Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah adalah kondisi neurologis yang menyebabkan orang memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki mereka. Biasanya hal ini dilakukan karena rasa tidak nyaman pada kaki.
Dengan menggerak-gerakkan kaki, Anda dapat mengurangi perasaan tidak nyaman untuk sementara. Umumnya, restless leg syndrome terjadi pada malam hari saat Anda tidur atau saat Anda mencoba untuk melakukan relaksasi.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, sindrom ini dapat menyebabkan gangguan tidur. Alhasil, Anda akan kurang tidur hingga sering merasa ngantuk pada siang hari.
Kondisi umum ini mempengaruhi 10% dari populasi dunia. RLS juga dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung lebih sering terjadi pada wanita dan sering terjadi pada orang berusia setengah baya atau lebih tua.
Sebenarnya, tanda dan gejala utama dari RLS adalah keinginan untuk menggerak-gerakkan kaki. Namun, ada gejala lain yang biasanya menyertai kondisi tersebut. Gejala tersebut adalah sensasi tak nyaman yang muncul pada kaki bagian bawah.
Gejala penyerta dari sindrom ini susah dijelaskan, tetapi rasanya seperti sakit berdenyut-denyut, seperti sedang ditarik, gatal, dan seperti ada sesuatu yang merayap pada kaki Anda. Sensasi tersebut juga bisa terasa pada area tangan, dada, atau kepala.
Meski sensasi tersebut sering menyerang salah satu sisi tubuh, Anda mungkin saja merasakannya pada kedua sisi tubuh. Bahkan, kemunculannya bisa terjadi secara bergantian. Jika hari ini terasa pada sisi kanan, bisa saja besok terasa pada sisi kiri.
Gejala dari RLS akan semakin parah pada malam hari, tetapi akan benar-benar hilang keesokan paginya. Hal ini membantu Anda untuk lebih nyaman pada pagi harinya. Namun, akibat dari kondisi ini, Anda memiliki kecenderungan untuk sulit tidur nyenyak pada malam hari.
Frekuensi dari kemunculan gejala RLS ini bergantung pada tingkat keparahan kondisi yang Anda alami. Semakin parah, gejala akan semakin sering muncul. Jika sudah demikian, kondisi ini akan semakin mengganggu jam tidur dan Anda menjadi tidak bisa produktif pada siang harinya.
Anda harus menghubungi dokter apabila:
Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter. Masing-masing tubuh bekerja secara berbeda. Baiknya, Anda mendiskusikan solusi terbaik untuk situasi ini dengan dokter.
Penyebab utama dari kondisi ini masih belum dapat diketahui secara pasti. Meski demikian, RLS memiliki komponen genetik yang berarti mungkin saja terjadi secara turun-temurun dalam keluarga. Tak hanya itu, kadar zat besi yang terlalu rendah pada otak juga bisa memicu RLS.
Para ahli juga menduga bahwa RLS berkaitan dengan disfungsi salah satu bagian otak yang bertugas untuk mengontrol pergerakan menggunakan zat kimia pada otak, dopamin. Otak membutuhkan dopamin untuk memproduksi aktivitas dan pergerakan otot.
Jika terdapat gangguan area otak tersebut dengan frekuensi yang cukup sering, RLS bisa terjadi. Penderita penyakit Parkinson, penyakit yang juga menimbulkan adanya gangguan pada dopamin pada area otak tersebut juga memiliki risiko tinggi mengalami RLS.
Selain itu, restless legs syndrome (RLS) juga berkaitan dengan beberapa kondisi berikut ini.
Gangguan tidur, termasuk sleep apnea dapat memperparah gejala yang muncul pada beberapa orang tertentu. Dengan mengatasi gejala-gejala tersebut, kondisi Anda mungkin akan lebih baik.
Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya restless legs syndrome:
Risiko Anda mengalami RLS akan semakin besar jika mengalami kondisi ini. Pasalnya, neuropati perifer menyebabkan kerusakan saraf pada tangan dan kaki yang terjadi karena kecanduan alkohol atau diabetes.
Ternyata, kurang asupan zat besi pada tubuh tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga berpotensi menyebabkan RLS. Jika pernah mengalami pendarahan pada perut, menstruasi yang berlangsung lama, atau berkali-kali mendonorkan darah, Anda perlu waspada.
Mengapa? Ternyata kondisi tersebut bisa menyebabkan tubuh kekurangan zat besi. Alhasil, Anda akan mengalami defisiensi besi yang meningkatkan potensi untuk mengalami restless legs syndrome.
Gagal ginjal adalah kondisi yang dapat memicu defisiensi zat besi dan anemia. Hal ini terjadi karena ginjal yang tidak bekerja dengan baik dapat mengurangi jumlah zat besi yang terdapat dalam darah.
Kondisi ini, dan berbagai perubahan yang memengaruhi zat kimia pada tubuh dapat menyebabkan atau memperparah RLS.
Luka yang terdapat pada sumsum tulang belakang akibat cedera sering dikaitkan dengan RLS. Selain itu, risiko RLS juga akan semakin meningkat jika Anda pernah melakukan suntik anestesi pada sumsum tulang belakang.
Tidak adanya faktor-faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat terkena RLS. Faktor-faktor ini hanya referensi, dan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Sayangnya, tidak ada tes yang secara khusus tersedia untuk mendiagnosis restless legs syndrome. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis berdasarkan gejala yang Anda rasakan.
Selain itu, riwayat kesehatan, tes fisik, dan tes darah akan dilakukan untuk mengantisipasi masalah kesehatan lainnya. Dokter mungkin juga akan melakukan penelitian untuk mencari tahu apakah Anda mengalami gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea.
Saat melakukan diagnosis, dokter mungkin juga akan bertanya mengenai riwayat kesehatan keluarga. Pada saat itu, dokter juga akan menanyakan apakah ada gangguan tidur yang Anda alami, seperti insomnia, yang mungkin memengaruhi aktivitas dan produktivitas harian.
Menurut Mayo Clinic, Anda bisa mengatasi kondisi ini menggunakan obat-obatan. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa Anda lakukan:
Obat-obatan seperti ropinirole, rotigotine, dan pramipeksol adalah beberapa jenis obat yang dapat membantu meningkatkan dopamin pada otak. Meski begitu, Anda tetap perlu memerhatikan efek samping jangka pendek yang mungkin muncul.
Biasanya, obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping seperti mual, kepala terasa ringan, dan kelelahan. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari.
Anda bisa mengonsumsi gabapentin, gabapentin enakarbil, dan pregabalin untuk mengatasi RLS. Obat-obatan ini termasuk ke dalam obat yang dapat memengaruhi kadar calcium channel dalam tubuh.
Obat-obatan yang tergolong ke dalam narkotika seperti opioid dapat membantu meredakan gejala dari kondisi ini. Namun, mengonsumsinya dalam dosis tinggi dapat menyebabkan Anda kecanduan. Oleh sebab itu, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Perpaduan antara obat relaksan otot dan obat tidur dapat membantu Anda untuk tidur nyenyak pada malam hari. Meski begitu, obat-obatan ini mungkin tidak akan mengatsi sensasi yang muncul pada kaki dan berpotensi membuat Anda mengantuk walau siang hari.
Jenis obat yang satu ini biasanya menjadi alternatif terakhir saat obat-obatan lain tidak bisa membantu Anda mengatasi kondisi yang sedang dialami.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi restless legs syndrome:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar