangin, dan panas yang didukung dengan kualitas udara yang buruk, serta perubahan suhu secara drastis.
- Mengonsumsi obat-obatan, seperti asam asetilsalisilat (Aspirin) dan beta-blocker.
- Makanan atau minuman yang mengandung pengawet.
- Mengalami stres dan kecemasan berat.
- Bernyanyi, tertawa, atau menangis yang terlalu berlebihan.
- Paparan parfum dan wewangian.
- Memiliki riwayat penyakit refluks asam lambung (GERD).
Faktor risiko asma
Penyakit ini bisa menyerang semua orang pada usia berapa pun. Memang, kebanyakan kasus sudah diketahui sejak seseorang masih bayi atau kanak-kanak.
Akan tetapi, sekitar 25% pengidap asma bronkial baru pertama kali terkena serangan saat dewasa.
Menurut WHO, penyakit peradangan pada saluran pernapasan ini banyak dialami oleh anak-anak karena beberapa hal berikut ini.
- Orangtua memiliki riwayatnya.
- Memiliki infeksi pernapasan, misalnya pneumonia dan bronkitis.
- Memiliki alergi atopik tertentu, misalnya alergi makanan atau eksim.
- Lahir dengan berat badan rendah.
- Kelahiran prematur.
Komplikasi asma
Jika tidak dikendalikan dengan baik, peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan dapat memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Begitu pula bila pengobatannya tidak tepat, penyakit pernapasan kronis atau yang terjadi dalam jangka panjang ini bisa berdampak langsung pada fungsi tubuh Anda.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi asma yang mungkin bisa Anda alami.
- Pneumonia.
- Kerusakan paru-paru sebagian atau keseluruhan.
- Kegagalan pernapasan, yakni saat kadar oksigen dalam aliran darah sangat rendah atau kadar karbon dioksida sangat tinggi,
- Status asmatikus, yakni serangan asma berat yang tidak merespons pengobatan.
Diagnosis asma
Saat melakukan diagnosis asma, dokter akan menanyakan riwayat medis Anda pribadi dan keluarga serta gejala yang Anda rasakan, termasuk sejak kapan atau seberapa sering gejalanya muncul.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan pernapasan dan mencari tanda-tanda alergi atau penyakit pernapasan lain yang mungkin Anda alami.
Dokter juga akan melakukan tes spirometri untuk memeriksa kinerja paru-paru Anda. Tes ini mengukur seberapa cepat dan banyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan.
Bila diperlukan, dokter juga dapat menggunakan tes-tes di bawah ini untuk mendiagnosis asma.
- Tes alergi untuk mengetahui alergen (pemicu alergi) yang memengaruhi kemunculan gejala asma.
- Tes bronkus untuk mengukur sensitivitas/kepekaan saluran pernapasan.
- Rontgen dada atau tes EKG (elektrokardiogram) yang dapat memperlihatkan benda asing di dalam saluran pernapasan atau penyakit lainnya yang menyebabkan gejala.
- Pemeriksaan untuk mengetahui kondisi lain yang memiliki gejala sejenis, misalnya refluks asam lambung, kelainan pita suara, atau sleep apnea.
Pengobatan asma
Penyakit asma tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, pengobatan asma dapat mengurangi tingkat keparahan gejala dan mencegah kekambuhan.
Metode penanganan yang tepat harus dibicarakan dengan cermat antara Anda dengan dokter. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang umumnya perlu Anda lakukan.
1. Obat kontrol jangka panjang
Apabila kondisi yang Anda alami termasuk kronis atau persisten ringan hingga berat, pengobatan yang cocok untuk Anda adalah terapi jangka panjang.
Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk mengendalikan keparahan gejala dan mencegah kekambuhan penyakit ini secara berkelanjutan.
2. Obat kontrol jangka pendek
Pengobatan jangka pendek bertujuan untuk meredakan serangan akut. Fungsi obat ini yakni untuk meringankan gejala yang baru muncul dan kambuh sewaktu-waktu.
Perlu diingat bahwa obat ini tidak boleh digunakan lebih dari dua minggu. Apabila Anda perlu memakai obat-obatan ini lebih dari dua minggu, konsultasikanlah dengan dokter.
Dokter akan membuat perubahan rencana aksi asma yang disesuaikan dengan kondisi Anda.
Pencegahan asma
Meski tidak bisa disembuhkan, serangan penyakit ini dapat Anda cegah supaya tidak kambuh. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah asma kambuh.
1. Buat rencana aksi asma
Setiap pasien dianjurkan untuk menentukan rencana perawatan bersama dengan dokter yang disebut rencana aksi asma (asthma action plan).
Dokter membantu menentukan tipe obat dan perawatan sesuai dengan kondisi Anda. Pastikan Anda mengikuti rencana tersebut agar kambuhnya gejala dapat dicegah.
2. Hindari faktor pemicunya
Seseorang akan mengalami serangan gejala bila terpapar pemicunya. Oleh karena itu, kenali ha apa saja yang dapat memicu kekambuhan gejala Anda.
Beberapa faktor pemicu yang paling umum adalah paparan zat iritan dari asap rokok, polusi udara, stres, bahan kimia dalam produk rumah tangga, serta bulu binatang dan serbuk sari.
3. Rutin cek fungsi paru-paru
Rutin mengecek fungsi paru-paru dengan peak flow meter bisa membantu mencegah kekambuhan penyakit asma.
Peak flow meter bertujuan untuk mengukur jumlah aliran udara dalam napas pasien sehingga memudahkan penanganan sebelum gejalanya memburuk.
Selain itu, alat ini juga membantu mengenali pemicu asma sehingga Anda bisa menghindarinya.
4. Minum obat sesuai anjuran dokter
Saat gejala asma muncul, segera minum obat dan hentikan aktivitas. Jika gejala yang Anda alami tidak juga membaik, jangan ragu untuk segera periksa dengan dokter.
Jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter meski Anda merasa sudah lebih baik.
Pastikan Anda selalu membawa obat asma ke mana pun Anda pergi dan setiap kali berkonsultasi ke dokter. Hal ini memudahkan dokter untuk melihat efek pengobatan yang sedang Anda jalani.
5. Vaksin flu
Kekambuhan gejala bisa dipicu oleh batuk berkepanjangan akibat flu. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan vaksin flu agar Anda tidak rentan terhadap penyakit infeksi ini.
Namun, sebelum menerima vaksinasi, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.
Kesimpulan
- Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang terjadi akibat peradangan pada saluran udara atau bronkus.
- Gejala umum dari asma antara lain sesak napas, batuk, dada terasa berat, dan mengi.
- Meski penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, gangguan pernapasan ini umumnya dipicu oleh faktor lingkungan, alergi, infeksi saluran napas, hingga genetik.
- Penanganan asma melibatkan konsumsi obat-obatan, identifikasi pemicu, pembuatan rencana aksi asma, dan vaksinasi flu.