backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Neuropati Perifer

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/10/2023

Neuropati Perifer

Sistem saraf tepi termasuk salah satu bagian penting yang ada di dalam tubuh. Namun, saat mengalami neuropati perifer, bagian saraf ini dapat terasa nyeri yang disertai dengan beberapa gejala lainnya. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan pengobatan yang sesuai dengan masing-masing penyebabnya.

Apa itu neuropati perifer?

Neuropati diabetik

Neuropati perifer, atau dikenal juga sebagai peripheral neuropathy, adalah istilah yang merujuk kepada kerusakan pada saraf tepi yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang. 

Kondisi ini sering kali menyebabkan kelemahan, mati rasa, dan timbul rasa sakit di area tangan, kaki, dan berbagai area lainnya pada tubuh.

Biasanya, orang yang memiliki masalah pada sistem saraf tepi akan merasakan sakit seperti terbakar atau tersengat.

Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan bisa berkurang, terutama jika disebabkan oleh kondisi yang bisa diatasi dengan pengobatan.

Tahukah Anda?

Ada sekitar 1,6% hingga 8,2% populasi yang mengalami neuropati perifer. Penyakit saraf ini sering terjadi pada pasien diabetes.

Jenis-jenis neuropati perifer

Sebenarnya, terdapat lebih dari 100 jenis neuropati perifer yang ditemukan. Masing-masing jenisnya memiliki gejala yang berbeda.

Biasanya, gejala neuropati perifer yang muncul sesuai dengan jenis saraf yang mengalami kerusakan. Berikut adalah beberapa jenis neuropati perifer yang mungkin terjadi.

1. Neuropati motorik

Saraf motorik merupakan saraf yang mengatur pergerakan seluruh otot di dalam tubuh yang digerakkan secara sadar, seperti otot yang digunakan untuk berjalan, meraih benda, atau berbicara.

Neuropati motorik dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, kesulitan bergerak, atau gangguan dalam pengendalian otot.

2. Neuropati sensorik

Saraf sensorik berfungsi untuk mengirimkan informasi sensorik, seperti sentuhan, rasa, nyeri, dan suhu dari kulit, otot, dan organ tubuh ke otak.

Gangguan ini dapat mengganggu persepsi sensorik dan menyebabkan berbagai gejala sensorik.

3. Neuropati otonom

Saraf otonom mengontrol organ-organ tubuh yang mengatur aktivitas secara tidak sadar, misalnya bernapas, mencerna makanan, tekanan darah, detak jantung, buang air kecil, serta menjalankan fungsi hati dan fungsi kelenjar.

Gangguan pada sistem saraf otonom dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh dan menyebabkan berbagai gejala yang berkaitan dengan organ internal dan sistem tubuh.

4. Mononeuropati

Mononeuropati adalah jenis neuropati perifer yang terjadi ketika hanya satu saraf perifer atau kelompok saraf perifer yang terpengaruh.

Ini berbeda dengan polineuropati, yaitu ketika beberapa saraf perifer terkena dampaknya.

Mononeuropati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera fisik, tekanan berlebihan pada saraf, peradangan, atau kompresi saraf.

Sebagian besar jenis neuropati dapat menyerang beberapa jenis saraf secara bersamaan dengan tingkat keparahan yang berbeda, tapi jenis neuropati lainnya hanya menyerang satu hingga dua jenis saraf.

Dokter biasanya menggunakan istilah neuropati motorik dominan, neuropati sensorik dominan, neuropati sensori-motorik, atau neuropati otonom untuk menjelaskan berbagai kondisi yang berbeda-beda.

Tanda dan gejala neuropati perifer

perawatan saraf kejepit lutut

Setiap saraf di sistem saraf perifer memiliki fungsi tertentu, sehingga gejala yang muncul juga tergantung pada jenis saraf yang terkena dampak.

Gejala dari neuropati perifer umumnya meliputi berikut ini.

  • Kelemahan otot.
  • Sensasi terbakar pada tangan atau kaki yang bisa menyebar hingga ke lengan dan betis.
  • Rasa sakit yang terasa seperti terbakar.
  • Lebih sensitif terhadap sentuhan.
  • Rasa sakit yang muncul saat melakukan aktivitas yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
  • Kehilangan koordinasi dan rentan jatuh.
  • Kelumpuhan.

Sementara itu, jika saraf otonom yang mengalami kerusakan, Anda mungkin juga akan merasakan gejala lain, di antaranya sebagai berikut.

  • Tidak bisa tahan terhadap suhu atau udara yang panas.
  • Tidak bisa berkeringat atau keringat berlebih.
  • Susah buang air atau mencerna makanan.
  • Perubahan pada tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kepala terasa ringan seperti melayang.

Kapan harus ke dokter?

Sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda merasa gejala memburuk atau tidak membaik setelah menjalani pengobatan, atau bila gejala baru muncul.

Penyebab neuropati perifer

Sistem saraf tepi berfungsi mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh area lain pada tubuh.

Begitupun sebaliknya, saraf tepi juga mengirimkan informasi sensorik menuju ke sistem saraf pusat.

Neuropati perifer merupakan kerusakan saraf tepi yang bisa disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan, di antaranya sebagai berikut. 

1. Diabetes

Penyebab paling umum dari gangguan saraf tepi yang satu ini adalah diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Kondisi ini disebut polineuropati diabetik.

Jeni neuropati perifer ini mungkin terjadi karena kadar glukosa yang terlalu tinggi di dalam darah merusak pembuluh darah yang menyuplai darah pada sistem saraf.

Diabetesi lebih berisiko terhadap polineuropati apabila kadar gula darahnya tidak terkontrol atau memiliki faktor pendukung lain, seperti kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol dan berusia lebih dari 40 tahun.

2. Cedera fisik (trauma)

Cedera fisik dapat menyebabkan cedera pada saraf. Sebagai contoh, cedera karena kecelakaan, jatuh, olahraga, dan berbagai prosedur medis yang dapat meregangkan, menghancurkan, atau menekan saraf.

Bahkan, trauma yang tidak terlalu parah pun bisa menyebabkan kerusakan saraf yang cukup serius. Patah tulang atau terkilir juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf di sekitarnya.

3. Masalah autoimun

Gangguan dan infeksi autoimun juga dapat menyebabkan neuropati perifer, contohnya sindrom Guillain-Barre, lupus, rematik, dan sindrom Sjogren.

Sementara itu, infeksi seperti cacar air, HIV, herpes, sifilis, penyakit Lyme, leprosi, virus Epstein-Barr, dan hepatitis C juga dapat menyebabkan neuropati.

4. Gangguan pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah atau kelainan darah dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen untuk saraf perifer dan berujung pada kerusakan jaringan saraf.

Oleh karena itu, diabetes, kebiasaan merokok, dan penyempitan pembuluh darah yang terjadi karena tekanan darah tinggi atau aterosklerosis dapat menyebabkan neuropati perifer.

Pasalnya, dinding pembuluh darah yang menebal dan luka dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf.

5. Tumor

Tumor, baik yang dapat menyebabkan kanker maupun tidak, dapat terbentuk pada sistem saraf atau menekan saraf di sekitarnya sehingga bisa menjadi penyebab neuropati perifer.

Sindrom paraneoplastik, atau masalah kesehatan degeneratif yang terjadi karena respons sistem imun tubuh terhadap kanker, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf di berbagai area tubuh.

6. Ketidakseimbangan hormon

Hormon yang tidak seimbang dapat mengganggu proses metabolisme secara normal.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan pembengkakan pada jaringan yang dapat menekan saraf tepi, sehingga menyebabkan neuropati perifer.

7. Gangguan ginjal dan hati

Gangguan ginjal dan hati dapat menyebabkan peningkatan jumlah zat beracun di dalam darah yang dapat memicu kerusakan jaringan saraf.

Sebagian besar orang yang menjalani dialisis karena gagal ginjal mengalami berbagai jenis polineuropati.

8. Penggunaan obat kemoterapi

Obat kemoterapi tertentu untuk mengatasi kanker dapat menyebabkan polineuropati pada 30—40% penggunanya.

Sayangnya, neuropati perifer yang terjadi akibat penggunaan obat-obatan kemoterapi bisa berlangsung untuk waktu yang lama, meski Anda sudah tidak menjalani kemoterapi lagi.

Tak hanya itu, terapi radiasi juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, tapi baru akan terjadi setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menjalani radiasi.

9. Kecanduan alkohol

Bagi Anda yang kecanduan alkohol, risiko untuk mengalami gangguan saraf tepi akan meningkat. Pasalnya, alkohol dapat menyebabkan neuropati dalam dua cara.

Pertama, alkohol secara langsung meracuni saraf. Lalu, kecanduan alkohol membuat orang cenderung memiliki gaya hidup yang buruk.

Hal ini menyebabkan kurangnya asupan nutrisi sehingga mengakibatkan defisiensi vitamin B dan nutrisi lain yang penting bagi fungsi saraf.

Faktor-faktor risiko neuropati perifer

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko kerusakan saraf, termasuk neuropati perifer, seperti berikut ini. 

  • Diabetes, khususnya jika kontrol gula darah buruk.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Infeksi seperti penyakit Lyme, cacar, virus infeksi Epstein-Barr, hepatitis C dan HIV.
  • Kekurangan vitamin, khususnya vitamin B.
  • Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, di mana sistem imun menyerang jaringan dalam tubuh Anda sendiri.
  • Penyakit ginjal, hati, atau kelenjar tiroid.
  • Terpapar racun.
  • Gerakan yang berulang saat melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan.
  • Riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan neuropati.

Diagnosis neuropati perifer

neuroetik adalah

Dokter akan memulai diagnosis berdasarkan catatan medis dan pemeriksaan fisik lengkap untuk memeriksa gejala yang dialami. 

Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes lain untuk memastikan diagnosis dan menemukan penyebabnya, di antaranya sebagai berikut. 

  • MRI atau CT Scan pada otak dan tulang belakang untuk mendeteksi adanya kelainan pada pembuluh darah dan tulang.
  • Pemeriksaan konduksi saraf untuk memeriksa kondisi refleks tendon, kekuatan dan tonus otot, indra peraba, serta koordinasi dan keseimbangan tubuh.
  • Elektromiografi (EMG) dengan mengukur dan merekam aktivitas listrik pada otot untuk mendeteksi kerusakan pada saraf.
  • Biopsi saraf untuk mengetahui penyebab kondisi ini dengan mengambil sampel saraf sensorik.
  • Biopsi kulit untuk melihat kondisi ujung saraf dengan mengambil sampel kulit.
  • Tes darah untuk mendeteksi kadar vitamin rendah, diabetes, tanda peradangan, atau masalah metabolisme. 
  • Pemindaian refleks otonom untuk melihat cara kerja serabut saraf otonom. 
  • Tes keringat untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam menghasilkan keringat. 
  • Tes sensorik untuk memeriksa kemampuan tubuh dalam merasakan sentuhan, getaran, serta hawa panas dan dingin.  

Pengobatan neuropati perifer

Tujuan dari pengobatan neuropati perifer adalah untuk mengatasi penyebab dan meredakan gejalanya.

Pengobatan untuk kondisi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan obat, terapi, hingga pengobatan alternatif, seperti berikut ini.

1. Penggunaan obat-obatan

Obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi gejala yang muncul, yaitu sebagai berikut.

  • Obat pereda rasa sakit, seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs, untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
  • Obat antikejang, seperti gabapentin dan pregabalin, yang digunakan untuk mengatasi nyeri saraf.
  • Obat-obatan topikal, seperti krim capsaicin, yang dapat mengurangi gejala dari neuropati perifer.
  • Antidepresan, seperti amitriptyline, doxepin, dan nortriptyline, yang dapat meredakan rasa sakit.

2. Terapi

Tak hanya obat-obatan, Anda juga bisa mengikuti terapi dan prosedur medis yang dapat menjadi cara mengatasi atau meredakan gejala neuropati perifer, seperti berikut ini.

  • Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dilakukan dengan memasang elektroda pada kulit untuk menghantarkan listrik dengan beragam frekuensi.
  • Plasma exchange and intravenous immune globulin, prosedur yang dapat membantu menekan aktivitas sistem imun.
  • Terapi fisik, khususnya jika Anda memiliki kelemahan otot.
  • Operasi, untuk mengurangi tekanan pada saraf.

3. Pengobatan alternatif

Ada beberapa jenis pengobatan alternatif yang mungkin bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala neuropati perifer, seperti berikut ini.

  • Akupunktur.
  • Obat-obatan herbal, seperti minyak primrose, dapat meredakan neuropati, khususnya pada penderita diabetes. Namun, pastikan penggunaan obat ini sudah atas persetujuan dokter Anda.
  • Asam amino, seperti acetyl-L-carnitine, yang dapat memberikan manfaat pada orang yang menjalani kemoterapi.

Pengobatan di rumah untuk neuropati perifer

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah saran yang bisa Anda ikuti untuk membantu Anda mengelola neuropati perifer. 

  • Jaga kaki Anda, terutama jika Anda mengidap diabetes. Periksa setiap hari untuk lecet, luka, atau kapalan. Kenakan kaus kaki katun  yang lembut, longgar, dan sepatu yang empuk.
  • Berolahraga secara teratur, seperti berjalan tiga kali seminggu, yoga, atau tai chi. Tanyakan kepada dokter Anda tentang olahraga rutin yang bisa Anda lakukan.
  • Berhenti merokok.
  • Makan makanan yang sehat. Konsumsi daging rendah lemak dan produk susu serta perbanyak makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Hindari alkohol yang berlebihan.
  • Jaga berat badan untuk membantu mengurangi risiko perkembangan diabetes.
  • Pantau kadar glukosa darah Anda, jika Anda memiliki diabetes.

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Biasanya, dokter akan membantu Anda untuk lebih paham terhadap kondisi kesehatan sekaligus mencarikan solusi terbaik untuk kesehatan Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/10/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan