Temperatur normal yang dimiliki tubuh adalah sekitar 37° Celsius. Namun, suhu tubuh yang normal bisa berubah secara tiba-tiba karena suatu hal. Nah, bila perubahan suhu ini terjadi secara mendadak dan ekstrem, ada akibat yang bisa terjadi pada kesehatan tubuh Anda.
Apa yang memengaruhi perubahan suhu tubuh?
Banyak hal yang memengaruhi perubahan suhu tubuh manusia. Salah satunya dan yang paling sering berpengaruh adalah lingkungan atau ruangan.
Lingkungan atau ruangan yang bersuhu ekstrem, seperti terlalu dingin atau terlalu panas, dapat mengubah suhu tubuh Anda.
Misalnya, pergi ke luar rumah saat cuaca sedang dingin atau berangin atau berada di dalam ruangan dengan suhu AC yang sangat rendah.
Selain itu, berada di cuaca yang terlalu panas dan terik atau di dalam ruangan yang pengap dan panas tanpa AC juga bisa menyebabkan perubahan suhu ini.
Namun, melansir laman Cleveland Clinic, tubuh yang sehat umumnya cukup baik dalam menjaga suhunya pada tingkat yang nyaman.
Artinya, ketika suhu di luar terlalu dingin atau panas, tubuh bisa beradaptasi. Ini terjadi berkat peran dari bagian otak bernama hipotalamus.
Ketika Anda merasakan suhu luar terlalu dingin, hipotalamus akan memberi sinyal untuk mempertahankan panas dengan mengecilkan pembuluh darah dan menghasilkan panas dengan cara menggigil.
Sementara ketika suhu di luar terlalu panas, hipotalamus akan memberi sinyal kepada tubuh untuk membuat keringat.
Di sisi lain, kondisi lainnya juga bisa menyebabkan perubahan suhu pada tubuh, misalnya aktivitas fisik atau gangguan pada tiroid.
Aktivitas fisik diketahui dapat mengubah suhu tubuh karena proses produksi energi dan pembakaran kalori yang sedang terjadi dalam tubuh.
Adapun hipotiroidisme dapat memperlambat metabolisme sehingga dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh.
Sebaliknya, hipertiroidisme justru dapat meningkatkan suhu tubuh Anda.
Apa efek yang terjadi pada tubuh akibat perubahan suhu tersebut?
Perubahan suhu yang mendadak dan terlalu ekstrem, baik itu dingin atau panas, dapat menimbulkan stres pada tubuh.
Adapun stres akibat paparan suhu ekstrem dapat menyebabkan kulit dan mata kering serta selaput lendir di dalam hidung membengkak.
Akibat kondisi tersebut, seseorang seringkali mengalami mata gatal atau bersin begitu terpapar suhu dingin atau panas secara tiba-tiba.
Selain itu, perubahan suhu yang tiba-tiba dan ekstrem juga bisa memperparah atau memicu gejala pada kondisi medis tertentu, seperti asma, alergi, nyeri sendi, dan migrain.
Misalnya, penderita asma seringkali mengeluhkan batuk, dada sesak, sesak napas, atau mengi saat berada di cuaca yang dingin.
Selain efek pada tubuh yang umum, beberapa masalah kesehatan lainnya juga bisa timbul akibat perubahan suhu. Namun, efek-efek di bawah ini tergantung pada jenis paparan suhunya.
Efek suhu terlalu dingin
Merangkum laman University of Michigan Health, paparan suhu dingin yang ekstrem dan berlangsung lama bisa menimbulkan berbagai kondisi cedera berikut.
- Frostbite, yaitu pembekuan kulit dan jaringan di bawah kulit karena paparan suhu rendah.
- Frostnip, yaitu bentuk cedera akibat suhu dingin yang ringan dan sementara, yang umumnya hanya memengaruhi kulit.
- Cedera dingin yang dapat menyebabkan kulit pucat seperti frostbite, tetapi kulit tidak membeku.
- Sakit mata atau perubahan penglihatan, yang umum terjadi jika Anda memaksa membuka mata pada kondisi angin kencang atau cuaca sangat dingin.
- Hipotermia, yaitu ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Kondisi ini terjadi jika suhu tubuh mencapai 35° C.
Pada kondisi yang parah, hipotermia bisa menyebabkan masalah jantung dan sistem pernapasan, hingga akhirnya berujung kematian.
Efek suhu terlalu panas
Akibat paparan suhu yang terlalu panas dan berlangsung lama, beberapa masalah kesehatan bisa timbul.
Merangkum laman CDC, berikut adalah beberapa efek pada tubuh akibat perubahan suhu yang terlalu panas.
- Heat stroke, yaitu penyakit serius akibat paparan panas yang bisa menyebabkan kematian atau cacat permanen jika penanganan darurat tidak diberikan.
- Heat exhaustion, yaitu respon tubuh terhadap kehilangan air dan garam yang berlebihan, yang umumnya melalui keringat yang berlebihan.
- Rhabdomyolysis, yaitu kondisi yang timbul akibat stres terhadap panas dan menimbulkan kerusakan atau kematian otot.
- Kram panas atau heat cramps, yaitu kram otot yang timbul karena rendahnya kadar garam pada otot akibat keringat yang berlebihan.
- Heat rush atau ruam panas, yaitu iritasi kulit yang terjadi karena keringat berlebih akibat cuaca panas dan lembab.
Jadi, sudah jelas jika perubahan suhu yang mendadak dan terlalu ekstrem bisa mengganggu kesehatan Anda.
Untuk mencegahnya, sebaiknya Anda tidak langsung ke luar rumah saat cuaca panas jika baru saja berada di ruangan ber-AC.
Anda juga bisa langsung berada di ruangan ber-AC suhu rendah setelah berpanas-panasan terik matahari di luar.
Lebih baik, naikkan suhu atau matikan AC terlebih dahulu sebelum Anda keluar rumah pada cuaca panas. Jangan pula langsung berada di ruangan ber-AC suhu rendah setelah beraktivitas di luar rumah pada cuaca panas.
Gunakan pula baju penghangat saat cuaca sedang dingin di luar, serta minum air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi saat cuaca sedang panas.
[embed-health-tool-bmi]