Saat berolahraga berat di bawah terik matahari, Anda perlu lebih berhati-hati dengan risiko heat exhaustion. Seperti apa gejalanya dan bagaimana cara penanganannya? Simak ulasannya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Saat berolahraga berat di bawah terik matahari, Anda perlu lebih berhati-hati dengan risiko heat exhaustion. Seperti apa gejalanya dan bagaimana cara penanganannya? Simak ulasannya berikut ini.
Heat exhaustion adalah kelelahan yang muncul setelah tubuh terkena suhu tinggi. Kondisi ini sering terjadi bersamaan dengan dehidrasi.
Selain akibat paparan suhu tinggi, kondisi ini bisa terjadi ketika Anda melakukan aktivitas fisik berat di tempat dengan kelembapan tinggi.
Terdapat dua jenis heat exhaustion, yakni kelelahan akibat kehilangan air dan kehilangan garam.
Walau heat exhaustion tidak seserius heat stroke, kondisi ini tidak dapat Anda anggap ringan.
Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini mungkin berkembang jadi heat stroke yang dapat merusak otak dan organ vital, bahkan menyebabkan kematian.
Heat exhaustion sangat umum ditemui dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun.
Berolahraga atau aktivitas berat dalam cuaca panas bisa memicu timbulnya gejala yang dapat berkembang perlahan atau muncul tiba-tiba.
Dikutip dari Cleveland Clinic, Anda biasanya akan merasakan biang keringat (heat rash) atau kram panas (heat cramps) sebelum mengalami heat exhaustion.
Sejumlah gejala heat exhaustion yang mungkin terjadi, meliputi:
Mungkin ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Jika Anda mengalami heat exhaustion, segera beristirahat, pindah ke tempat yang lebih sejuk, dan pulihkan dehidrasi dengan minum air dingin atau minuman olahraga.
Segera cari bantuan medis bila gejala tidak membaik dalam satu jam atau mengalami gejala sebagai berikut.
Dalam cuaca panas, tubuh Anda mendinginkan diri dengan berkeringat. Penguapan keringat inilah yang akan menjaga suhu tubuh tetap normal.
Namun, saat berolahraga berat pada cuaca yang panas dan lembap, tubuh Anda tidak dapat melakukan kemampuan ini secara efisien.
Akibatnya, Anda dapat mengalami kram panas atau heat cramps, yakni jenis paling ringan dari gangguan yang terkait dengan panas tubuh.
Selain cuaca panas dan aktivitas berat, ada sejumlah penyebab lainnya dari heat exhaustion.
Kondisi ini terbilang umum dan dapat terjadi pada siapa pun. Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena kelelahan akibat suhu panas.
Bayi dan anak-anak di bawah 4 tahun serta lansia di atas 65 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan heat exhaustion.
Kemampuan tubuh mengatur suhu tidak terbentuk sempurna pada anak-anak, sedangkan hal ini akan menurun seiring dengan penyakit, obat-obatan, atau faktor lainnya pada lansia.
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk tetap terhidrasi dan merespons untuk mendinginkan diri dalam cuaca panas.
Obat-obatan tersebut, meliputi obat tekanan darah tinggi dan jantung (beta blocker, diuretik), obat alergi (antihistamin), atau obat antipsikotik.
Selain itu, beberapa obat terlarang, seperti kokain dan amfetamin, dapat meningkatkan temperatur pusat pada tubuh Anda.
Kondisi berat badan berlebih dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu yang juga dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak panas.
Obesitas yang tidak segera ditangani juga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes.
Jika tidak terbiasa dengan panas, Anda lebih rentan terhadap penyakit yang terkait dengan panas, seperti heat exhaustion.
Bepergian ke daerah dengan iklim yang panas atau tinggal di area yang mengalami gelombang panas dapat berisiko terhadap gangguan terkait panas.
Hal ini terjadi karena tubuh Anda tidak bisa menyesuaikan perubahan suhu secara mendadak.
Indeks panas adalah nilai suhu yang menunjukkan bagaimana suhu luar ruangan dan kelembapan mempengaruhi tubuh Anda.
Jika kelembapan tinggi, keringat tidak mudah menguap dan tubuh sulit untuk mendinginkan diri sehingga membuat Anda rentan terhadap heat exhaustion dan heat stroke.
Umumnya, bila indeks panas mencapai 33 ºC atau lebih tinggi, Anda harus lebih berhati-hati terhadap risiko kelelahan akibat suhu panas.
Dokter akan mendiagnosis heat exhaustion melalui pemeriksaan fisik, seperti mengukur suhu tubuh dan menanyakan aktivitas terakhir Anda.
Apabila dokter menduga telah terjadi heat stroke, Anda mungkin akan memerlukan pemeriksaan tambahan berikut ini.
Apabila kondisi Anda tidak membaik dalam satu jam atau setelah melakukan perawatan sendiri, segera cari pertolongan medis.
Anda bisa mendapatkan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi. Dokter mungkin meminta Anda berendam air dingin dan memakai kompres es untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
Selain itu, dokter bisa memberikan obat khusus bila Anda sampai mengalami kejang akibat heat exhaustion.
Dokter dapat meresepkan obat pelemas otot, seperti benzodiazepin untuk mengurangi kejang yang membuat pengobatan kurang efektif.
Dalam kebanyakan kasus, Anda bisa mengobati heat exhaustion tanpa bantuan tenaga medis. Berikut ini adalah penanganan mandiri yang dapat Anda lakukan.
Meski terlihat berbahaya, heat exhaustion sebenarnya dapat Anda cegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi saat beraktivitas dalam cuaca panas.
Pastikan untuk selalu memperhatikan kondisi tubuh. Bila merasa haus atau lemah, artinya Anda harus segera minum cairan dan beristirahat.
Jika ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar