backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Alergi hingga Stres, Ini 13 Penyebab Asma di Sekitar Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Alergi hingga Stres, Ini 13 Penyebab Asma di Sekitar Anda

    Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Banyaknya kasus ini tentu tidak terlepas dari beragamnya penyebab dan pemicu asma.

    Meski sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan asma, dengan mengetahui penyebabnya, Anda bisa berupaya untuk menghindarinya sekaligus mencegah timbulnya komplikasi asma.

    Apa saja penyebab asma?

    Penyebab asma adalah peradangan dan peningkatan sensitivitas pada saluran pernapasan. Ketika terjadi serangan asma, saluran pernapasan Anda bereaksi terhadap pemicu seperti debu, stres, dan asap.

    Kondisi tersebut akan meningkatkan produksi lendir sekaligus mempersempit saluran pernapasan yang akhirnya membuat seseorang susah bernapas.

    Setiap orang bisa mengalami asma karena pemicu yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penyebab munculnya asma yang paling umum.

    1. Alergi

    bahaya bulu kucing

    Salah satu penyebab umum dari asma adalah peradangan pada hidung yang disebabkan oleh alergi. Peradangan pada lapisan dalam hidung ini membuat sistem imun melepaskan histamin.

    Sebagai respons dari pembentukan histamin, tubuh akan mengeluarkan berbagai gejala, seperti bersin tanpa henti, mata berair, hingga sesak napas.

    Alergi bisa dipicu oleh berbagai alergen, seperti bulu binatang, tungau, serbuk sari, hingga kecoa. Anak-anak yang di rumahnya banyak ditemukan kecoa memiliki risiko lebih besar untuk mengidap asma.

    Sementara itu, makanan yang bisa memicu asma karena bersifat alergen di antaranya adalah susu sapi, telur, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, kedelai, dan buah tertentu.

    2. Olahraga

    Ketika berolahraga atau melakukan aktivitas berat seperti naik tangga, tanpa sadar Anda mungkin bernapas melalui mulut.

    Cara bernapas itu bisa menjadi penyebab asma karena udara yang masuk tidak tersaring oleh rambut halus pada rongga hidung.

    Selain udara yang lebih kotor, cara bernapas ini akan menghasilkan udara yang lebih kering. Alhasil, saluran pernapasan lebih rentan teriritasi dan meradang.

    Salah satu cara untuk menurunkan risiko asma saat olahraga adalah dengan melakukan pemanasan. Bagi pengidap asma, menghirup inhaler sebelum berolahraga juga bisa dilakukan.

    3. Batuk

    Bagi seorang pengidap asma, batuk bisa memperparah peradangan pada saluran udara.

    Batuk sebagai respons tubuh untuk mengeluarkan benda asing pada saluran pernapasan juga bisa memicu peradangan. Maka, kedua hal ini saling berkaitan.

    Selain batuk kronis itu sendiri, batuk yang menjadi penyebab asma juga bisa dipicu kondisi lain seperti flu, bronkitis, sinusitis, PPOK, hingga refluks asam lambung.

    Melansir dari laman ACAAI Public Website, batuk kronis yang terjadi bersama dengan asma umumnya tidak dapat disembuhkan dengan obat batuk yang dijual bebas. Perawatan ini umumnya membutuhkan obat resep dari dokter.

    4. Asma nokturnal

    Sesuai namanya, asma nokturnal terjadi pada malam hari, tepatnya di tengah waktu tidur. Penyebabnya beragam, mulai dari:

    • keberadaan alergen yang terhirup saat tidur,
    • suhu udara yang terlalu kering,
    • posisi tidur yang salah,
    • gangguan tidur seperti sleep apnea,
    • hingga produksi hormon tertentu.

    Selain itu, asma nokturnal juga bisa terjadi karena suhu tubuh yang menurun ketika Anda tidur pada malam hari.

    Ketika suhu tubuh menurun, otot saluran pernapasan akan menegang sehingga terjadi bronkospasme (penyempitan cabang saluran pernapasan) yang memicu asma.

    5. Obat-obatan tertentu

    Penyebab penyakit asma selanjutnya yang kerap tidak disadari adalah penggunan obat-obatan.

    Salah satu jenis obat yang bisa menyebabkan asma pada beberapa orang adalah obat antinyeri nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen.

    Aspirin akan merangsang pelepasan leukotrien, yakni salah satu zat yang dilepaskan tubuh ketika terpapar pemicu alergi. Hal tersebut bisa memicu peradangan pada saluran pernapasan.

    Selain itu, beberapa obat yang berbentuk aerosol juga bisa memicu penyempitan saluran udara sekaligus reaksi hipersensitivitas pada saluran pernapasan.

    6. Asma okupasi

    Jika Anda kerap terserang asma di tempat kerja, mungkin Anda mengidap asma okupasi.

    Jenis pekerjaan tertentu diketahui memang bisa menimbulkan gejala asma, mulai dari hidung tersumbat, pilek, mata berair, hingga sesak napas.

    Beberapa kelompok yang rentan mengalami asma okupasi yaitu pekerja konstruksi, peternak hewan, perawat, tukang kayu, laborat, dan pekerja yang kesehariannya terpapar polusi udara.

    7. GERD

    Gastroesophageal reflux disease atau GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan karena otot katup lambung tidak bisa menutup rapat.

    GERD yang terjadi secara terus-menerus bisa menyebabkan iritasi dan peradangan pada bronkus sehingga memicu timbulnya serangan asma.

    Mayo Clinic juga menyebutkan bahwa kenaikan asam lambung bisa menyebabkan gejala asma memburuk, begitu pun sebaliknya.

    Salah satu cara mengenali asma yang disebabkan oleh GERD adalah ketika gejala asma memburuk setelah makan besar.

    8. Stres dan emosi yang kuat

    Tahukah Anda bahwa Anda bisa mengalami asma karena stres? Ini lantaran emosi yang kuat saat stres membuat otot menegang dan meningkatkan laju pernapasan.

    Sebagai akibatnya, Anda akan mengalami gejala khas asma, yaitu napas yang memberat.

    Bukan hanya stres, situs Asthma and Allergy foundation of America juga menyebutkan bahwa emosi yang kuat, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan, juga bisa menjadi pemicu munculnya asma secara tiba-tiba.

    9. Perubahan hormon

    Kasus asma pada perempuan diketahui 20% lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ini diduga berkaitan dengan perubahan hormon yang lebih banyak ditemui pada perempuan.

    Kehamilan merupakan satu dari beberapa kondisi ketika perempuan mengalami perubahan hormon sehingga lebih rentan terkena asma.

    Selain itu, wanita yang menggunakan hormon estrogen setelah menopause juga diketahui mengalami hal yang sama.

    Namun, perubahan hormon karena penggunaan pil KB diketahui tidak berpengaruh pada risiko perempuan untuk terkena asma.

    10. Polusi udara

    Memakai masker agar terhindar dampak dari polusi udara

    Asap pabrik, kendaraan, rokok, dan polusi udara lainnya juga bisa menjadi penyebab penyakit asma.

    Partikel kecil dan bahan kimia yang ada pada polusi udara akan merangsang peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan.

    Selain itu, polusi udara juga bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh. Saat kekebalan tubuh memburuk, saluran pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap berbagai alergen.

    Selain berhenti merokok, salah satu cara mencegah asma kambuh saat berada di lingkungan berpolusi adalah dengan menggunakan masker.

    Tahukah Anda?

    Berjalan selama dua jam di jalanan padat kendaraan setiap harinya dapat meningkatkan risiko peradangan pada saluran pernapasan.

    11. Obesitas

    Seseorang dengan berat badan berlebih juga diketahui lebih berisiko mengalami asma. Ini terjadi karena hormon adipokin yang berasal dari jaringan lemak bisa memicu peradangan pada saluran pernapasan.

    Pemicu asma lainnya pada orang obesitas adalah kapasitas paru-paru yang lebih kecil. Alhasil, mereka akan lebih mudah sesak napas saat mengerjakan sesuatu yang terasa ringan bagi orang dengan tubuh lebih ramping.

    Pengidap asma karena obesitas umumnya juga membutuhkan pengobatan yang lebih intens.

    Laman Asthma + Lung menyebut bahwa teofilin yang biasa diberikan kepada pasien asma mungkin tidak bekerja optimal pada pasien asma dengan obesitas.

    12. Cuaca

    Faktanya, beberapa orang bisa hanya mengalami asma pada cuaca tertentu. Sebagai contoh, pada musim hujan, jamur akan lebih banyak tumbuh.

    Spora jamur yang terhirup dan masuk ke saluran pernapasan bisa menimbulkan gejala asma.

    Sementara itu, pada cuaca yang terlalu panas, udara bisa menjadi lebih kering sehingga saluran pernapasan mudah teriritasi.

    Selain itu, perubahan cuaca yang tidak menentu juga bisa meningkatkan risiko asma kambuh dengan gejala seperti batuk, sesak napas, hingga mata berair.

    13. Zat tambahan dalam makanan

    Jika Anda memiliki asma, usahakan hindari beberapa bahan kimia pada makanan berikut ini untuk mencegah asma semakin memburuk.

    • Bahan pengawet seperti sulfit.
    • Penyedap rasa seperti monosodium glutamat (MSG).
    • Bahan pewarna seperti tartrazin.
    • Salisilat yang ada pada kopi, kecap, madu, hingga saus tomat.

    Faktor risiko asma

    Setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa, memang sama-sama bisa mengidap asma. Namun, beberapa kondisi berikut bisa membuat seseorang lebih berisiko mengalaminya.

    • Memiliki infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek, flu, atau pneumonia.
    • Memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa (genetik).
    • Alergi terhadap makanan atau kondisi tertentu.
    • Lahir dengan berat badan rendah.
    • Lahir prematur.

    Dengan berbagai penyebab dan faktor risiko yang ada, setiap orang mungkin perlu menjalani pengobatan asma yang berbeda.

    Dokter perlu mendiagnosis asma Anda dengan tepat. Dengan demikian, Anda pun bisa menghindari pemicunya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan