backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Neuropati Perifer

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

Neuropati Perifer

Sistem saraf tepi termasuk salah satu bagian penting yang ada di dalam tubuh. Namun, saat mengalami neuropati perifer, bagian saraf ini dapat terasa nyeri yang disertai dengan beberapa gejala lainnya. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan pengobatan yang sesuai dengan masing-masing penyebabnya.     

Apa itu neuropati perifer?

Neuropati diabetik

Neuropati perifer, atau dikenal juga sebagai peripheral neuropathy, adalah istilah yang merujuk kepada kerusakan pada saraf tepi yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang

Kondisi ini sering kali menyebabkan kelemahan, mati rasa, dan timbul rasa sakit pada area tangan, kaki, dan berbagai area lainnya pada tubuh.

Biasanya, orang yang memiliki masalah pada sistem saraf tepi akan merasakan sakit, seperti terbakar atau tersengat.

Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan bisa berkurang, terutama jika disebabkan oleh kondisi yang bisa diatasi dengan pengobatan.

Seberapa umum neuropati perifer?

Ada sekitar 1,6% hingga 8,2% populasi yang mengalami penyakit ini dan sering terjadi pada pasien diabetes.

Hal tersebut dapat dikontrol dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Jenis-jenis neuropati perifer

Sebenarnya, terdapat lebih dari 100 jenis neruopati perifer yang ditemukan. Masing-masing jenisnya memiliki gejala yang berbeda. Biasanya, gejala dari neuropati perifer ditentukan berdasarkan jenis saraf yang mengalami kerusakan.

Berikut adalah saraf tepi beserta fungsinya yang mungkin mengalami kerusakan saat Anda mengalami neuropati perifer.

1. Saraf motorik

Saraf yang mengatur pergerakan seluruh otot di dalam tubuh yang digerakkan secara sadar, seperti otot yang digunakan untuk berjalan kaki, meraih benda, atau berbicara.

2. Saraf sensorik

Saraf sensorik berfungsi untuk mengirimkan informasi seperti perasaan saat mendapatkan sentuhan, merasakan suhu, atau rasa sakit karena mengalami luka.

3. Saraf otonom

Saraf ini mengontrol organ-organ tubuh untuk mengatur aktivitas yang tidak bisa dikontrol secara sadar, misalnya bernapas, mencerna makanan, serta menjalankan fungsi hati dan fungsi kelenjar.

Sebagian besar neuropati dapat menyerang ketiga jenis saraf dengan tingkat keparahan yang berbeda, tapi beberapa jenis lainnya hanya menyerang satu hingga dua jenis saraf saja.

Dokter biasanya menggunakan istilah neuropati motorik dominan, neuropati sensorik dominan, neuropati sensori-motorik, atau neuropati autonom untuk menjelaskan berbagai kondisi yang berbeda-beda.

Tanda dan gejala neuropati perifer

perawatan saraf kejepit lutut

Setiap saraf di sistem perifer memiliki fungsi tertentu, sehingga gejala yang muncul juga tergantung pada jenis saraf yang terkena dampak.

Gejala dari neuropati perifer umumnya meliputi berikut ini.

  • Kelemahan otot.
  • Sensasi terbakar pada tangan atau kaki yang bisa menyebar hingga ke lengan dan betis.
  • Rasa sakit yang terasa seperti terbakar.
  • Lebih sensitif terhadap sentuhan.
  • Rasa sakit yang muncul saat melakukan aktivitas yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
  • Kehilangan koordinasi dan rentan jatuh.
  • Kelumpuhan.

Sementara itu, jika saraf autonom yang mengalami kerusakan, Anda mungkin juga akan merasakan gejala lain, di antaranya sebagai berikut.

  • Tidak bisa tahan terhadap suhu atau udara yang panas.
  • Tidak bisa berkeringat atau keringat berlebih.
  • Susah buang air atau mencerna makanan.
  • Perubahan pada tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kepala terasa ringan seperti melayang.

Kapan sebaiknya saya ke dokter?

Sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda merasakan kondisi berikut ini. 

  • Gejala memburuk atau tidak membaik setelah pengobatan.
  • Gejala baru muncul.

Penyebab neuropati perifer

Sistem saraf tepi berfungsi mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) menuju ke seluruh area lain pada tubuh.

Begitupun sebaliknya, saraf tepi juga mengirimkan informasi sensorik menuju ke sistem saraf pusat.

Neuropati perifer merupakan kerusakan saraf tepi yang bisa disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan, di antaranya sebagai berikut. 

1. Diabetes

Salah satu penyebab utama dari gangguan saraf tepi yang satu ini adalah diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Kondisi ini disebut polineuropati diabetik.

Neuropati perifer mungkin terjadi karena kadar gula darah yang terlalu tinggi di dalam darah merusak pembuluh darah yang menyuplai darah pada sistem saraf.

Semakin lama Anda memiliki diabetes, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami neuropati perifer.

Diabetesi memiliki risiko polineuropati yang lebih tinggi apabila kadar gula darah tidak terkontrol, atau memiliki faktor pendukung lain, seperti memiliki kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol, dan berusia lebih dari 40 tahun.

2. Cedera fisik (trauma)

Selain diabetes, cedera fisik dapat menyebabkan cedera pada saraf. Sebagai contoh, cedera karena kecelakaan kendaraan, jatuh, olahraga, dan berbagai prosedur medis dapat membuat meregangkan, menghancurkan, atau menekan saraf.

Bahkan, trauma yang tidak terlalu parah pun bisa menyebabkan kerusakan saraf yang cukup serius. Tak hanya itu, patah tulang atau terkilir juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf di sekitarnya.

3. Masalah autoimun

Gangguan dan infeksi autoimun juga dapat menyebabkan neuropati perifer, contohnya sindrom Guillain-Barre, lupus, rematik, dan sindrom Sjogren.

Sementara itu, infeksi seperti cacar air, HIV, herpes, sifilis, penyakit Lyme, leprosi, virus Epstein-Barr, dan hepatitis C juga dapat menyebabkan neuropati.

4. Gangguan pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah atau gangguan darah dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen untuk saraf perifer dan berujung pada kerusakan jaringan saraf.

Oleh karena itu, diabetes, kebiasaan merokok, dan penyempitan pembuluh darah yang terjadi karena tekanan darah tinggi atau aterosklerosis dapat menyebabkan neuropati perifer.

Pasalnya, dinding pembuluh darah yang menebal dan luka dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf.

5. Tumor

Tumor, baik yang dapat menyebabkan kanker maupun yang tidak, dapat terbentuk pada sistem saraf atau menekan saraf di sekitarnya sehingga menyebabkan neuropati perifer.

Tak hanya itu, sindrom paraneoplastik, atau masalah kesehatan degeneratif yang terjadi karena respons sistem imun tubuh terhadap kanker, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf di berbagai area tubuh.

6. Ketidakseimbangan hormon

Hormon yang tidak seimbang dapat mengganggu proses metabolisme secara normal.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan pembengkakan pada jaringan yang dapat menekan saraf tepi, sehingga menyebabkan neuropati perifer.

7. Gangguan ginjal dan liver

Gangguan ginjal dan liver dapat menyebabkan peningkatan jumlah zat beracun di dalam darah yang dapat memicu kerusakan jaringan saraf.

Sebagian besar orang yang menjalani dialisis karena gagal ginjal mengalami berbagai jenis polineuropati.

8. Penggunaan obat kemoterapi

Obat-obatan kemoterapi yang biasanya dikonsumsi untuk mengatasi berbagai jenis kanker dapat menyebabkan polineuropati pada 30—40% penggunanya.

Namun, hanya obat-obatan kemoterapi tertentu yang dapat menyebabkan neuropati dan tidak semua orang mendapatkannya.

Sayangnya, neuropati perifer yang terjadi akibat penggunaan obat-obatan kemoterapi bisa berlangsung untuk waktu yang lama, meski Anda sudah tidak menjalani kemoterapi lagi.

Tak hanya itu, terapi radiasi juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, tapi baru akan terjadi setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menjalani radiasi.

9. Kecanduan alkohol

Bagi Anda yang mengalami kecanduan terhadap alkohol, risiko untuk mengalami gangguan saraf tepi akan meningkat. Pasalnya, alkohol dapat menyebabkan neuropati dalam dua cara.

Pertama, alkohol secara langsung meracuni saraf. Lalu, kecanduan alkohol membuat orang cenderung memiliki gaya hidup yang buruk.

Hal ini menyebabkan kurangnya asupan nutrisi sehingga mengakibatkan defisiensi vitamin B dan nutrisi lain yang penting bagi fungsi saraf.

Faktor-faktor risiko neuropati perifer

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko kerusakan saraf, termasuk neuropati perifer, seperti berikut ini. 

  • Diabetes, khususnya jika kontrol gula darah buruk.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Infeksi seperti penyakit Lyme, cacar, virus infeksi Epstein-Barr, hepatitis C dan HIV.
  • Kekurangan vitamin, khususnya vitamin B.
  • Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, di mana sistem imun menyerang jaringan dalam tubuh Anda sendiri.
  • Penyakit ginjal, liver atau kelenjar tiroid.
  • Terpapar racun.
  • Gerakan yang berulang saat melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan.
  • Riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan neuropati.

Diagnosis neuropati perifer

neuroetik adalah

Dokter akan memulai diagnosis berdasarkan catatan medis dan pemeriksaan fisik lengkap untuk memeriksa gejala yang dialami. 

Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes lain untuk memastikan diagnosis dan menemukan penyebabnya, di antaranya sebagai berikut. 

  • Magnetic resonance image (MRI) atau CR Scan pada otak dan tulang belakang untuk mendeteksi adanya kelainan pada pembulih darah dan tulang.
  • Pemeriksaan konduksi saraf untuk memeriksa kondisi refleks tendon, kekuatan dan tonus otot, indra peraba, serta koordinasi dan keseimbangan tubuh.
  • Elektromiografi (EMG) untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik pada otot untuk mendeteksi kerusakan pada saraf.
  • Biopsi saraf untuk mengetahui penyebab neuropati dengan mengambil sampel saraf sensorik.
  • Biopsi kulit untuk melihat kondisi ujung saraf dengan mengambil sampel kulit.
  • Tes darah untuk mendeteksi kadar vitamin rendah, diabetes, tanda peradangan, atau masalah metabolisme. 
  • Pemindaian refleks otonom untuk melihat cara kerja serabut saraf otonom. 
  • Tes keringat untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam menghasilkan keringat. 
  • Tes sensorik untuk memeriksa kemampuan tubuh dalam merasakan sentuhan, getaran serta hawa panas dan dingin.  

Pengobatan neuropati perifer

Tujuan dari pengobatan neuropati perifer adalah untuk mengatasi penyebab dan meredakan gejalanya.

Pengobatan untuk kondisi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan obat, terapi, hingga pengobatan alternatif, seperti berikut ini.

1. Penggunaan obat-obatan

Obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi gejala yang muncul, yaitu sebagai berikut.

  • Obat-obatan pereda rasa sakit, seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs, untuk mengurangi rasa nyeri atau sakit yang dirasakan.
  • Obat antikejang, seperti gabapentin dan pregabalin, yang digunakan untuk mengatasi nyeri saraf.
  • Obat-obatan topikal, seperti krim capsaicin, yang dapat mengurangi gejala dari neuropati perifer.
  • Antidepresan, seperti amitriptyline, doxepin dan nortriptyline, yang dapat meredakan rasa sakit yang dari proses kimia yang terjadi di otak atau sumsum tulang belakang.

2. Terapi

Tak hanya obat-obatan, Anda juga bisa mengikuti terapi dan prosedur medis yang dapat meredakan gejala dari neuropati perifer, seperti berikut ini.

  • Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dilakukan dengan memasang elektroda pada kulit untuk menghantarkan listrik dengan beragam frekuensi, sebaiknya diaplikasikan selama 30 menit setiap hari selama satu bulan.
  • Plasma exchange and intravenous immune globulin, prosedur yang dapat membantu menekan aktivitas sistem imun, sehingga menguntungkan bagi orang yang memiliki peradangan.
  • Terapi fisik, khususnya jika Anda memiliki kelemahan otot.
  • Operasi, jika neuropati yang muncul terjadi karena ada tekanan pada saraf, Anda mungkin membutuhkan operasi untuk mengurangi tekanan pada saraf.

3. Pengobatan alternatif

Ada beberapa jenis pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala neuropati perifer, seperti berikut ini.

  • Akupuntur, yang dilakukan dengan memasukkan jarum tipis pada titik-titik tertentu pada tubuh demi meredakan gejala dari neuropati perifer. Agar ada kemajuan, Anda mungkin harus menjalani sesi akupuntur beberapa kali.
  • Obat-obatan herbal, seperti minyak primrose, dapat meredakan neuropati, khususnya pada penderita diabetes. Namun, pastikan penggunaan obat ini sudah atas persetujuan dokter Anda.
  • Asam amino, seperti acetyl-L-carnitine, yang dapat memberikan manfaat pada orang yang menjalani kemoterapi.

Pengobatan di rumah untuk neuropati perifer

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah saran yang bisa Anda ikuti untuk membantu Anda mengelola neuropati perifer. 

  • Jaga kaki Anda, terutama jika Anda mengidap diabetes. Periksa setiap hari untuk lecet, luka, atau kapalan. Kenakan kaus kaki katun  yang lembut, longgar, dan sepatu yang empuk.
  • Berolahraga. Tanyakan kepada dokter Anda tentang olahraga rutin yang bisa Anda lakukan. Olahraga teratur, seperti berjalan tiga kali seminggu, bisa mengurangi rasa sakit neuropati, meningkatkan kekuatan otot, dan membantu mengendalikan kadar gula darah. Rutinitas ringan seperti yoga dan tai chi mungkin juga membantu.
  • Berhenti merokok. Merokok dapat mempengaruhi sirkulasi, meningkatkan risiko masalah kaki dan komplikasi neuropati lainnya.
  • Makan makanan yang sehat. Makan sehat sangat penting untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan vitamin dan mineral penting. Konsumsi daging rendah lemak dan produk susu dan termasuk banyak buah-buahan, sayuran dan biji-bijian dalam diet Anda.
  • Hindari alkohol yang berlebihan. Alkohol dapat memperburuk neuropati perifer.
  • Jaga berat badan untuk membantu mengurangi risiko perkembangan diabetes. Diabetes lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. 
  • Pantau kadar glukosa darah Anda. Jika Anda memiliki diabetes, pemantauan kadar glukosa darah Anda akan membantu menjaga gula darah Anda di bawah kontrol dan dapat membantu menyembuhkan neuropati Anda.

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter Anda. Biasanya, dokter akan membantu Anda untuk lebih paham terhadap kondisi kesehatan, sekaligus mencarikan solusi terbaik untuk kesehatan Anda. 

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan