Tidak cuma debu dan asap, ternyata ada banyak hal yang bisa memicu gejala asma seperti berikut ini.
- Serbuk sari, tungau, jamur, bulu hewan peliharaan, atau partikel kotoran dari kecoa.
- Ketika terserang flu.
- Melakukan aktivitas fisik yang cukup berat.
- Udara dingin.
- Stres dan merasakan emosi yang kuat.
- GERD (penyakit refluks gastroesofageal) yang kambuh.
- Obat-obatan seperti beta-blocker, aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
- Sulit atau pengawet yang ditambahkan pada makanan atau minuman.
Jika dilihat dari pemicunya ini, tentu mempertegas teori bahwa asma bukan penyakit menular sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk berinteraksi dengan orang -orang yang mengidap penyakit ini.
Lantas, adakah cara untuk mencegah asma?

Meski tidak menular, tidak berarti penyakit asma bisa dicegah. Penyebab asma tidak diketahui secara pasti, sehingga tidak ada cara yang 100% dapat mencegah perkembangan penyakit asma. Sebab tindakan pencegahan biasanya disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Nah, hal ini pula yang menyebabkan seseorang bisa mengalami asma di masa kanak-kanak, atau penyakit tersebut baru muncul di usia dewasa.
Selain tidak adanya tindakan pencegahan, penyakit asma juga tidak bisa disembuhkan. Itu artinya, seseorang yang mengidap penyakit ini akan memilikinya seumur hidup. Sebagian pengidapnya mungkin hanya merasakan gejala asma ringan, sisanya mengalami gejala parah yang yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Walaupun begitu, penderitanya jangan sampai berkecil hati, karena banyak pengobatan asma yang bisa mengurangi frekuensi kemunculan gejala dan keparahannya. Mulai dari minum obat asma hingga menjalani prosedur termoplasti bronkial.
Pada prosedur medis tersebut, dokter akan memanaskan bagian dalam saluran udara di paru-paru dengan elektroda. Panas tersebut dapat mengurangi otot di sekitar saluran pernapasan menegang sehingga dapat mengurangi serangan asma. Terapi ini umumnya dilakukan selama tiga kali kunjungan rawat jalan.
Kabar baiknya, kekambuhan asma bisa dicegah dengan mengikuti pengobatan secara rutin sesuai rekomendasi dokter, menghindari pemicu, dan menjalani vaksin flu atau pneumonia.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar